Sleeping (Jaehyun Side)

33.6K 571 3
                                    

Jaehyun side

Jung Jaemin. Pemuda dengan senyuman paling manis yang pernah kutemui. Dia adalah adikku. Aku harus melindunginya dan merawatnya mulai sekarang. Kami baru saja berkabung. Karena kedua orang tua kami tewas akibat kecelakaan.

Kali ini aku tidak hanya berperan sebagai kakaknya saja, tapi juga akan berperan sebagai orang tuanya. Aku bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan kami. Meskipun sanak saudara dari pihak ayah dan ibu membantu kami, tapi aku tetap bekerja jika ada kebutuhan yang mendesak, dan sesekali menabung.

Aku berada di tingkat akhir SMA. Sebentar lagi aku lulus dan aku akan lanjut berkuliah bisnis, lalu meneruskan perusahaan ayah.

Sementara Jaemin, dia baru saja memulai masa-masa SMA-nya. Dia sangat antusias ketika kita berangkat bersama menuju sekolah. Benar kita satu sekolah. Bahkan dari semalam Jaemin tidak berhenti mengoceh, ingin segera mencari teman yang asik, bahkan ia ingin membuat kelompok dengan teman-temannya itu. Aku terkekeh kecil menanggapinya. Tapi sedetik kemudian aku sedikit merasa kesal ketika mulut kecilnya mengatakan...

'Nana juga mau punya pacar di SMA nanti'

Ah.. Aku harus meralat pernyataanku. Aku bukan sedikit kesal, tapi aku sangat kesal.

***

Kriet

Kubuka pintu putih dengan gantungan bertuliskan 'Nana' ditengah pintu. Memasuki kamar dengan cahaya remang dari lampu tidur. Kulihat adik manisku tengah tertidur lelap.

Aku terduduk di samping ranjangnya. Memandangi wajah cantiknya. Kuelus perlahan rambutnya yang lembut, lalu turun menuju pipinya yang chubby, dan berakhir di bibirnya yang sangat suka mengerucut lucu. Membuatku harus tahan untuk tidak melumat bibir kecilnya itu.

Aku menghela nafas. Kusibak selimut yang menutupi tubuh Jaemin. Kubuang selimut itu ke lantai. Aku kembali menatap wajahnya, takut-takut ia terbangun karena tindakanku. Karena ia tak bergeming, kulanjutkan kembali aksiku. Kini kubuka kancing piyama pink kesukaannya. Kubuka hingga aku bisa melihat puting merah mudanya itu. Tak ketinggalan, aku juga membuka celana piyama sekaligus dalamannya.

Aku tahu, aku memang sudah tidak waras. Sejak 3 hari yang lalu, tiap malam jika ia sudah tertidur, aku akan melakukan aksi bejatku ini.

Menatap wajahnya yang damai dan tidak merasa terganggu, aku mulai mengelus penis kecil milik adikku.

"Nghh"

Kulirik Jaemin. Wajahnya sedikit mengernyit dan tubuhnya menegang. Tapi ia masih terlelap. Aku tersenyum kecil, dan mulai meremas lalu mengocok penisnya.

Kuelus kepala penisnya yang sudah mengeluarkan pre-cum dengan jari telunjukku. Sedangkan tanganku yang lainnya membelai hole pink miliknya. Membelainya sebentar, sebelum jari tengahku masuk kedalam lubang sempit itu.

"Akh"

Jaemin memekik. Tapi ia tak bangun sama sekali. Aku terkekeh dalam hati. Mungkin dalam benak Jaemin ia tengah bermimpi basah. Eh.. Mungkin saja itu bisa terjadi ya, kan? Lalu siapa yang menggagahinya? Atau dia menggagahi siapa? Opsi kedua sepertinya tidak mungkin. Selama ini aku tidak pernah melihat ia tertarik dengan wanita dan juga ia tak pernah membahas tentang teman wanitanya. Kecuali teman lelakinya, siapa itu namanya Jono? Joni? Jeni? Jenong? Ah.. Pokoknya itu. Dia lelaki pertama yang diceritakannya kepadaku. Sial, aku sangat kesal.

"Nghh akh"

Karena kesal aku mengeluar masukkan jariku dengan tempo cepat. Aku memasukkan lagi jari telunjukku. Menusuk bagian dalam milik adikku itu. Membuat Jaemin memekik dengan tubuh sedikit melengkung. Sepertinya aku menemukan titik manisnya. Tak lupa aku juga tetap mengocok penis kecil Jaemin yang sudah sangat tegang.

Tak lama tubuh Jaemin menegang. Jemari kakinya menekuk, ia mengangkat sedikit tubuhnya, dan... cairan putih keluar dari miliknya.

Kujilat sedikit cairan Jaemin yang ada di tanganku. Aku pun menurunkan celana boxerku. Milikku sudah begitu tegang. Kulumurkan cairan Jaemin yang masih tersisa ditangan pada penisku dan mulai mengocoknya.

Aku berdiri, dan mengarahkan penisku ke wajah cantiknya. Aku ingin. Aku ingin melakukannya dengan Jaemin. Aku ingin melesakkan penisku kedalam lubangnya. Menumpahkan cairanku ke dalam tubuhnya. Aku ingin Jaemin hamil anakku. Aku terkekeh kecil, berpikir seandainya Jaemin bisa hamil.

"Sshh Jaemin" desahku pelan. "Kakak akan memenuhimu sayang akh"

Cairanku keluar, mengotori wajah Jaemin. Aku tersenyum melihatnya.

"Jaeminku sangat cantik"

***

3 hari yang lalu

"Jeno?"

Jaemin mengangguk antusias. "Kakak tau kan? Yang kemarin nemenin Nana pas nunggu kakak jemput itu"

Jaehyun hanya mengangguk. Padahal ia tak begitu paham lelaki mana yang Jaemin maksud. "Memangnya si Jeno-Jeno itu kenapa?"

"Tadi siang ia menembakku"

Uhuk

Jaehyun meraih segelas air putihnya. "Menembakmu?"

Jaemin kembali mengangguk lucu. "Tapi Nana belum menjawabnya"

"Sebaiknya kau tolak saja. Kau itu fokus dulu sekolah, jangan pacaran-pacaran. Baru juga masuk SMA, malah mau pacaran"

Jaemin mengerucutkan bibirnya. "Kak Jae ga asik, ah.. Haechan aja dah pacaran. Bahkan dia pacaran dari SMP, masa Nana ga boleh"

Jaehyun memandang Jaemin datar. "Kenapa? Apa kau suka sama siapa tadi namanya? Jeno? Kau suka Jeno?"

"Eum... Ih Nana bingung. Tapi dia baik kok sama Nana.."

Jaemin terus melanjutkan ceritanya tentang Jeno, tak memperdulikan Jaehyun yang sudah meremat sendok makannya dengan kesal.

~kkeut

Anu🌚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang