Sedang asik asiknya mimpi indah dalam tidurnya, ada seorang anak kecil perempuan yang masuk ke dalam kamar Vano dan mendaratkan diri di atas tubuh Vano.
"Abang Vano ayo bangun! Katanya mau olahlaga baleng Naya!" Teriak Naya dengan suara cadelnya sambil memukul pelan pipi Vano.
Vano menggeliat, dan membuka matanya secara perlahan karena masih sangat mengantuk.
"Abang! Bangun ih! Naya guyul pake ail panas ni!" Sontak Vano langsung mendudukan dirinya membuat Naya terjatuh dari tubuhnya. Naya menatap tajam Vano karena membuatnya jatuh.
"Nanti aja Naya. Abang Vano masih ngantuk, baru tidur tadi jam 2. Nanti aja ya.. Sekarang abang Vano mau tidur lagi." Ucap Vano dengan suara khas bangun tidur lalu merebahkan diri lagi di kasur.
"Engga! Naya mau nya sekalang!" Bentak Naya dengan kedua tangan terlipat di depan dada sambil mengerucutkan bibirnya.
Nayara Flaura Maharani, akrab di panggil Naya atau Ara. Sosok gadis kecil berusia 5 tahun setengah ini adalah adik kandung dari Lita dan juga adik sepupu perempuan Vano. Gadis kecil yang tidak bisa mengucapkan huruf "R" yang membuat semua orang sangat gemas dengannya, ceria dan sangat aktif.
Hari ini adalah hari libur makanya Naya sekarang berada dirumah keluarga Vano, dan dari semalam dia menginap dirumah Vano.
Namun Vano tetap mendiamkan Naya dan memejamkan matanya untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda saat di ganggu oleh Naya.
Naya tersenyum nakal. Ide terlintas hadir di pikirannya supaya Vano mau menurutinya.
"Huwaaa~" Naya menangis kencang membuat Vano membuka matanya dan melihat Naya yang sedang menangis.
Ck kebiasaan ni bocah, dikit lagi pasti ngadu batin Vano.
"Huwaa~ Bunda.. abang Vano ga mau nemenin Naya olahlaga.. hiks uang jajan abang Vano di pot- mpphh.." belum selesai Naya mengucapkan kalimatnya, Vano langsung menutup mulutnya supaya Naya tidak mengadu yang aneh aneh kepada mama nya.
Naya dan Lita memanggil Mama Vano dengan sebutan Bunda."Hayo mau ngadu apa kamu ke bunda?" Ucap Vano masih membekap mulut Naya dengan tangannya.
Krek~
"Awwwhhh.." Spontan Vano melepaskan tangannya dari mulut Naya saat tangannya di gigit oleh Naya. Vano meringis sakit pada tangannya.
Vano mendelik ke arah Naya, sedangkan yang di tatap seperti itu oleh Vano malah menjulurkan lidahnya.
"Apa!? Mau malah?" Naya pun membalas tatapan Vano tak kalah tajam.
"Malah malah.. Marrrrrah! Pake R bukan L..Ssshhh.." Ucap Vano diakhiri ringisan.
"Oh abang Vano belani sama Naya!?"
"Berani dong.. aduh aduh sakit sakit.." Ucap Vano saat Naya menggigit jari telunjuknya sangat keras.
Sedangkan Vano berusaha mengeluarkan jarinya dari mulut Naya.
Ni anak bener bener dah, awas aja nanti.
Vano pun mengelitik perut Naya dengan tangan kirinya membuat jari Vano terlepas dari mulut Naya.
"ih ahaha abang Vano haha bel haha belenti ahahah ish ahaha." Ucap Naya menahan kesal sekaligus geli di waktu bersamaan.
"Makanya gausah ngigit bisa kan? Kalo laper tu makan, jangan ngigit abang Vano." Ucap Vano saat menghentikan mengelitiki Naya.
"Masa di gigit doang sakit, gililan di tonjok olang abang Vano ga ke sakitan tu." Naya memasang muka mengejek.
![](https://img.wattpad.com/cover/288524326-288-k508458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO
Teen FictionFollow Dulu sebelum Baca☄🙆 [Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, unsur unsur dan alur cerita seperti cerita orang lain itu adalah KETIDAKSENGAJAAN. Cerita ini murni ide terlintas dari Authornya]. ✍🖎✍🖎 Seorang mahasiswi remaja yang baru saja satu...