"Z.C.L"

3.5K 126 5
                                    

Chenle memperhatikan hyung cantiknya yang sedang membenarkan make up-nya bersama stylist nuna. Tatapannya turun, pada lengan besar Jaemin.

Perlahan ia mendekat. Meraba dan sedikit menekan-nekan lengan hyungnya itu.

Jaemin mengintip dari sela matanya. "Apa yang kau lakukan, Chenle?"

"Kau terlalu banyak gym dengan Jeno hyung.. Lihatlah lenganmu ini semakin besar"

Jaemin terkekeh. Ia beralih pada Chenle, setelah mengucapkan terimakasih pada nuna yang sudah selesai melakukan tugasnya.

"Dadaku juga semakin bidang, bukan begitu?" ujar Jaemin menepuk-nepuk dadanya.

Chenle mengangguk memperhatikan dada Jaemin. "Hyung, pulang dari sini.. Aku boleh mampir ke apartemenmu?"

"Hm? Mau ngapain?"

Chenle mendekat, berbisik di telinga Jaemin. "Bermain sebentar, boleh?"

***

"

Eumhh aaah Chenle..."

Jaemin mendesah nikmat diatas sofa ruang tamunya. Sedangkan Chenle berada diantara kaki Jaemin, memuluti penis si manis.

"Ahh nghh chenle.."

Miaw

Jaemin melirik, mendapati salah satu kucingnya sedang menatap polos padanya.

"Tidak nghh jangan kesini ahh luna.. Kau tidak boleh mmhh melihat ini"

Chenle terkekeh dalam hati mendengar ocehan random Jaemin. Ia pun semakin semangat menghisap penis hyungnya.

"Nyahh chenle hyung ahh mau keluar mmhh ahh"

Dengan cepat Chenle melepas kulumannya. Membuat Jaemin gagal mendapat pelepasannya.

"Chenle!" Jaemin berteriak kesal.

Chenle bangkit, mengecup sekilas bibir Jaemin. Ia beralih pada kucing yang diberi nama 'Luna' itu. Menggendongnya, membawanya pada teman-temannya yang lain, yang sedang tertidur di cat tower mereka.

"Luna sayang.. Disini dulu, ya.. Aku ingin membuahi papahmu dulu, oke.. Jangan diganggu"

Setelahnya ia kembali ke ruang tamu, dimana Jaemin nampak menantinya dengan tatapan sayu.

"Chenle... Ayok, Nana sudah tidak tahan.."

Chenle tertawa kecil "Lihatlah, percuma kau mebesarkan otot lenganmu, hyung.. Kau tetap saja mendesah nikmat dibawahku"

"Ahhh"

Tubuh Jaemin terhentak begitu Chenle memasukkan penisnya tanpa aba-aba. Dan langsung menggenjotnya dengan cepat.

"Chenle ahhh chenle.."

Chenle tersenyum menatap wajah penuh kenikmatan Jaemin. Dia merasa bangga bisa membuat hyungnya ini keenakan.

"Enak hyung?"

Jaemin mengangguk. "Enak nghh chenle lagi mmhh lebih dalam lagi"

Chenle mempercepat tempo tusukannya. Membuat Jaemin kewalahan.

"Chenle dikit lagi ngahh dikit lagi"

Chenle melepas penyatuan mereka, membuat Jaemin mengerang kesal.

"Apa?" Chenle tersenyum melihat wajah kesal Jaemin.

"Ayo menungging"

Jaemin menurut. Ia menungging di atas sofa.

Plak

"Nghh.."

Plak plak plak

"Eumhh Chenle..." tubuh Jaemin bergetar.

Chenle ikut naik ke atas sofa. Membuka belahan pantat Jaemin yang memerah. Menatap lubang berkerut yang nampak mengkilap karena cairan percumnya.

"Eumh.."

Tubuh Jaemin mengejang, kala ibu jari Chenle meraba lubangnya.

"Kenapa lubangmu selalu nikmat sih, hyung?"

"Chenle.."

"Coba kau bukan pacar Jeno hyung.. Aku pasti sudah mengurungmu di dalam kamarku. Tidak kubiarkan orang lain menyutubuhimu seenaknya"

"Eungh masukan chenle..."

"Tapi kau juga senang kan tubuhmu dipakai oleh kita, kau memang jalang Na Jaemin" Chenle meremas pantat Jaemin.

"Iyah aku jalang kalian, aku jalang untuk anggota dream, jadi ayo masukan chenle.. Cepat akhh"

Chenle menggenjot penisnya brutal. "Hngg aku tidak yakin, kau hanya jadi jalang untuk kami hyung.. Jalang sepertimu mmhh tidak akan puas hanya dengan enam penis"

Jaemin menggeleng. "Akhhh chenle..."

Pip pip pip cklek

"Nana aku bawa makanan untuk-..."

"Jeno hhh.." panggil Jaemin lirih melihat Jeno yang sedang termangu di ambang ruang tamu.

"Halo Jeno hyung.." sapa Chenle kelewat santai.

Jeno berdecih. "Ternyata kau disini Zhong Chenle"

Jeno mendekat menaruh kantong makanan itu di meja kecil dekat sofa.

"Sedang menikmati jalang kita" Chenle menyeringai.

"Akhh Chenle hyung hampir sampai"

Atensi keduanya beralih pada Jaemin. Chenle makin mempercepat temponya, ia juga hampir sampai. Sedangkan Jeno, ia menatap datar pergumulan kekasihnya dan juga adik di grupnya itu.

"Nghh chenle akkhh"

Jaemin mengeluarkan cairan putihnya, disusul Chenle yang menekan penisnya dalam-dalam. Menumpahkan spermanya di lubang Jaemin.

Jaemin ambruk karena kelelahan. Chenle melepas penisnya, duduk disamping Jaemin yang tepar di atas sofa.

"Kau tidak ingin bermain dengannya juga, hyung?"

Jeno memutar bola matanya malas. Ia bangkit, mendekat kearah keduanya. Mengangkat tubuh telanjang Jaemin yang penuh keringat itu.

"Sudahkan? Pulanglah. Aku akan mengurus kekacauan kalian"

Chenle terkekeh. "Baik, baik.. Aku akan beristirahat sebentar, lalu pulang setelahnya.."

"Bagus" Jeno membawa Jaemin menuju satu-satunya kamar yang berada di apartemen itu.

Chenle menggelengkan kepalanya.

"Dasar"

~kkeut

Anu🌚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang