14.

338 40 21
                                    

Warning: 🔞
Bisa diskip sampai nemu asterisk (*)



Langit di luar jendela masih gelap sewaktu Beomgyu terbangun. Kelopak matanya berat. Sambil menguap lebar, dia menggapai ponsel di nakas, melihat waktu untuk alarm berbunyi masih lama. Dia sudah berniat tidur lagi ketika menyadari sesuatu menggesek bagian bawahnya. Ia mengerjap ke ruangan yang gelap. Posisi Hyuka saat ini memeluknya dari belakang dengan satu lengan menyangga kepalanya.

Pelan-pelan, ia mendorong ke belakang, merasakan lebih jelas ada yang mengganjal di antara lekuk bokongnya. Dengan setengah mengantuk, Beomgyu mencari lubrikan yang masih tersisa di laci nakas. Dilemparnya botol kecil itu ke tempat tidur dan kembali ke pelukan Kai.

Jari tengah dan telunjuknya diselipkan ke mulut untuk dihisap pelan. Dari balik bahu, ia mengintip untuk memastikan kalau Hyuka masih terlelap. Setelah jemarinya basah berlumur saliva, Beomgyu menurunkan celana, menggigit kerah piyama agar tidak bersuara. Lubangnya diusap supaya basah lalu jarinya diselipkan dengan hati-hati. "Mmh," erangannya keluar.

Perlahan tangan Beomgyu bergerak dengan arah memutar juga maju mundur. Gigitan di kerahnya makin keras saat gerakannya dipercepat. Mendesah lega saat berhasil mengenai sweet spotnya, dia lalu mengeluarkan jari. Beomgyu kembali melongok ke belakang. Mata si pemuda blasteran masih terkatup. Tarikan napasnya tenang.

Beomgyu menurunkan bagian depan celana Kai. Ia menumpahkan lubrikan banyak-banyak ke tangan dan memijat milik Hyuka yang belum tegang, yang kemudian diposisikan tepat di depan lubangnya. Dengan tangan satunya, ia menarik selimut sampai bahu.

"Pinjem bentar."

Sambil menggerakkan pinggul, dia mendorong hingga ujungnya masuk. Beomgyu mengerang pelan. Kejantanan Kai mengeras saat tak sengaja teremas.

Uuuh, ayo masuk lebih dalam lagi.

"AH!"

Jeritannya lolos sewaktu penis Kai melesak sempurna, membesar di dalam dan meregangkan dinding lubangnya.

"Ngapain sayang?" Bisik Hyuka dengan bibir menempel ke telinga yang lebih tua. Sontak Beomgyu meremat selimut dan mengkerukupi kepalanya. Menyembunyikan wajah yang memerah.

"Kenapa tadi ga bangunin Kai aja?" Hyuka mulai bergerak. Ditariknya selimut untuk mencium belakang telinga Beomgyu.

"Nnnghh." Si rambut hitam menggeleng-geleng sambil menggigit bibir. Hyuka menyelipkan jarinya di antara bibir Beomgyu hingga bilahnya terbuka. "Sshh jangan digigit, nanti berdarah. Kai suka kok dengar suara kakak."

Hyuka menepuk bokong yang lebih tua. "Lututnya ditekuk ke depan." Beomgyu menurut. Dia memeluk kedua lututnya di depan dada.

"Ka— nnghh, Kai-ya, ah..."

"Hm?" Hyuka sibuk menciumi tengkuknya.

"Lagi..."

"Hmmh?"

"Lebih dalam lagi... ah!"

Hyuka tersenyum. Pinggulnya didorong sampai menekan dalam sweet spot Beomgyu. Lengannya merapatkan yang lebih tua ke dadanya. "Mau dicepetin ga, sayang?"

Beomgyu mengangguk. Berusaha meredam desahannya dengan selimut. Pipinya menekan bantal, kakinya mengusak-usak sprei hingga berantakan. Dia bisa merasakan setiap inci milik Hyuka menggesek bagian dalamnya.

"Kak, lihat sini deh."

Beomgyu menoleh. Kai mencermati sorot mata sayu serta wajah dan telinga yang memerah. Terlihat kontras dengan kulitnya yang putih. Rambutnya berantakan, bibir ranumnya terbuka meloloskan desahan-desahan yang terdengar merdu bagi Hyuka.

Me + U    🐧🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang