#2 Mba Lisa kesal

407 45 0
                                    

Masih pagi, tapi tawa Jiun sudah menggelar saja. Murid yang ada di kelas sampai melongok keluar jendela.

"Hahahaha sia-sia lo Bang, semaleman galau gara-gara Mba gue!"

Upendra Choki Prana, atau yang kerap disapa Uncuk itu memutar bola mata malas. Setelah Doy membocorkan info semalam yang ternyata tidak valid, cowok itu tidak bisa tidur. Takut Mba Lisa tau-tau sudah diambil orang.

"Ssttt! Rame banget lo, anjir. Pergi sana, rusuh ae di tempat adik kelas." Ajun berkata malas, menguap sedari tadi.

"Halah bukan kelas lo juga, ege."

Berawal dari manusia-manusia rajin yang datang kepagian, yaitu Uncuk, Jiun, Yoshi, dan Ajun--yang baru saja datang. Mereka malah berkumpul di gazebo kelas sepuluh, mengganggu Doy yang sedang ngapel.

"Gara-gara info ga jelas lo tadi malem, Doy!"

Idoy Gibran Fahreza yang ngakunya penakluk wanita itu adalah pusat informasi diantara anak-anak Blok B. Gimana nggak? Hampir semua cewek di setiap Blok pasti kenal alias pernah dekat dengan Doy. "Gue cuma menyampaikan apa yang gue dapet sih," sanggahnya.

Omong-omong, tadi Jiun baru saja menceritakan kejadian semalam.

Mendengar nama Biay, orang-orang di meja makan terburu-buru keluar. Tepatnya, mengintip dari tembok. Berniat mau menguping.

"Maaf banget loh, ganggu minggu malam kalian. Pamfletnya harus ditempel besok sih, takut gak kebagian tempat di mading," Lisa terkekeh.

Ternyata tamunya tidak sendirian, melainkan bersama seorang cewek yang mereka kenal sebagai teman Lisa, yaitu Mba Jenni.

Jennifer tersenyum malu. "Apaan sih Lis, orang cuma kebetulan ketemu." Sedangkan Biay tergelak, Mba gebetan manis sekali sih.

"Halah iya Bu ketu, iyaa. Lisa mah apa cuma remahan biskuit. Besok perekrutan murid baru, jangan lupa kuenya dipotong kecil-kecil buat testi. Urusan pamflet biar gue sama Ajun, pendaftaran juga bisa ke gue kok kalo Mba lagi sibuk. Terus apa lagi ya ...."

Jenni meledek, "wih semangat banget, mau gaet adek kelas yang mana nih? Hahaha," lalu terkikik sendiri. "Lo juga istirahat jangan lupa. Yaudah, gue pamit yee."

"Yaudah sono, Mba Jen kebelet mau kencan tu. Heh Biay, hati-hati bawa temen gue, lo!"

"Aman dia sama gue," katanya yang akhirnya ditabok Mba Jeni gara-gara malu.

Yang menguping di dalam masih sedikit bingung, sampai akhirnya Lisa menjelaskan kalau Biay itulah yang membuatkan pamflet perekrutan murid baru untuk ekskulnya.

"Tunggu dulu, Ajun kan sama Mba Lisa yang ngurus gituan, berarti lo dah tau dong! Diem bae lo anjir, gak tau anak-anak lagi heboh!"

Ajun menguap sekali lagi. "Lah, lo pada gak ngasih tau gue."

Benar juga, Ajun kan tidak ikut jaga di pos ronda sebab ketiduran duluan di kost-an, pasti cowok itu juga tidak sempat baca chat heboh anak-anak.

•••|||••••|||•••

Bel istirahat pertama telah berdering bermenit-menit lalu. Saat ini, Lisa menyesali keputusannya. Yang benar saja, dia lupa membawa uang saku dan sekarang penampakan Jiun maupun anak komplek lain sama sekali tidak kelihatan.

Roje dan mba Jenni juga entah kemana, padahal tadi sempat mengajak ke kantin barengan. Sia-sia saja Lisa menolak tawaran mereka jika Jiun yang mau dimintai uang nggak ketemu.

Blok BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang