"L.M.H"

11.8K 305 1
                                    

"Eo?"

Jaemin menatap seluruh ruangan luas tempatnya berlatih. Sepi. Sesuai dugaannya.

Semalam Jaemin tidak pulang dorm. Ia pulang kerumahnya, dan menginap di sana. Karena itu ia bisa bangun pagi, dan berangkat latihan lebih awal.

Sambil menyeruput americano panasnya, ia masuk meletakan tas punggungnya di pojok ruangan. Ia terduduk sambil mengamati ruangan besar yang terasa sepi ini. Jika teman-temannya sudah datang pasti ramai sekali.

Jaemin mengendikan bahunya. Ia merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya. Ingin menghubungi member lain supaya cepat datang.

"Eh.."

Bukan ponsel yang ia keluarkan, tetapi benda lonjong yang seharusnya menjadi milik Renjun.

"Sejak kapan ini di tasku?" tanyanya pada diri sendiri. "Apa ini ulah Renjun? Gabut sekali dia sampai masukin ini ke tas ku"

Jaemin menjilat bibirnya. Tiba-tiba saja nafsunya naik. Ia beranjak untuk mengecek lorong tempat latihan itu. Setelah dirasa sepi, tidak ada staff yang lalu lalang, ia meraih ponsel dan menempatkan dirinya di salah satu sisi ruangan yang jauh dari pintu masuk.

"Hm.. Masih ada waktu 2 jam"

Jaemin terkikik geli. Membuat keributan di grup chat Dream pagi ini, sepertinya tidak buruk. Kemungkinannya ia akan dihukum oleh teman-temannya. Toh Jaemin tidak peduli. Dia saja suka dengan hukumannya.

Memastikan ponselnya dapat menangkap dirinya, ia melepas bagian bawahnya. Membelakangi kamera, dan sedikit menungging. Ia membuka belahan pantatnya, mengelus lubangnya yang masih kering.

"Mmhh.."

Jaemin mengulum kedua jarinya, sebelum memasukkannya ke dalam holenya.

"Angh akh"

Setelah dirasa lubangnya sudah sedikit melebar, ia memasukkan penis mainan milik Renjun kedalamnya.

"Mmhh.." ia memaju mundurkan penis mainan itu.

"Angh sshh"

"Yaampun, Nana"

***

Mark bersenandung kecil disetiap langkahnya. Sesekali tersenyum dan sedikit membungkuk jika berpapasan dengan staff.

Karena bangun kepagian, akhirnya dia memutuskan untuk segera berangkat latihan. Daripada tidur lagi, nanti kebablasan.

Ingin mengajak Haechan yang memang satu dorm dengannya. Tapi beruang itu masih saja bergelung di balik selimutnya.

Mark membuka ruang latihan yang nampak sepi. Eh, tidak... Ternyata ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Mark tersenyum miring. Ia langsung menutup ruang latihan. Berjalan mendekat ke pria manis yang tidak menyadari kehadirannya.

Mark berdecak. "Yaampun, Nana"

Agaknya pemuda manis yang dipanggil 'Nana' itu sedikit terkejut. Begitu mengetahui siapa yang memanggilnya ia kembali melanjutkan aktivitasnya yang terganggu.

Mark jongkok disebelah Jaemin. Menatap wajah penuh kenikmatan miliknya. "Untung saja yang masuk aku. Coba kalo staff"

"Eumh Mark hyung.."

"Ingin digilir oleh mereka hm?"

Jaemin menggeleng.

Mark melirik kearah ponsel Jaemin. "Direkam?"

"Iya mmhh hyung tolonghh"

"Hm? Apa?"

"Mainin ini" Jaemin menunjuk penis mainan yang tertancap dilubangnya.

Mark pun mengambil alih. Ia memaju mundurkan penis mainan itu. Sesekali menekan kedalam titik manis Jaemin.

Jaemin sendiri sudah beralih memainkan penisnya. Ia terus meracau memanggil nama Mark. Hingga cairannya keluar membasahi lantai ruang latihan.

Jaemin mendesah lega. Tubuhnya ambruk di lantai ruang latihan yang dingin itu.

Mark mengambil ponsel Jaemin. Mematikan rekamannya, dan mengirimkannya ke dalam grup chat 'Dream'.

Mark melepas penis mainan di lubang Jaemin. Kemudian mengukungnya.

Hhh... ia sedikit bersyukur karena berangkat sepagi ini. Dan akan mendapat jatahnya dari pemuda manis dibawahnya. Tanpa perlu ribut dengan teman-temannya.

"Mark hyung"

Jaemin berbalik. Terlentang di bawah Mark. Kedua tangannya ia bawa untuk memeluk leher pemuda Canada itu.

Mark menatap Jaemin intens. Menarik turun celana trainingnya. Membebaskan miliknya yang tegang. Menggeseknya pada lubang milik Jaemin.

"Eumh hyung" Jaemin memejam, merasakan penis Mark masuk kedalam lubangnya.

Mark mengecup dahinya, kedua matanya, kedua pipinya, terakhir ia meraup bibir manis Jaemin, melumatnya.

Mark mulai menggerakan miliknya. Membuat desahan Jaemin tertahan.

Melepas ciumannya, Mark menyingkap kaos yang dipakai Jaemin. Langsung meraup puting merah muda Jaemin.

"Eungh Mark hyung" Jaemin menahan kepala Mark. Menyuruh Mark untuk terus mengerjai putingnya.

Mark mengangkat Jaemin untuk duduk dipangkuannya. Meremat kedua sisi pinggang Jaemin. Ikut menaik turunkan pinggangnya.

Mark tersenyum melihat wajah erotis Jaemin. "Na.."

Jaemin menatap Mark sayu.

"Coba lihat belakang"

Jaemin menuruti perintah Mark. Ia menoleh kebelakang. Dimana ada cermin besar yang memperlihatkan kegiatan mereka. Sorot matanya turun melihat penis Mark yang keluar masuk lubangnya.

"Ungh" Jaemin menggigit bibirnya.

Mark menggeram, karena lubang Jaemin menjepit miliknya.

"Penis Mark hyunghh eumh keluar masuk lubang Nana" ujarnya. Jaemin masih saja mengamati bagaimana pergerakan penis Mark itu.

Mark terkekeh. Ia mengecup pipi Jaemin. Ia membawa wajah Jaemin untuk menatapnya. "Suka hm?"

Jaemin mengangguk. "Suka akh"

Mark makin cepat menggerakan penisnya. Ia hampir sampai. "Bentar lagi, Na"

Jaemin mengangguk. Ia ikut membantu dengan menaik turunkan pinggulnya. "Nana juga mhh"

Mark kembali meraup bibir Jaemin. Ia menekan pinggul Jaemin, hingga penisnya melesak jauh ke dalam tubuh si manis. Memuntahkan cairan putihnya di dalam.

"Makasih, Nana" ucapnya setelah melepas ciuman mereka.

Jaemin hanya tersenyum. Ia memeluk Mark, menempatkan wajahnya pada leher Mark. Mengecup lehernya pelan.

Mark mengarahkan jemarinya pada lubang Jaemin yang tersumpal miliknya. Mengelus lubang yang sudah basah karena cairannya itu.

"Mark hyunghh"

"Kamu tau kan, Na.. Aku tidak puas jika hanya bermain sekali denganmu"

Jaemin terkekeh. Ia menepuk punggung Mark. "Kita harus latihan, hyung"

Mark mengerang. "Satu kali lagi, ya?"

"Kita main cepat"

~kkeut

Anu🌚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang