Bram mengikuti langkah kaki Aris seraya Aris merapikan buku-buku di rak.
"Jadi sudah berapa lama dek Aris bekerja disini ?" Tanya Bram.
"Um, kalau tidak salah jalan dua tahun mas" jawab Aris.
"Oh,." Bram menarik sembarang salah satu buku di rak.
"..dek Aris tidak tertarik bekerja di tempat lain ? Misalnya perusahaan ?"Aris tersenyum kaku.
"Aku merasa tidak percaya diri, aku hanya lulusan SMA" jawab Aris."Um, bagi mas tidak jadi masalah selama kemapuan dalam bidang tersebut ada.. begini saja dek Aris.." Bram berdiri di hadapan Aris.
"...kebetulan mas bekerja di salah satu perusahaan bagian marketing, kalau dek Aris tertarik.. bisa hubungi mas saja"
Aris meremas buku yang dia pegang.
"Nanti ku pikirkan lagi ya mas,. " Aris melirik buku di tangan Bram.
".. bukunya jadi di beli ?""Oh iya.. ini, tolong bungkus ya" Bram tersenyum.
"Hm, silahkan ke kasir" Aris berjalan lebih dulu dari Bram, Bram melihat leher Aris tidak ada tanda kepemilikan disana.
Aris membungkus buku yang Bram beli.
"Totalnya 145ribu rupiah""Sebentar ya" Bram membuka dompetnya, dia tiba-tiba diam saat melihat isi dompetnya.
'Ah, sial.. aku lupa, aku tidak punya uang tunai' batin Bram.
"Kenapa mas ?" Tanya Aris.
"Oh begini,." Bram kembali memasukkan dompetnya ke dalam saku celananya.
".. uang ku ketinggalan, tapi aku pasti bayar jadi tunggu sebentar ya!" Bram bergegas keluar dari toko tempat Aris bekerja.Dari dalam toko, Aris bisa melihat Bram menelpon seseorang. Setelah menelpon pun, Bram hanya diam di pinggir jalan melirik kanan dan kiri berulang kali seolah menunggu seseorang.
Hampir 30 menit Bram berdiri tapi tak ada tanda-tanda dari orang yang dia telpon.
Aris melihat buku yang Bram beli, buku tentang merawat anak. Aris pikir Bram sudah punya pasangan dan berniat memiliki anak, karena merasa tersentuh akhirnya Aris keluar membawa buku tadi.
"Mas..."
Bram menoleh mendengar suara Aris.
"Maaf ya agak lama, teman ku terjebak macet" kata Bram.Aris menyodorkan buku tadi.
"Ini mas, tidak perlu bayar.. aku bisa potong dari gaji ku""Hah ?! Hei.. jangan begitu dek Aris, mas bisa bayar kok!"
"Bukan begitu.." Aris tersenyum.
".. mas sudah berbaik hati menolong ku juga menawarkan aku pekerjaan lain dan sekarang mas berniat belajar jadi orang tua yang baik""Huh ? Kamu bicara apa ?" Bram tersenyum kaku.
"Mas mau punya anak kan makanya beli buku ini ?"
Bram segera mengambil bingkisan tadi dari tangan Aris lalu membukanya dan benar saja buku yang Bram ambil tentang cara baik merawat bayi.
"Mas ?"
Bram segera memasukkan buku tadi kembali ke dalam kantong plastiknya.
"Hm, terima kasih sudah berbaik hati.. tapi mas janji! Mas akan bayar potongan gaji mu.. kalau begitu !" Bram menarik tangan Aris lalu menaruh kunci mobilnya di tangan Aris."Kamu bisa memegang mobil ku sampai aku mengembalikan uang mu!"
"Tapi-" belum selesai Aris bicara, Bram segera memberhentikan taksi.
"Mas pergi dulu .. sampai jumpa lagi!"
Bam!
Bram masuk ke dalam taksi, dia melaju pergi dari toko buku Aris."Ah, dia kan tidak punya uang ? Apa dia bisa membayar taksinya ?" Tanya Aris pada dirinya sendiri.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Second Choice (ABO 18+)
RandomBercerita tentang kehidupan Aris dengan jenis kelamin keduanya omega, dia baru saja menikah tapi kehidupan pernikahannya tidak seindah bayangan Aris.