3.

32 2 0
                                    

"Suasana ga se-rame dulu ya" ucap Devano
Deg. "Iya" ucap Naura, tanpa disadari yang mengeluarkan setetes air mata di pipi gembul nya itu, Devano melihatnya dan otomatis memegang kedua pipinya sambil menghapus tetesan dari mata indah nya itu
"Kenapa?" tanya Devano
"Ga, sedih aja. Makin keinget tentang masa lalu aku dulu yang sangat indah" ucap Naura
"Masa lalu biarkan masa lalu, hanya sebuah kenangan indah, yang harus kamu ingat sekarang itu yang harus kamu pikirkan. Dan sekarang kamu udah ada aku, yang akan jagain kamu selamanya" ucap Devano dengan sepenuh hatinya, Naura spontan memeluknya dan menangis sejadi jadinya dalam pelukan itu.

***
3 jam berlalu, mereka mengobrol tentang banyak hal yang belum mereka beri tahu satu sama lain. Devano memaksa agar Naura mau mengganti penampilannya seperti semula, Naura pun pasrah. Dan mereka berdua akan berangkat ke sekolah bersama, menggunakan motor Devano.

***
Keesokan paginya, Naura terbangun. Ia bergegas ke kamar mandi, setelah itu karena hari ini Devano memintanya untuk mengganti penampilan seperti semula, maka hari ini rambutnya diurai dan ia tidak memakai kacamata. Ia juga menggunakan make up tipis.

Untuk sarapan, ia hanya membuat roti tawar dengan selai coklat, sarapan favoritnya.

Ia kemudian menggunakan sepatu kesukaannya, sepatu Converse berwarna hitam dengan tali putih. Sangat berbeda dari biasanya.

Ia bukan nerd hari ini, tetapi dirinya sendiri yang menawan sekali. Naura sangat takut sejujurnya, tentang reaksi orang orang apalagi ke sekolah bareng Devano, lelaki yang tiba tiba terkenal di kampus karena ketampanannya.

Sekarang, ia menunggu jemputan nya di lobby, karena ia akan berangkat dengan Devano.

Setelah 5 menit menunggu, motor sports berwarna hitam itu pun muncul tepat di hadapan Naura, dinaiki oleh seorang lelaki tampan, siapa lagi kalau bukan Devano.

"Yuk naik, kita berangkat ke kampus sekarang" ucap Devano
"Oke, tapi aku ga bisa pake helmnya Dev" ucap Naura
"Sini aku bantuin" ucap Devano memakaikan helm nya untuk Naura, mereka bertatapan beberapa detik, tatapan yang sangat hangat bagi Devano, "Maaf, mmmm udahh itu yuk"
"Oh ya gpp, yuk" ucap Naura sambil menaiki motor sports milik Devano

***
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari apartemen Naura, akhirnya mereka sampai di kampus.

Sudah diduga, semua mata tertuju kepada mereka. Penampilan Naura dan keberangkatannya dengan Devano. Ada tatapan kaget, senang, dan tatapan tidak suka.

Apalagi geng Amelia. Sudah pasti mereka tambah membenci Naura, bukan karena penampilannya tapi Devano. Sial!

***
Istirahat...

"Nau, ke kantin bareng yuk" ucap Devano
"Iya boleh" ucap Naura

"Dasar, mentang mentang ada Devano si cowok ganteng langsung ga jadi nerd lagi, supaya di deketin. Cewek gatel, awas aja dia!" ucap Amelia
"Iya sih, lo harus lakuin sesuatu. Ancam dia?" ucap Sherly menyetujui Amelia
"Gue sih setuju aja, kalo di ancam mungkin baru bener bener jauhin tuh anak" ucap Hana, perempuan lain di geng Amelia

***
"Heh lo, sini ikut gue" ucap Amelia kepada Naura yang tengah makan bersama Devano
"Eh, oke" ucap Naura
"Mendingan jangan deh Nau, bahaya" ucap Devano
"Udah gpp kok, santai aja" ucap Naura meyakinkan Devano
"Oke, fine" ucap Devano pasrah

Mereka pun pergi ke ruang koridor. Tanpa berbasa basi, Amelia langsung mengambil kunci koridor dari kantong nya.
"Lo jangan pernah deketin Devano, dia punya gue" ucap Amelia dan langsung mengunci ruang itu tanpa memberikan Naura kesempatan tuk berbicara.

"Tolong! Tolong! Tolong!" teriak Naura sekencang mungkin

🤍
Hai! Makasih udah mau baca ceritanya. Jangan lupa vote, comment, dan follow account aku :) Di tunggu next part dari cerita ini ya!

Bertemu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang