13.

256 39 18
                                    

"It's supposed to hurt, it's a broken heart
But to movin' on is the hardest part
It comes in waves, the letting go
But the memory fades, everybody knows"

Ruang tamu apartemen dipenuhi lagu yang mengalun dari playlist Hyuka. Sebuah album kecil berwarna putih terbuka di pangkuan. Sambil bersenandung, jarinya membalik halaman demi halaman, menelusuri barisan foto yang membangkitkan memori.

Sepanjang ingatannya, sosok Beomgyu bagaikan kepingan mungil yang melengkapi hidupnya. Terlihat kecil, namun amat berharga. Tersenyum tipis, ia kembali memandangi barisan foto yang menyimpan memori tentang mereka berdua.

"Kai-ya."

Atensinya teralihkan saat mendengar namanya dipanggil. Dia mendongak dari album yang ia pegang. Beomgyu berdiri di dekatnya.

"Kalau udah selesai beresin ruang depan, ayo makan," ajak Beomgyu. Kai berdiri. Ia menunjukkan selembar foto dalam album.

"Kak, masih ingat yang waktu ini ga?"

"Kak, masih ingat yang waktu ini ga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beomgyu meneliti gambar tersebut. "Ini pas kita ke akuarium kan? Soobin panik banget tau. Waktu itu kamu ga bilang kalau mau ke Seoul."

Hyuka terkekeh, teringat Soobin memarahinya yang pergi diam-diam. Setibanya di Ansan, dia hanya diam tertunduk lalu pergi ke kamarnya sambil menenteng boneka dolphin yang dibelikan Beomgyu.

Album kecil itu diselipkan kembali ke rak buku. Saat makan siang, Hyuka memandangi kesayangannya yang menyuap sendok dengan lahap. Tersenyum karena nafsu makan Beomgyu meningkat.

Setelahnya, yang lebih tua beranjak untuk cuci piring. Sepasang lengan kekar mendekap pinggangnya, membuatnya kaget.

"Geli, Kai-ya." Beomgyu mengedikkan bahu saat ujung rambutnya diangkat dan sepanjang lehernya dicium.

"Mmm," sahut Hyuka. Masih menelusuri kulit Beomgyu dengan bibirnya. "Kakak belum keramas dari kemarin tapi gapapa, Kai tetap suka kok." Dagunya diletakkan di pucuk kepala yang lebih tua.

Lagu yang bergema kini berganti.

"Kenapa lagunya galau semua sih?" Yang lebih tua protes. Hyuka mengangkat bahu. "Suka aja." Pertanyaan itu dijawab sekenanya. Dagunya menggesek helai rambut hitam.

Sabtu sore itu mereka bersantai di sofa usai beberes rumah. Selimut menutupi hingga ujung kaki agar terlindungi dari suhu dingin. Kepala Beomgyu bersandar ke bahu yang lebih besar. Kelopak matanya terkatup. Satu tangan Hyuka meraih pinggang di sebelahnya. Dalam hati ikut menyanyikan lirik lagu yang tengah diputar. Tak lama, ia ikut mengantuk.

"What if I'm tryin', but then I close my eyes
And then I'm right back, lost in that last goodbye
And what if time doesn't do what it's supposed to do?

What if I never get closure?
What if I never get back all the wasted words I told ya?
What if it never gets better?
What if this lasts forever and ever and ever?"




"Kak Gyu!" Seorang bocah umur 6 tahun berlari menghampiri anak lain yang lebih besar. Keduanya tengah bermain di pinggir sungai yang dangkal.

"Lihat bunga yang Kai bawa buat kakak!" Genggaman mungilnya terangkat, memperlihatkan beberapa tangkai bunga berwarna-warni yang baru ia petik.

"Hehe, makasih Kai-ya." Yang lebih tua terkekeh menerima pemberian itu.

"Kak Gyu, Kak Gyuuu. Kai kasih ini karena suka sama kakak. Apa kakak juga suka sama Kai?"

Beomgyu mengangguk.

"Kalo gitu, kakak nanti jadi pengantinnya Kai, kan?"

Yang lebih tua merunduk. Telunjuknya di depan bibir. "Hussh, kamu masih kecil, belum boleh ya," balasnya sambil tersenyum kecil.

"Berarti kalo udah gede boleh?"

"Iya iya, kalo udah gede gapapa."

"Beneran?" Ditariknya ujung baju Beomgyu, yang kemudian mengangguk.

"Janji lho ya." Hyuka mengangkat kelingkingnya. Saat dilihatnya Beomgyu tidak memberi gestur yang sama, ia meraih tangan yang lebih tua dan menautkan kelingking mereka.

"Iyaaa, heheheh lucu banget sih kamu dek. Ayo pulang, nanti kakak dimarahin Soobin kalo kita main kesorean."

Si kecil mendahului di depan, berlari dengan tangan terentang. "Yeeay, Kai besok kalo udah gede bakal nikah sama Kak Gyu!"

Beomgyu mengikutinya sambil terkekeh. Dia senang bermain dengan Hyuka, rasanya seperti punya adik yang pintar dan menggemaskan.




"I'm tryin', but then I close my eyes
And then I'm right back, lost in that last goodbye
And what if time doesn't do what it's supposed to do?
What if I never get over you?"

Hyuka terbangun lebih dulu dan mematikan lagu yang terulang dari awal playlist. Sambil menguap, ia melihat Beomgyu kini tertidur di pangkuannya.

"Kak, bangun."

"Hmmh lima menit lagi, Kai-ya."

"Paling nggak, pindah ke dalam aja kak, dingin di sini."

Beomgyu menggeleng-geleng. Hidungnya mengusak perut Hyuka, membuat si pemuda blasteran kegelian. Dia memutuskan menggendong Beomgyu ke kamar mereka. Dibaringkannya tubuh mungil itu ke ranjang, lalu ikut tiduran. Punggung tangannya bergerak mengelus kepala, pipi, serta dagu yang lebih tua. Bibirnya menyanyikan lagu yang tadi ia mainkan saat membereskan apartemen.

"What if I gave you everything I got?
What if your love was my one and only shot?
What if I end up with nothing to compare it to?"

Hyuka mendekat. Rambut Beomgyu yang menutupi wajah dirapikan ke belakang telinga. "So what, if I never get over you?" Bisiknya dengan bibir menyentuh cuping telinga yang lebih tua.


Me + U    🐧🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang