43. PERGI

225 2 0
                                    

haii ngabers! anjay ngabers. Kangen ga ni? udah lama ga up kan siapa tau kangen

--🐕--

pagi ini reygan sudah berangkat lebih dulu sebelum Rara bangun. ia ingin menunggu sang istri bangun dan keluar kamar sambil membicarakan perihal semalam. Namun hingga jam 7 pagi pun Rara tak kunjung keluar kamar. Mungkin bukan saat yang tepat untuk membicarakan itu. Sejujur nya reygan khawatir jika istri nya tak keluar kamar pagi hari. Namun ia mengerti mungkin Rara membutuhkan waktu

Sedangkan di kamar, Rara hanya berdiam diri tanpa melihat atau memainkan ponsel nya. Hingga jam 9 pagi ia baru akan berniat untuk keluar kamar. Baru niat, belum gerak. Terdengar dari tadi suara nada dering terus terdengar dari arah ponsel Rara. Ya, itu reygan yang selalu menelfon namun Rara tak menjawab satu panggilan pun

Tak merasakan jawaban dari seseorang yang sedari tadi ia telfon, reygan hanya bisa menunggu jawaban dari istri nya. tak kunjung dijawab ia pun mulai kembali sibuk dengan kertas kertas dan layar komputer di ruangan nya. Sungguh dirinya menyesal mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakan kepada istri nya. Apalagi Rara sedang mengandung

"permisi pak, 30 menit lagi meeting akan dimulai" ujar seorang sekretaris cantik

"iya, terimakasih" jawab reygan dingin namun pandangan nya masih kepada kertas kertas sialan itu

"ada apa lagi?" tanya reygan dingin saat merasa sekretaris itu belum pergi meninggalkan ruangan nya. Malah berdiri diam di depan meja reygan

"bapak lagi ada masalah?" tanya nya dengan lembut

"ngga"

"seperti nya bapak sedang ada masalah, mungkin bapak butuh tempat untuk bercerita. Saya bisa pak" ujar sekretaris itu

"ngga, saya ga ada masalah. Kalau tidak ada keperluan lagi silahkan keluar dari ruangan saya" perintah reygan dengan dingin dan masih menatap kertas kertas di meja nya

"eum kalo gitu mungkin bapak mau teh atau kopi, biar saya buatkan" tawar sekretaris tersebut, Ana

"boleh deh, teh" jawab reygan lalu Ana mengangguk dan keluar dari ruangan reygan

Tak lama kemudian, Ana mengetok pintu dan ternyata teh yang dibuat nya sudah jadi

"ini pak teh nya" ujar Ana berniat membawa kesamping reygan namun ternyata teh itu tumpah

prakk!

teh yang Ana buat jatuh tepat di bagian paha reygan. Ana berniat untuk membersihkan namun reygan menghalangi nya. Bagaimana tidak bisa bisa bahaya jika Ana membersihkan bagian paha nya atau bagian sensitif nya

"aduh maaf pak, saya ga sengaja beneran. Sini biar saya bersihkan" ujar Ana sambil berjongkok

"ga usah ga usah, biar saya saja tidak apa apa. Kamu persiapkan bahan untuk meeting saja" ujar reygan sambil menjauhkan tangan Ana yang sudah berada di sekitar nya

"tidak apa apa pak, saya yang salah biar saya tanggung jawab" kata Ana bersikeras. Posisi nya sekarang adalah berjongkok di depan reygan yang masih terduduk di kursi nya

ceklekk!

"sayang-"

reygan dan Ana menoleh ke arah pintu karna terdengar suara orang membuka pintu. Reygan membesarkan matanya lalu langsung menjauhkan tangan Ana dari paha nya. Ya, Rara datang kekantor reygan. Namun bukan hanya pemandangan suami nya yang ia lihat, tapi pemandangan seorang perempuan dengan tangan yang berada di atas paha suami nya

REYGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang