7.

13 0 0
                                    

Naura pun sampai di rumah nya setelah berbelanja di pasar. Hari yang sangat aneh, yang terjadi di sekolah dan pastinya di pasar. Naura masih penasaran siapa orang yang mengobrol bersama Reva. 

"Lo harus yakinin kalo cowok itu percaya sama lo, dan lo harus bawa dia ke gue"

Itu lah kata kata yang membuat Naura gagal fokus, apakah cowok itu Devano? Kalau pun itu Devano, Naura harus meyakini bahwa Reva tidak akan membawanya kepada lelaki itu. Naura sangat khawatir dengan Devano. Bagaimana hidup nya bersama Reva?

***

Devano's POV

Devano pun berangkat ke mall untuk bertemu dengan Reynold. Ia menggunakan mobilnya untuk ke mall. 

Akhirnya, Devano pun sampai di mall. Ia sangat tidak tahan untuk menceritakan semuanya ke Reynold. Dengan menceritakan segalanya itu bisa membuat Devano lebih lega agar ia tidak terlalu kepikiran.

Devano dan Reynold pun bertemu di sebuah cafe. Mereka membeli 2 kopi susu dan juga 2 roti bakar, supaya mereka bisa sekalian nongkrong dan main bareng pastinya. Reynold sudah tahu bahwa Devano dan Naura mengenal sesama di luar kampus.

"Jadi, lo mau cerita apa sih? Kok kayak penting banget gitu" ucap Reynold penasaran
"Oke, gua biasanya kalo curhat ke Naura, tapi mungkin setelah perbincangan kita di gerbang sekolah, mungkin ga deh. Jadi, tadi Naura bilang ke gue kalo Reva itu mungkin bukan yang terbaik buat gue. Gua kira kalo dia cuman cemburu doang, memang dulu gue suka sama Naura, tapi sekarang gue bingung Rey" ucap Devano
"Lo bingung antara Naura atau Reva?" tanya Reynold
"Iya, gua bingung Rey" ucap Devano 
"Kalo gue sih lo mending sama Reva aja deh daripada sama Naura" ucap Reynold
"Hah? Kenapa sih?" tanya Devano bingung
"Iya, lo tahu kan kalo Naura kemarin ga pake kacamata dan sekarang dia pake kacamata lagi. Lo juga cerita kalo lo yang nyuruh dia buat ga pake kacamata, dan sekarang buktinya dia ga nurut sama lo" ucap Reynold
"Iya juga sih, cuman gue udah tahu kenapa dia pake kacamata. Jujur, gue pengen dia jadi dirinya sendiri" ucap Devano
"Udah deh, ga usah bingung. Reva aja" ucap Reynold
"Iya serah lo, gua pikir dulu. Jangan sampe lo ngomong Reva aja gara gara setelah lihat Naura tanpa kacamata lo tiba tiba suka sama dia karena dia itu cantik. Gue juga jujur aja ya ga percaya seratus persen masihan sama Reva, tapi gue akui kalo Reva emang cantik banget" ucap Devano
"Udah deh, males gua ngomong sama lo. Menurut gue udah Reva aja" ucap Reynold 
"Iya iya. Oh ya, tadi lo kemana sebelum kesini?" tanya Devano
"Oh ga, cuman ke market doang" ucap Reynold 
"Oh, yuk main" ucap Devano mengambil hp nya dari kantong celana
"Oke" ucap Reynold dengan semangat

Tanpa disadari ada yang menguping pembicaraan mereka sejak tadi, siapakah dia?

***

Naura's POV

Naura sedang duduk di meja belajar nya. Bukan fokus belajar malah dia terus memikirkan tentang Devano dan Reva, kini bukan kecemburuan yang meningkat melainkan rasa penasaran yang amat tinggi tentang Reva dan lelaki itu, dan rasa kasihan pada Devano.

Mungkin perkataan lelaki itu adalah untuk membawa Devano kepadanya. Naura berpikir untuk baikan dengan Devano dan mengajak nya jalan setiap hari agar dia tidak dibawa oleh Reva, dan pastinya mengikuti dan memecahkan misteri Reva selama ini.

Reva selalu disukai oleh banyak cowok karena kecantikkan nya, tapi dibalik itu ada sebuah misteri yang mungkin hanya Naura dan Anastasia yang curiga. Dari 10 cowok yang Reva terima untuk jalan bersama nya, setelah satu minggu pun mereka tidak dekat lagi. Dan beberapa hari kemudian pindah kampus.

Naura pernah menanyakan itu kepada salah satu murid, tapi jawabannya bahwa semuanya baik baik saja. Ia khawatir jika nasib Devano nanti nya sama. Sangat sedih bagi Naura karena seseorang yang ia sayang, mungkin akan diancam oleh Reva.

Ia hanya bisa berdoa semua yang terbaik untuk Devano, bisa saja Naura salah sangka, tapi itu dulu. Sekarang yang sangat amat yakin bahwa Reva akan membuat Devano luluh dan apa apain dia. Devano mungkin akan pindah sekolah dan menjadi pendiam dan penyendiri.

Semoga Devano baik baik aja Ya Tuhan, amin. ~Batin Naura~

***

Devano's POV

Sekarang Devano berada dikamar nya sendirian. Mama nya yang sebenarnya sudah tidak ada, tanpa sepengetahuan Naura, karena sebenarnya ia takut Naura akan sedih. Ia juga tahu bahwa mama nya meninggal karena sebuah ancaman, entah ancaman dari siapa itu.

Mungkin papa nya? Karena semenjak mama nya meninggal, papa nya sangat jarang ke rumah dan alasannya ia sedang bekerja dan sangat sibuk. Devano juga tinggal di rumah sendirian, hanya dengan pembantu untuk membantu nya setiap hari.

Papa nya juga tinggal di apartemen karena kata nya lebih dekat untuk ke tempat kerjanya. Perlukah Devano curiga? Mungkin iya, tetapi ia memilih untuk tidak. Daripada ia menjerumuskan diri nya ke sebuah masalah.

Sekarang jam 9 malam, ia ingin tidur tapi tidak bisa. Pikirannya kemana mana sejujurnya, ia pun mencoba untuk menenangkan diri nya dan seketika itu juga ada sebuah telepon dari Papa nya, ia sangat terkejut bukan main.

Ia pun menangkat nya dan terdengar suara wanita yang berkata, "Hai Nak"

🤍
Hai! Makasih udah mau baca ceritanya. Jangan lupa vote, comment, dan follow account aku :) Di tunggu next part dari cerita ini ya!

Bertemu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang