15. Ribut

2 1 0
                                    

Akhirnya Alana menemukan Arka dan Revand bahkan menyaksikan keributan tersebut. Alana pun memasuki keremunan siswa-siswi yang tengah mendapatkan tontonan gratis.

"Misi-misi." Ucap Alana sambil menerobos masuk

"Kak Arka, Revand ngapain?!" Tanya Alana begitu saja yang sangat bolot

Pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja dari mulut inces Alana. Ya sudah jelas-jelas lagi gelut juga.

"Lo gak liat Na, mereka lagi berantem." Ucap salah satu teman sekelas Revand yang langsung nyeletuk begitu saja

Tiba-tiba saja Alana ketawa garing yang membuat selapangan menatap bingung, sinis, najis kepadanya.

"Aduh..aduh..kak Arka Revand ngapainsi berantem gitu? Kayak anak kecil tau udah-udah balik-balik ke kelas ya."

Pertarungan yang sempat terjeda kemudian berlanjut lagi. Alana panik. Dia bingung bagaimana memisahkan. Siswa-siswa lain bukannya misahin malah nontonin dan ada yang taruhan siapa pemenangnya.

Tiba-tiba datanglah bu Gama.

"Arka! Revand! Ikut saya ke ruang BK!" Ucapnya sambil menatap ganas dua orang tersebut.

"Kalian juga! Bukannya misahin! Bubar atau saya suruh guru-guru permata pelajaran ngurangin nilai kalian!"

Ucapan bu Gama itu pun sontak mambuat siswa-siswi yang sedang menonton itu berhamburan meninggalkan lapangan. Alana pun ikut meninggalkan lapangan, namun dirinya bersembunyi di balik tong sampah untuk menguntit.

"Ayo Arka Revand ikut ibu!" bu Gama pun berjalan mendahulai Arka dan Revand, kemudian mereka berdua pun mengikuti beliau. Alana pun ikut mengikuti.

Sesampainya di ruang BK, Arka dan Revand langsung duduk bersebelah. Mereka saling melemparkan tatapan sinis. Alana pun menguping dari balik pintu.

"Arka Revand kalian kok bisa sih ribut? Kalian ini Ketos dan Waketos. Harusnya memberi contoh yang baik, ini malah ribut. Ributin apa sih?" Ucap bu Gama panjang × lebar

Arka dan Revand hanya diam, tidak ada yang buka suara.

"Saya lagi berbicara sama kalian, bukan sama tembok!" Tegur bu Gama karna kesal terhadap Arka dan Revand yang hanya diam

"1...2.." Hitung bu Gama yang kemudian segera cepat dibalas Arka

"Saya kesal sama Revand yang ikut campur permasalahan saya." Ucap Arka

"Enak aja lo! Gue bukan ikut campur, gue cuman gak mau terjadi apa-apa." Balas Revand tak mau kalah

"Sudah-sudah, ikut campur apa Arka?" Tanya bu Gama kepada Arka

"Alana." Singkat Arka

Alana yang sedang menguping pun kaget bukan main, karena tiba-tiba namanya disebut.

"Alana? Ada apa dengan dia?" Tanya bu Gama

"Alana pacar saya, Revand mau misahin kita." Ucap Arka yang kemudia dibantah Revand

"Enak aja lo, pacar paksaan kan?" Ucap Revand tak mau kalah kembali

"Gak usah sok tau bisa?" Balas Arka

'Revand ngapain mau misahin gue sama kak Arka ya?' Batin Alana

Tiba-tiba saja Keysa, Rachel, dan Geo mengagetkan Alana dan sontak Alana langsung bersuara. Alana langsung menutup mulutnya dan menyeret teman-temannya untuk segera pergi meninggalkan tempat ini. Bisa ketauan nguping kan dirinya.

"Aduh..aduh..Na, pelan-pelan napa elah." Ucap Geo yang diseret Alana seperti kambing hendak disembelih

"Diem!" Balas Alana

"Na, lo lagi ngupingin apasih?" Tanya Rachel tapi tidak digubris oleh Alana

Sesampainya di kelas Alana langsung menghakimi mereka bertiga. Karena merekalah Alana tidak tahu kelanjutan dari pembicaraan di ruang Bk itu.

"Ish ya gegara lo gue gak tau kan kelanjutan pembicaraan di ruang Bk."

"Ck lo nguping?" Tanya Keysa

"Iya bego, aduhh.."

"Bukannya langsung masuk aja, cemen banget lo." Ucap Geo yang langsung mendapat toyoran Alana

"Kalo gue masuk bukan nguping namanya Jamal."

"Sumpah tadi gue denger kalau akar dari permasalahan kak Arka dan Revand ribut itu gegara gue. Tapi gue gak tau kenapa gegara gue." Ucap Alana

"Lo tanya aja ke kak Arka kenapa bisa berantem sama Revand, pura-pura gak tau aja kali." Ucap Rachel

"Oke deh, semoga aja Kak Arka mau terbuka sama gue."

Jam pulang sekolah pun tiba. Saat Alana berjalan ke luar kelas tiba-tiba saja banyak sorot mata melihat dirinya sambil berbisik-bisik. Alana bingung apa ada yang salah dengan dirinya.

"Kenapa sih itu orang-orang?" Alana bergumam sendiri. Semakin lama semakin risih. Itulah yang sedang Alana rasakan.

"Oh ini yang sok-sokan deketin dua orang famous di sekolah." Ucap salah satu teman Amel, karena mereka bergerombol

"Kan gue bilang juga apa..dasar cabe! Lo deket-deket Arka, trus Revand ck..caper banget si lo!" Balas Amel

"Iyani modelan gini sok-sokan banget baru ade kelas juga." Balas teman Amel yang satunya

"Udah lah gais ayo kita bawa ini anak ke lapangan aja." Timpal amel

"Capcus.." Jawab teman-teman Amel kompak

Alana yang dari tadi diam, lebih tepatnya bengong pun tiba-tiba ditarik. Dirinya berontak tapi apa daya.

"Perhatian..perhatian!" Ucap Amel yang mengundang perhatian

"Ini ni guys, orang yang nyebabin ketos dan waketos kita ribut." Ucap Amel

Tiba-tiba para ciwi-ciwi pun menimpal perkataan Amel.

"Oh ini? Baru ade kelas aja udah sok-sokan."

"Hih sok cakep banget."

"Kampungan."

Selain ucapan-ucapan itu, Alana pun dilempari kertas oleh ciwi-ciwi yang sepertinya penggemar Arka dan Revand.

Alana malu sangat malu. Dirinya hanya bisa menunduk malu saja.

"Heh nenek lampir ngapain lo?!" Ucap seorang cowo, cowo tersebut adalah Revand

"Kakak kelas macam apa yang ngebuli ade kelas nya gini? Kalo lo suka bahkan tergila-gila sama Arka ya lo kejar bego, bukan malah ngebuli orang yang deket sama Arka." Ucap Revand yang membuat Amel naik pitam

"Lo gak usah ikut campur!" Balas Amel

"Yang berhubungan sama ini anak, berarti berhubungan sama gue juga!" Ucap Revand yang membuat teman-temannya yang sedang menonton adegan ini pun ternganga-nganga

"Ayo cantik jangan nunduk gitu dong, cantiknya kan gak keliatan." Ucap Revand tiba-tiba kepada Alana. Alana kaget biasanya Revand konyol dan menyebalkan tiba-tiba berubah menjadi manis nan romantis begini. Kesambet apa ni anak?

Alana pun perlahan menegakkan kepalanya yang semula tertunduk. Setelah itu Revand membawa Alana pergi meninggalkan ke rumunan itu.

"Na ini helmnya, gue anter pulang ya. Cepet naik."

Alana pun tiba-tiba seperti terhipnotis kata-kata Revand. Dirinya langsung dengan nurut naik ke atas motor Revand.

Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan parkiran. Dari kejauhan Arka menyaksikan adegan itu. Arka merutuki dirinya yang kalah cepat dari Revand.

"Gue harus menjauhkan Alana dari Revand. Dia milik gue!" Ucap Arka

Kemudian dirinya melajukan motornya dengan begitu cepat.

Proposal TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang