"Kakekmu meninggal, kau harus menghadiri pemakamannya, tinggalkan sekolahmu dan kami akan mengatur semuanya. Soal ujian masukmu ke universitas, kita bicarakan setelah pemakaman selesai"
Penjelasan itu menutup seluruh peperangan dalam hati dan pikiran Jungkook pagi itu. Sungguh siapa yang menginginkan kejadian tak terduga ini. Seumur hidup seharusnya Jungkook lebih memikirkan tentang kejadian yang tak terduga akan menghampirinya.
Apa yang bisa Jungkook lakukan ketika baru 3 jam lalu dia membenamkan seluruh kelelahannya dan juga seluruh perasaan tak karuannya pada Dahyun, dan sekarang dia dikagetkan dengan kematian Kakeknya.
Sungguh jika Jungkook bisa mementingkan ke-egoisannya, dia rasanya tidak ingin perduli dengan semua yang terjadi di keluarganya. Namun sungguh miris jika dia tega tidak menghadiri pemakaman Kakeknya sendiri.
"Kita berangkat pukul 5 pagi, ada waktu 1 jam untuk mempersiapkan semuanya"
Wanita paruh baya itu menutup pintu kamar putra semata wayangnya. Bahkan Nyonya Jeon masih menggunakan gaun pesta, beliau baru saja pulang dari penjamuan tamu dari salah satu perusahaan yang dia kelola.
Jungkook melirik keberadaan ponselnya, namun sayang Nyonya Jeon lebih cerdik sehingga dia pergi sekaligus membawa ponsel milik Jungkook.
'SIAL!!'
Ya.. sungguh sial nasib Jungkook, sekarang yang ada dipikirannya hanyalah Dahyun. Bagaimana Jungkook bisa menghubungi Dahyun, bagaimana jika Dahyun menunggunya dan tetap menunggunya sampai dia datang di tempat biasanya?
---
Mobil yang di kendarai Jungkook dan Ibunya baru saja melewati belokan gang, tempat Dahyun selalu menunggunya. Seperti berharap ada bintang jatuh yang mengabulkan permintaannya, melihat tempat itu ... Jungkook berharap bisa bertemu Dahyun dan mengatakan semua hal yang perlu diketahui Dahyun. Jungkook mempunyai firasat buruk saat nanti dia tiba di Jepang.
Sayangnya...hal itu tidak pernah terjadi. Siapa yang perduli dengan segala hal yang ada di otaknya sekarang? Ibunya tidak akan mengerti, tidak akan mengerti!!
Jungkook mengacak rambutnya frustasi.
"Hyunnie...i love you" bisiknya pelan.
.
.
Jungkook melirik Ibunya yang terdiam memandangi jalanan yang ada di depannya. Sedikit keberuntungan yang mungkin bisa Jungkook manfaatkan, jalanan macet karena ada kecelakaan dan apa yang Jungkook pikirkan sekarang adalah, keluar dari mobil dan mencari bantuan.
Mobil berjalan sangat lambat, dan sekarang gerak mobil pun berhenti .
Jungkook membuka kunci mobil dan keluar dari mobil itu. Sontak Ibunya berteriak, seluruh perhatian orangpun tertuju padanya, seolah-olah Jungkook adalah tawanan yang sedang kabur atau malah seorang pencuri yang sedang diteriaki maling oleh wanita paruh baya yang tak lain adalah Ibunya sendiri.
"Cepat kejar dia!"
Nyonya Jeon memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mengejar Jungkook yang kini sedang berusaha menghindari mobil-mobil yang berhenti itu.
Apa perdulinya dengan semua pengawal itu, Jungkook harus segera mencari bantuan, ke tempat Taeyong adalah satu-satunya tujuannya. Jungkook terus melewati mobil mobil itu.
Jungkook tidak mungkin melawan Ibunya, namun jika dia mengatakan yang sebenarnya dia tidak yakin mendapat ijin. Ayolah...hanya ingin meminta bantuan pada Taeyong, dan dia harus dikejar-kejar seperti seorang penjahat.
Akhirnya Jungkook bisa keluar dari kemacetan itu, selanjutnya dia harus segera ke stasiun untuk menemui Taeyong. Setidaknya hanya mereka yang bisa membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE THAN [ JJK x KDH ] ✔
Fanfiction"Apa kau bertengkar dengan Dahyun?" . . "Jungkook mengijinkanku untuk mendekatimu... sepertinya dia mulai melepaskanmu!" . . "Lepaskan! Aku tidak mengenalmu!" . . "Aku tidak mengganggumu, aku hanya ingin merebutmu dari Jungkook. Aku ingin tahu baga...