Sudah dua minggu setelah Jaehyun memperkosa Jaemin kala itu. Dan sejak hari itu Jaehyun tidak lagi mengunjungi Jaemin saat malam hari. Ia merasa dirinya adalah kakak yang bejat sudah berbuat sejauh itu pada adiknya. Jaehyun menyesal, tapi ia juga senang karena dirinya adalah orang pertama yang menyetubuhi Jaemin.
Ia menghabiskan 3 ronde saat itu. Benar-benar memenuhi Jaemin, hingga tidak semua bisa tertampung di lubang sempit milik adiknya.
Jaehyun menghela nafasnya. Mengingatnya saja membuatnya kembali menegang. Kini ia harus menuntaskannya dengan bermain solo kembali.
Tok tok tok
"Kak! Makan malam sudah siap" kata Jaemin dari balik pintu kamar mandi.
"Ya, Jaem. Bentar lagi, kakak selesai. Masih kebelet, nih"
"Jangan lama-lama"
"Ya!"
Hubungan mereka? Masih baik. Jaemin masih bermanja padanya. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Memang tidak terjadi apa-apa, kan? Maksudku Jaemin saja masih tertidur saat Jaehyun selesai menggagahinya. Lalu Jaehyun dengan segera membenahi kekacauan yang terjadi. Sehingga ketika Jaemin bangun, nampak seperti tidak terjadi apa-apa. Itu yang dipikirkan Jaehyun.
Tapi sayangnya tidak bagi Jaemin. Karena nyatanya Jaemin sudah sadar dari sebelum kakaknya memperkosanya. Dan ia juga merasa kalau akhir-akhir ini sang kakak terlihat sedikit menjauhinya. Ditambah lagi, kunjungan malam yang biasanya Jaehyun lakukan, kini sudah berhenti. Itu membuat Jaemin sedih.
"Apa kak Jaehyun sudah bosan denganku?"
***
"Apa itu, Jaem? Kau sakit?"
Jaehyun baru saja menyelesaikan tugasnya mencuci piring. Menatap Jaemin yang tengah memegang kotak obat.
"Ah ini..." Jaemin menunjukkan bungkus obatnya. "Ini obat tidur, kak"
Mata Jaehyun membola. "O-obat tidur?"
Jaemin menggangguk dan tersenyum. "Aku merasa tidak bisa tidur dengan tenang akhir-akhir ini, kak. Makanya aku ingin mencoba meminum ini"
Jaemin membuka bungkus obatnya, kemudian meminumnya di depan Jaehyun.
Jaehyun mengepalkan tangan di samping tubuhnya. 'Apa maksudnya ini? Apa Jaemin sudah tahu apa yang selama ini kulakukan? Tapi kenapa ia malah meminum obat itu?'
"Kak, Jaemin tidur dulu, ya"
***
"Jaemin"
Jaehyun memasuki kamar yang beberapa hari ini tak ia masuki saat tengah malam. Ia melihat Jaemin yang terlelap dengan damai di atas kasurnya.
Mendekat dan menatap wajah Jaemin. "Kau minum obat tidur untuk apa hm?"
Perlahan Jaehyun menaikki ranjang Jaemin. Memposisikan dirinya untuk mengukung tubuh Jaemin.
"Apa kakak boleh berpikir kau meminumnya untuk kakak? Agar kakak bisa bebas melakukan yang iya-iya lagi padamu? Begitu?" Jaehyun mengelus pipi chubby Jaemin.
"Kalau iya.." Jaehyun merendahkan tubuhnya. Mengecup bibir Jaemin. "Kakak, akan benar-benar melakukannya"
Jaehyun melumat bibir Jaemin. Sementara tangannya sibuk melepas satu persatu kancing piyama milik Jaemin.
Melepas ciumannya, kemudian turun menjilati leher Jaemin. Ia tidak ingin meninggalkan tanda disana, takut ditanyai yang aneh-aneh jika sang adik sadar lehernya merah-merah.
Turun lagi, menatap kedua puting Jaemin yang sudah mencuat. Ia mengulum puting kiri Jaemin. Sedangkan puting kanannya ia mainkan dengan jemarinya.
Puas menyusu, ia mengecup dan menjilat seluruh tubuh Jaemin. Kemudian membuka celana piyama sekaligus dalaman Jaemin.
Ia mengambil lube. Mengoleskan di seluruh penisnya. Setelahnya ia melebarkan paha Jaemin. Mengarahkan penis besarnya pada lubang Jaemin yang ia rindukan.
"Kakak akan memenuhi kembali sayang"
***
"Shh Jaemin! Kakak keluar, sayang"
Jaehyun memejamkan matanya, dan mendongak. Menusukan penisnya dalam, dan menumpahkan spermanya.
Sial, semuanya terasa nikmat.
Jaehyun melepas penyatuan mereka. Sudah 4 ronde ia lakukan. Dan bisa ia lihat cairannya tidak tertampung semua di hole Jaemin.
"Jaemin, kakak benar-benar gila karenamu" ia memainkan jemarinya di depan lubang Jaemin yang masih meneteskan cairannya.
"Lubang ini.." Jaehyun menjilat bibirnya yang terasa kering. "Hhh.. Kakak ingin lagi"
Jaehyun kembali memasukkan penisnya. "Eumh sudah berkali-kali kakak memasukimu, masih enak saja lubangmu ini Jaemin"
Ini hari ketiga Jaemin meminum obat tidurnya. Dan selama tiga hari itu Jaehyun benar-benar memanfaatkan keadaan Jaemin yang tertidur untuk memuaskan hasratnya. Ia melakukannya berkali-kali sampai ia puas.
"Mungkin jika kau punya rahim, kau akan cepat hamil Jaemin" Jaehyun terkekeh disela-sela ia menggenjot miliknya.
"Sounds good. Nghh ya kan, Jaem.. Kau hamil anakku"
***
"Kau meminum obatmu?"
Jaemin menoleh dan mengangguk. "Iya, kak" ia meletakkan gelas kosong bekas minum obat pada wastafel.
Jaemin tersenyum mendekati Jaehyun kemudian mengecup pipinya. "Jaemin tidur dulu ya, kak"
Jaehyun mengamati Jaemin yang naik ke lantai dua dan berjalan menuju kamarnya. Menghela nafasnya sejenak, berlalu ingin mengecek apa pintu rumahnya sudah terkunci atau belum. Tapi netranya menangkap bungkus obat yang masih tergeletak di meja makan.
"Dasar Jaemin. Apa dia lupa membereskannya?"
Jaehyun mengambil kotak itu. Ia mengernyit mendengar suara gesekan di dalam kotaknya. Sedikit mengintip, matanya membola. Ia membalikkan kotak obat itu, dan ada 4 buah pil yang jatuh dari dalamnya.
Jantung Jaehyun bergemuruh. Ia tak percaya apa yang dilihatnya itu. "Jaemin.."
***
Hari ini seperti biasa. Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Jaehyun akan mengunjungi kamar adiknya itu.
Jaehyun termenung di ambang pintu. Jaemin memang nampak lelap dalam tidurnya. Tapi...
Jaehyun mendekat kearah Jaemin. Langsung menaikki ranjang Jaemin dan mengungkungnya.
"Jaemin..." panggilnya.
Jaehyun tersenyum miris melihat Jaemin yang masih terus memejamkan matanya.
"Jaemin bangun. Kakak tahu kau tidak tidur"
Deg
Jaemin membuka matanya terkejut. Keduanya saling bertatapan dengan tatapan yang berbeda. Jaehyun dengan tatapan datarnya, dan Jaemin sudah hampir menangis karena dirinya ketahuan.
"Kak Jae..."
~kkeut
KAMU SEDANG MEMBACA
Anu🌚
Randomcerita anu lah pokoknya🌚 Cast : All x Jaemin BXB🌈 ⚠ Typo hal yang lumrah... Jadi maapkeun kalo ada yang typo" ye🙏🏻