3. Bertengkar

143 140 90
                                    

Q N A SEBELUM MEMBACA!

1).KELAS BERAPA?

2).TAHUN PALING BERKESAN?

3).HITAM/PUTIH?

S.E.L.A.M.A.T.M.E.M.B.A.C.A❤

***

Lelaki itu memarkiran motor sport hitam kesayangannya di garasi rumah yang bisa dibilang cukup luas. Rumah mewah yang berdominan cat berwarna putih itu memberikan kesan yang sangat elegan.

Arselo membuka pintu rumahnya, sepi tak ada siapapun di dalam rumahnya. Jika ada pun mungkin itu adalah asisten rumah yang berada di ruang belakang.

Lelaki itu berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua, lalu membuka pintu kamarnya. Kamar yang berdominan cat berwarna hitam itu, memberikan kesan tersendiri bagi seorang Arselo.

Membanting tubuhnya ke atas kasur empuk, sungguh malam ini adalah malam yang sangat melelahkan.

Lelaki itu memandang dirinya di kamera handphone miliknya, disana dia bisa melihat banyak sekali luka babak belur yang tercipta diwajah tampannya.

"Shhh..." Rintih laki laki itu.

Kini Arselo bangkit lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket, menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya menggunakan air hagat. Sesekali lelaki itu meringis ngilu karena luka di wajahnya.

Tak butuh waktu lama untuk  Arselo menyelesaikan ritual mandinya, setelah selesai dengan ritual mandinya, lelaki itu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk setengah pinggang saja.

Kini Arselo memakai baju kaos pendek berwarna hitam dan balutan celana santai tak lupa menyemprot tubuhnya dengan parfum maskulin.

Arselo menuruni anak tangga satu persatu, langkahnya kini menuju dapur untuk mengambil air es karena tenggorokannya terasa sangat kering.

BRAK

Pintu utama dibuka dengan sedikit dorongan,
Membuat Arselo yang tengah meneguk air es itu seketika tersentak kaget.

"Kamu gak cape tiap hari curigain aku mulu hah?"

"Aku liat dengan kepala mata aku sendiri kamu mesra sama skertaris kamu mas,"

"Aku cuma bekerja profesional, kamu bilang mesra?udahlah aku kerjakan cari uang buat kamu buat anak anak."

Arselo yang merasa geram mendengar orang tuanya yang setiap hari selalu cekcok bahkan tak pernah akur sekalipun kecuali jika ada anak yang satunya lagi. Mereka memang selalu pulang larut malam, bahkan tak pernah sedikit pun meluangkan waktunya untuk Arselo.

"Sttt, jangan berisik malu sama tetangga." sahut Arselo yang masih menenteng segelas air es ditangannya.

"Mamamu ini, nuduh saya terus selingkuh. Padahal dia sendiri yang selingkuh sama rekan kerja saya." Ucap Anendra yang tak lain adalah ayah Arselo.

"Enak saja nuduh saya selingkuh, jelas jelas kamu yang selingkuh."

Tanpa ingin berlama lama melihat perdebatan
keduanya Arselo kembali melangkahkan kakinya menuju kamar. Tak ada niatan untuk meleraikan keduanya, tenang saja perdebatan mereka sudah menjadi hal yang biasa bagi Arselo.

Arselo kini berusaha cuek pura pura tidak mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya, padahal samar samar masih terdengar percekcokan mereka.

ARSELO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang