"Hah siapa lo?" ucap Devano dengan sangat tidak sopan karena ia sangat kaget bahwa yang menelpon nya ada seorang wanita lewat nomor hp papa nya
"Saya mama kamu, jangan tidak sopan gitu dong nak" ucap wanita itu, Devano sangat kaget dan marah besar dengan papa nya, ia langsung mematikan telpon ituIa berpikir tentang banyak hal tentang papa nya sekarang, lebih tepat nya hal hal buruk. Pertama, baru saja 2 minggu mama nya meninggalkan mereka dan papa nya sudah menemukan pengganti, secepat itu kah?
Kedua, papa nya berbohong kepada nya, mungkin selama ini papa nya tidak tinggal di apartemen, tetapi tinggal dengan wanita itu. Devano marah besar karena papa nya berbohong, seandai nya saja papa nya jujur, dia mungkin marah tapi tidak semarah ini.
Ketiga, ia sangat butuh Naura untuk curhat. Tidak perduli dengan apa yang terjadi di gerbang sekolah ia langsung mengambil jaket dan kunci motor nya, meski itu jam 9 malam.
***
Devano pun sedikit mengebut menaiki motor nya, ia sampai dengan waktu 15 menit saja. Ia melihat waktu dan ternyata masih jam 9.15 malam. Ia yakin Naura belum tidur, pasti sedang menonton drakor atau mendengarkan lagu lagu BTS atau enhypen.
Saat ia ingin memasuki lobi, ada seorang satpam penjaga yang menghalangi jalannya, "Mau ketemu dengan siapa ya pak, malam malam begini?"
"Saya mau ketemu Naura Ayu pak" ucap Devano
"Ada keperluan apa ya?" tanya pak satpam
"Saya pacar nya mas, saya sudah bilang ke Naura dan dia mengizinkan nya" ucap Devano dengan santai nya, meskipun ia sedikit gugup bahwa dia berkata 'pacar'
"Baik lah, saya persilakan anda masuk" ucap pak satpamSetelah itu, ia langsung menaiki lift dan memencet tombol nomor 7, karena apartemen Naura berada di lantai 7.
Ia pun tidak kerasa sudah berada di depan pintu apartemen Naura, ia sangat takut bahwa Naura tidak akan mempersilahkan nya masuk, tetapi sekarang ia juga sedang membutuhkan teman untuk curhat.
Mungkin Reynold, tapi ia tidak terlalu memercayai nya tentang masalah keluarga nya. Ia lebih percaya dengan Naura, wanita yang sangat ia sayang dan percaya. Setelah berfikir sedikit lama, ia pun mengetok pintu kamar apartemen Naura.
Setelah 3 kali ketokan, ada seorang wanita membuka pintu itu, "Ngapain disini?"
"Nau, please jangan jutek gitu sama aku. Aku minta maaf kalo aku ada salah Nau" ucap Devano memohon sambil menatap Naura
"Baiklah" ucap Naura
"Aku boleh masuk kan sekarang?" tanya Devano
"Ada 1 syarat kalo kamu mau masuk" ucap Naura
"Syarat apapun itu bakal aku turutin karena sekarang aku bener bener butuh temen buat curhat Naura" ucap Devano
"Okay, aku cuman minta coklat kesukaan aku yang biasanya kamu beliin buat aku pas kita berdua masih kecil" ucap Naura sambil tersenyum lebar dengan mata tertutup nya
"Iya gampang kok, aku masih inget harus beli dimana" ucap Devano sambil tersenyum manis dan mengelus rambut panjang Naura yang berponi itu
"Okay deh, yuk masuk Dev" ucap Naura mempersilahkan Devano masuk, setelah Devano masuk Naura langsung menutup pintu kamar nya itu dan mengunci nyaMereka berdua pun duduk di sofa milik Naura, dan disitu sudah disiapkan dua gelas air putih dan satu piring yang berisi biskuit kesukaan mereka berdua.
"Kamu mau cerita apa sih? Sampe dateng kesini malem malem kan bisa lewat telpon Dev" ucap Naura
"Iya gpp sih, aku mau nya dateng" ucap Devano, "Jadi, aku mau jujur aja kalo sebenarnya..."
"Sebenarnya apa? Jangan digantung gitu dong, jadi penasaran banget nih" ucap Naura penasaran
"Janji ga sedih ya kamu nya?" tanya Devano memastikan
"Iya iya, emang ada apa sih?" tanya Naura
"Jadi, sebenarnya mama aku udah ga ada Nau" ucap Devano sambil menundukkan kepala nya tidak berani menatap Naura, Naura mendengar itu hanya diam saja tidak bisa berkata apa apa, ia menangis
"Kan kamu udah janji ga nangis Nau" ucap Devano sambil memeluk Naura sambil mengelus rambut nya
"Kok kamu ga kasih tahu aku sih Dev?" tanya Naura masih menangis, tapi sudah sedikit mereda
"Karena kalo aku kasih tahu ke kamu, aku tahu kamu bakal nangis kayak gini. Aku ga suka lihat kamu nangis Nau. Tapi, aku terpaksa ngomong gini karena papa aku" ucap Devano melepaskan pelukannya dan menatap Naura siap untuk berbicara
"Papa kamu kenapa lagi?" tanya Naura khawatir
"Mama aku baru meninggal 2 minggu yang lalu, dan tanpa disangka papa aku udah ketemu pengganti Nau. Lebih parah nya lagi papa bohong sama aku" ucap Devano
"Bohong seperti apa Dev?" tanya Naura merasa kasihan dengan Devano
"Papa udah ga tinggal di rumah semenjak mama meninggal, dia bilang kalo dia tinggal di apartemen karena lebih dekat sama kantor nya. Tapi tadi papa telpon aku, aku seneng banget aku kira dia bakal balik atau apa gitu. Tapi, malah ada seorang wanita berkata 'Hai Nak' sama aku. Aku tanya siapa dia, dan dia bilang bahwa dia itu mama nya aku. Iya, aku kaget banget dan langsung matiin telponnya" ucap Devano dengan nada sedih
Naura langsung memeluk Devano, "Kamu yang sabar ya. Mungkin ini jalan yang terbaik buat kamu dari Tuhan. Mungkin ini bakalan susah Dev, tapi aku percaya kamu pasti bisa jalanin. Semua nya butuh waktu dan proses aja kok"
"Kamu yang terbaik Nau, makasih ya udah nenangin aku. Aku cuman bingung aja kenapa papa bohong sama aku" ucap Devano di pelukan itu
Naura tersenyum mendengar perkataan Devano, "Aku akan selalu ada buat kamu, jangan khawatir. Dan mungkin papa kamu akan bilang ke kamu di waktu yang tepat, dia mungkin bakalan takut kamu marah kalo misalnya papa kamu langsung bilang gitu"
"Iya Nau, aku ngerti. Aku bakal temuin papa aku nanti sama kamu ya" ucap Devano
"Okay" ucap Naura dan melepaskan pelukan itu
"Oh ya, aku mau bilang seseuatu ke kamu Nau" ucap Devano sambil memegang kedua tangan Naura
"Ada apa Dev?" tanya Naura
"Aku semakin yakin sekarang kalo Reva itu bukan yang terbaik buat aku. Memang aku akui dia cantik sekali, tetapi mungkin hati nya tidak seperti kamu. Selama ini aku bingung antara memilih kamu atau memilih Reva, dan aku sempat mau memilih Reva sebagai kekasihku. Sempat aku mau mengajak nya jalan, tapi selalu saja gagal. Dan sudah terbukti hari ini bahwa kamu lah satu satu nya perempuan yang aku butuhkan sekarang dan bukan Reva. Kamu lah wanita yang siap untuk menenangkan hati aku di saat aku lagi kesusahan dan banyak pikiran seperti ini. Mungkin tidak romantis ya aku nembak kamu kayak gini, tapi Adyla Rafa Naura ayu, kamu mau ga jadi teman cintaku?"🤍
Hai! Makasih udah mau baca ceritanya. Jangan lupa vote, comment, dan follow account aku :) Di tunggu next part dari cerita ini ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kembali
Подростковая литература~Apakah kita ditemukan kembali untuk bersatu selamanya?~ [ 6 January 2022 ]