Keadaan seakan membaik, hanya untuk kali ini menurut Nayeon. Setidaknya dirinya tidak lagi terjebak dikamar rumah sakit itu dengan alat medis yang menempel pada tubuhnya.
Ya, setidaknya dirinya bisa kembali menghirup udara segar setelah rasanya pemandangan seperti ini adalah hal langka bagi Nayeon teringat akan kejadian akhir-akhir ini. Gadis itu,dengan pakaian rumahan nya memilih untuk mendudukan diri dikursi taman rumah sederhana yang jauh dari kota milik Jungkook.
Pemikiran Nayeon melayang. Dimana betapa tenang nya dulu hidupnya sebelum semua nya menjadi rumit. Bingung, harus menyalahkan siapa dalam kejadian ini. Entah kah dirinya, yang dengan mudah jatuh pada semua kebohongan Taehyung membiarkan laki-laki itu menghasut nya selama ingatan nya menghilang. Atau Jungkook, cinta pertamanya dimasa lalu maupun sekarang yang memperjuangkan kebenaran yang sebenarnya.
Mengingat itu Nayeon tersenyum miris. Ini tentu karena dirinya. Karena dirinya Jungkook kembali mendapatkan luka, lebih dalam setelah kejadian yang dilakukan oleh Kim Taehyung dimasa lalu. Nayeon tidak bisa membayangkan, bagaimana kuat nya pertahanan laki-laki itu dengan semua luka yang menyerang.
Kali ini,untuk mencari solusi pun dirinya tidak mampu. Yang Nayeon lakukan hanya bisa diam, dan kembali termenung. Tubuh nya bahkan kian mengurus dengan wajah yang selalu pucat.
Pandangan Nayeon kini berubah kosong. Dirinya melihat ada sungai yang tidak jauh dari tempat nya, Nayeon berdiri dan berjalan mendekat.Memandang bayangan nya didalam air dengan sendu. Memori tentang dirinya diperdaya Taehyung, penderitaan Jungkook seakan berputar-putar dikepalanya terus menerus.
Apa mati adalah jalan satu-satunya?
Entah dapat perintah darimana, kini Nayeon malah melangkahkan kakinya menuju ke daratan sungai dengan pandangan lurus. Bahkan ketika air itu sudah menyentuh lututnya, gadis itu masih berjalan semakin jauh. Hingga ketika air menyentuh perutnya, Nayeon kembali sadar dan memukul kepalanya keras.
Apa yang akan dilakukan nya tadi. Dengan cepat Nayeon berjalan keluar meninggalkan sungai dimana dirinya hampir saja melaksanakan bunuh diri. Kakinya terus melangkah melewati rawa-rawa menuju rumah. Namun suara tembakan dan teriakan dari arah rumah itu membuat tubuh nya mematung.
Dengan gemetar, Nayeon mengintip apa yang sebenarnya terjadi. Kedua matanya sontak melebar, mengetahui banyak orang asing berpakaian hitam mengepung rumah tersebut. Nayeon benar-benar mencemaskan keadaan Jungkook yang kini berada dirumah tersebut.
Tapi, seluruh orang berpakaian hitam itu mengepung semua sisi. Tidak memberikan akses kepada Nayeon. Kembali dirinya terkejut, setelah mobil bermerek mewah berhenti dan keluarlah Taehyung dari dalamnya dengan tatapan tajamnya.
"Aku tau kau didalam. Setidaknya nampakkan dirimu supaya kau tidak ingin dicap sebagai pengecut"Ucap Taehyung dengan lantang. Memberi kode pada anak buahnya untuk bersiap menyerang.
"Kau tau aku benci menunggu Jeon Jungkook. Jadi sekarang keluar, bersama tunangan ku!"Lanjutnya dengan nada membentak. Detik kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok Jungkook dengan pistol yang ia pegang.
Dengan santai berjalan mendekat kearah Taehyung dan memberi senyum penuh arti. "Dimana Nayeon? Mengapa kau keluar sendiri?!"
Jungkook mengendikkan bahunya acuh. "Turunkan semua senjata kalian"Perintah nya dengan jari yang menunjuk anak buah Taehyung.
"Jangan terburu-buru Kim Taehyung,apa kau tidak ingin menyapa teman lama mu ini dengan sopan?"Ucap Jungkook sarkastik memberi senyum mengejek. "Ah mungkin perlu diralat, aku tidak sudi memiliki teman sebajingan dirimu"Jungkook mengakhiri perkataan nya dengan kekehan sinis.
Nayeon yang melihat itu semua hanya mampu menutup mulutnya kuat. Sampai, kedua tangan nya ditarik paksa oleh kedua orang suruhan dan juga mulut yang dengan cekatan disumpal oleh kain membawanya kehadapan kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Guy✔
Teen Fiction[🥀] Takdir yang sudah lama menghilang, kini kembali dengan keadaan yang berbeda. Pikiran semesta yang membenci dirinya seakan adalah benar, ketika pujaan hati Jeon Jungkook telah bertunangan secara tidak sadar oleh laki-laki lain. Berbekal rasa k...