Anu🌚

"P.J.S"

"Jiji.. Bangun"

Gimana mau bangun, kalau Jaemin ngebanguninnya pake elus-elus kepala ama bisik-bisik kecil. Kalau kata Jeno harus pake kekerasan, ditabok misalnya. Tapi ya, Jaemin mana tega. Kan Jisung kesayangannya Jaemin.

"Jiji.." Jaemin menusuk-nusuk pipi Jisung gemas.

"Iya hyung, iya" Jisung memegang tangan usil Jaemin. "Pagi, Nana hyung" ujarnya dengan senyuman manis.

"Pagi Jisungie, sayang"

Jisung mengecup tangan Jaemin yang digenggamnya. "Tumben hyung bangunin Jisung, ga kebalik nih?"

Ya... Kalian tau lah ya. Jaemin itu member terngaret. Latihan mulai jam 9 aja, dia baru bangun jam 8.50. Jadi kalau Jaemin sampai ngebangunin member lain tu rasanya sebuah keajaiban. Mustahil soalnya.

"Kan hari ini libur, Jisungie"

Oiya, Jisung lupa. Nah ini anehnya Jaemin. Pas hari latihan bangun telat, pas libur malah bangun awal.

"Yaudah tidur lagi aja, hyung" Jisung menarik Jaemin ke dalam pelukannya.

"Ih! Jan males-malesan. Renjun, Jeno, ama Shotaro aja udah pada lari pagi. Kamu masih ngebo disini" Jaemin memukul dada Jisung.

"Sungchan kemana?"

"Ke SM. Gatau tuh, ada urusan kayanya" Jaemin mencubit pipi Jisung. "Ayo bangun!"

"Aduh bentar lagi, dong, hyung. Kan libur, ga bakal ada yang marahin kalo bangun telat"

"Ck! Bangun Jisung! Olahraga kek biar sehat!"

Jisung menatap Jaemin intens. "Olahraga bareng hyung, gimana?" Jisung tersenyum miring. Ia meremas tempat favoritnya. Pantat Jaemin.

"Jisunghh.."

***

Jaemin menumpukan badannya pada meja makan. Tubuhnya terhentak kuat. Dibelakangnya ada Jisung yang enggan menyelesaikan acara olahraganya.

"Ji nghh hyung keluar"

Jaemin keluar untuk yang keempat kalinya. Ia lemas. Untung saja tangan Jisung memegangi pinggangnya erat. Kalau tidak ia sudah terjatuh.

Jisung menggeram, merasakan lubang Jaemin yang menyempit pasca orgasme. Ia mengambil pisau oles yang berada di dalam toples selai yang terbuka. Ia kembali mengoles pundak Jaemin dengan selai coklat kesukaannya. Dan kembali melahap pundak Jaemin rakus hingga menimbulkan bercak keunguan.

"Akhh akh Jisunghh"

Cur

Jaemin mencengkram pinggiran meja. Ia mendongak dan memejamkan matanya.

Jisung menghentikan gerakannya. Ia menatap Jaemin yang nampak sangat menikmati pelepasannya lagi.

Jisung terkekeh. Ia meraih penis milik Jaemin yang masih mengucurkan cairan bening. "Lihat, hyung sampai mengompol"

"Nghh Ji"

Jisung memainkan lubang penis Jaemin. Ia kembali menggerakan penisnya perlahan. "Enak banget, ya hyung?"

"Iya hhh enak"

"Apanya yang enak?"

"Penis Jisung akh!"

Jisung menaikan sebelah kaki Jaemin. Mengeluar masukan penisnya cepat. Jaemin kewalahan.

"Sebentar lagi, hyung"

"Iya nghh keluarin lagi akh Jisunghh penuhin hyunghh"

"Nana hyung!"

Jisung menekan penisnya. Menembakan cairannya ke dalam tubuh Jaemin. Setelah dirasa sudah tidak ada lagi spermanya yang tersisa, ia melepas penisnya dari lubang favoritnya itu. Menatap lubang merah yang menganga dengan lelehan sperma miliknya.

"Milikmu tak dapat menampung spermaku, hyung"

Jaemin melirik Jisung dari ekor matanya. Ia menggeleng lemah. "Bisa hhh Nana bisa" jawabnya terengah.

Dengan hati-hati ia membalikkan tubuh Jaemin. Kemudian mengangkat Jaemin dalam gendongannya. Membawanya ke ruang tamu, meninggalkan kekacauan yang ia dan Jaemin perbuat di dapur dorm Dream.

"Ronde 3, hyung"

Entah Jisung tengah bertanya atau memperingati Jaemin agar bersiap menuju ronde berikutnya. Ia menunduk melihat Jaemin yang memejamkan matanya terlihat lelah. Jelas lah, Jaemin sudah keluar 5 kali ditambah squirt yang baru pertama kali Jaemin rasakan. Sedangkan Jisung? Ia baru keluar 2 kali. Wah hebat sekali si bungsu ini.

"Hyung" panggil Jisung.

Jaemin membuka matanya. Ia mengelus rahang milik Jisung. Tersenyum. "Hyung boleh mimpin?"

"Sure"

Jisung menyamankan duduknya di sofa ruang tamu itu. Begitu pula Jaemin yang berada dipangkuannya. Jaemin sedikit menaikkan pinggulnya, mengarahkan penis Jisung pada lubangnya.

"Nghh"

Jisung mendongakan kepalanya, bersandar pada pinggiran sofa. Matanya terpejam. "Gerakan, hyung" ujarnya meremas pinggang Jaemin.

Jaemin memegang bahu Jisung untuk tumpuannya, dan mulai menaik turunkan tubuhnya.

"Nana, Jisung! Kami pulang!"

"Astaga Jisung!"

"Yaampun mataku"

~kkeut