Pagi ini Jungkook dikagetkan dengan semua foto yang berserakan di meja kerja Ibunya. Ibunya mempunyai maksud lain untuk memintanya datang ke kantor. Ini diluar dugaannya. Ibunya tidak membicarakan tentang perusahaan padanya, melainkah hal lain, dan itu adalah tentang foto-foto itu.
Nyonya Jeon menatap tajam putra semata wayangnya itu. Sedangkan Jungkook masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana mungkin Ibunya bungkam selama ini?
Foto-foto itu tak lain adalah semua fotonya bersama Dahyun. Dimulai dari foto di tahun pertama mereka berteman, foto setiap kebersamaan mereka sampai saat perayaan tahun ke-8 persahabatan mereka.
“Kenapa? Kau pikir aku tidak tahu?”
Jungkook tersenyum, memang tidak mungkin jika Ibunya tidak tahu segala kegiatannya. Jungkook hanya berfikir jika selama ini ia mampu mempertahankan pertemanan beda kelas sosialnya dengan Dahyun, itu berarti Ibunya tidak tahu apapun tentang hubungannya dengan Dahyun.
Namun kenyataannya sungguh berbeda, Nyonya Jeon mengetahui hubungan Jungkook dengan Dahyun sejak pertama mereka bertemu. Dan jangan ditanya apakah Nyonya Jeon tahu latar belakang dan kehidupan Dahyun. Dia pasti tahu.
“Apa yang Ibu inginkan?”
“Tidak ada, ini hanya peringatan kecil setelah bertahun-tahun aku diam dan tidak melakukan apapun, kau pasti mengerti kan.”
Jungkook terdiam, ia mendongak, dan kali ini ia berani menatap wajah Ibunya.
“Apa aku melakukan hal yang salah? Kami hanya berteman.“
“Ada banyak teman yang lebih baik untukmu.”
“Berhenti mengatur pergaulanku, aku bisa memilih teman yang baik untukku.”
“Teman dengan kelas sosial yang berbeda dengan kita?”
Jungkook tersenyum sinis, ia benci hal ini. Yang ada di otaknya kali ini adalah, bagaimana caranya ia bisa tetap bersama Dahyun dan ia tetap aman. Jungkook yakin jika ia bersikeras, Ibunya bisa saja berbuat apapun.
“Bu, beri aku sedikit nafas untuk memilih teman-temanku dan seseorang yang pantas untuku.”
Nyonya Jeon tersenyum sinis. Ia beranjak dari kursi dan mendekati putranya itu. ia memeluk Jungkook dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya.
“Kita lihat saja nanti putraku.”
Nyonya Jeon melepas pelukannya. Lalu ia melangkah keluar dari ruangannya. Meninggalkan Jungkook yang masih membatu di ruangan itu.
“Maaf…Hyunnie..” lirihnya.
.
.
Dahyun menatap dingin sosok di depannya. Ia tidak bisa memberikan ekspresi lain selain wajah dingin. Tidak tahu harus gembira atau marah. Sayangnya tidak mungkin ia marah ataupun mengusirnya saat itu juga.
Ya, tidak mungkin Dahyun mengusir Ibunya yang beru saja kembali ke rumahnya.
“Jangan menatap Eomma seperti itu.”
Dahyun masih diam, tatapannya juga tak berubah. Sepertinya ia sudah muak memanggil Nyonya Kim dengan sebutan Eomma sama seperti saat di korea. Rasanya sudah tidak pantas lagi Dahyun memanggilnya dengan cara seperti itu, mengingat keadaannya saat ini. Lebih baik Dahyun memanggilnya dengan sebutan Ibu seperti biasa. Itupun sepertinya berat untuk Dahyun katakan sekarang.
“Hentikan! Kau menakutkan!” Nyonya Kim membanting sendoknya.
Mendapat tatapan dingin dari Dahyun sungguh membuatnya tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE THAN [ JJK x KDH ] ✔
Fanfiction"Apa kau bertengkar dengan Dahyun?" . . "Jungkook mengijinkanku untuk mendekatimu... sepertinya dia mulai melepaskanmu!" . . "Lepaskan! Aku tidak mengenalmu!" . . "Aku tidak mengganggumu, aku hanya ingin merebutmu dari Jungkook. Aku ingin tahu baga...