⚠️Warning
(Ada bahasa kasar)Setelah selesai, Vano menyusul ke ruang makan. Vano melihat banyak makanan tertata rapi di meja makan yang Deschellia dan asisten rumah tangganya masak.
"Ko banyak banget ma? Mau ada tamu?" Tanya Vano, sambil menarik kursi di sebelah Naya yang sedang lahap makan ayam goreng dan mendudukkan bokongnya di kursi itu.
"Engga ko, sayang. Ya Mama lagi ke pengen aja masak sebanyak ini. Siapa tau nanti Papa Mama nya Naya dateng." Jawab Deschellia
"Benel tu. Belisik ni abang Vano! Tinggal makan aja pake nanya mau ada tamu ya." Celetuk Naya dan di akhiri mencibir Vano.
"Polsi makan abang Vano kan juga banyak." Timpal Naya, lagi."Diem lo anak kecil. Makan mah makan aja ga usah nyamber kaya petir." Ucap Vano tajam dan menatap sinis Naya yang duduk di sampingnya.
"Vano.. Ga boleh ngomong gitu sama Naya." Tegur Deschellia pada anak lelakinya itu.
Naya menjulurkan lidahnya ke Vano. Vano yang melihat Naya seperti itu semakin geram. Kemudian Vano melirik ayam goreng yang berada di piring Naya.
Vano tersenyum miring, lalu ia mengambil nasi dan menaruhnya ke piring. Tangan kiri Vano mengambil ayam goreng yang ada di piring Naya namun mata melihat ke arah lain seolah-olah ia tidak tahu kalau ayam goreng itu milik Naya.
Naya yang melihat ayam gorengnya di ambil tidak terima lalu Naya mendorong tangan Vano kencang sehingga ayam goreng di tangan Vano terlepas dan terjatuh ke lantai.
Vano membelakkan matanya, sangat terkejut. Lalu Vano menatap nyalang sang pelaku.
Naya tersenyum miring "Kenapa bang? Ups."
Naya menutup bibirnya berpura-pura terkejut "Jatuh ya bang? Ambil aja kan belum lima menit." Naya tersenyum meremehkan, lalu mengambil lagi ayam goreng yang ada di meja makan tersebut yang hanya tersisa satu."Mau ni?" Naya menyodorkan ayam goreng ke depan wajah Vano yang sedang menahan kesal. "Ni Naya kasih tulangnya aja ya bang Vano." Naya menaruh tulang ayam goreng ke piring Vano.
"Selamat makan abang Vano!" Seru Naya tanpa merasa bersalah.
Decitan kursi makan terdengar, Vano berdiri ingin pergi dari ruang makan saat ini juga karena sudah sangat geram dengan sikap Naya. Bisa darah tinggi ia kalau harus terus-terusan dekat dengan Naya.
"Loh sayang kamu mau kemana? Kan belum makan." Deschellia mengernyitkan alisnya saat melihat Vano hendak pergi dari ruang makan.
"Mau ke kamar ma." Ucap Vano dingin.
"Tapi kan kamu belum makan sayang."
"Nanti aja. Vano ke kamar dulu."
Vano pun meninggalkan ruang makan, sebelum pergi Vano menaruh satu sendok sambal ke piring Naya sehingga mengenai ayam goreng milik gadis kecil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO
Novela JuvenilFollow Dulu sebelum Baca☄🙆 [Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, unsur unsur dan alur cerita seperti cerita orang lain itu adalah KETIDAKSENGAJAAN. Cerita ini murni ide terlintas dari Authornya]. ✍🖎✍🖎 Seorang mahasiswi remaja yang baru saja satu...