23.

218 38 26
                                    

Agustus, 4 bulan yang lalu.



Setelah Beomgyu lulus kuliah, orang tuanya pindah dari Ansan ke Daegu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Beomgyu lulus kuliah, orang tuanya pindah dari Ansan ke Daegu. Di sinilah mereka semua, berkumpul di ruang tamu rumah Beomgyu. Usai makan siang, mereka mengobrol panjang.

Hyuka meremas lutut celananya. Keringat dingin mulai mengaliri punggung. Dari tadi ia hanya mendengarkan Soobin yang sibuk berbincang dengan orang tua Beomgyu. Sesekali ia ikut mengangguk dan tersenyum.

Setelahnya, suasana hening sejenak. Soobin melirik Hyuka — yang mengangguk kecil — lalu berdehem sebelum bersuara. "Begini Paman dan Bibi Choi, sebenarnya kedatangan kami ke sini untuk melamar Beomgyu."

Sang ibu menepuk pundak anaknya, tersenyum lebar. "Ibu bilang juga apa, dulu kan Ibu pernah bilang kalau kamu dan Soobin pasti ada sesuatu."

Hyuka menunduk. Dibanding abang sepupunya yang hampir lulus sekolah kedokteran dan akan lanjut pendidikan spesialis, dia merasa kecil.

Beomgyu hanya diam. Telunjuknya menyusuri bibir cangkir lalu menyeruput tehnya. Soobin menggeleng, tersenyum kecil. "Bukan saya, Bibi Choi."

"Eh???"

Semua pandangan mata sontak beralih pada yang termuda di ruangan itu. Terdengar kekehan kecil dari ayah Beomgyu. "Hahaha, kamu pasti bercanda kan?"

Hyuka menggeleng cepat. "Kak Beomgyu sekarang hamil satu bulan," balasnya pelan.

"Ning," Soobin berbisik tajam. Di perjalanan tadi, ia sudah mengingatkan Hyuka agar lebih hati-hati berucap. Nyatanya tidak diindahkan.

"APA?!"

Beomgyu menyentuh bibir. 'Ah, tehnya masih panas'. Ia menaruh cangkir di meja. "Yang benar 5 minggu kok," sahutnya tenang.

Hyuka kembali menunduk, memainkan jari-jarinya. Sorot mata ayah Beomgyu terasa menembus kepalanya.

"Benar begitu?!"

Ia mengangguk kecil. Dengan terbata, dia menuturkan garis besar dari apa yang ia tahu. Setelah itu Hyuka mendongak. Pandangannya beradu dengan sorot tajam lelaki di depannya.

"Kemarilah, Kai."

Soobin menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan. Setelah menelan ludah, perlahan Hyuka beranjak. Kini dia berdiri berhadapan dengan sang ayah.

BUAGH!

"Paman!" Soobin segera membantu adik sepupunya yang tersungkur di lantai. Gurat kemarahan tercetak jelas di wajah ayah Beomgyu. Napasnya memburu.

"Kau..." telunjuknya terangkat. "Apa yang kau lakukan pada anakku, hah?!"

Satu tangan Beomgyu menopang kepala, bertumpu ke lengan kursi. Tangan satunya menarik ujung baju sang ayah. "Duduklah, Ayah. Kita dengar dulu apa yang mau dia omongkan."

Hyuka meringis. Sudut bibirnya perih. Lidahnya mengecap rasa besi.

"Kai, berapa umurmu?" Giliran sang ibu bertanya.

Me + U    🐧🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang