16

11K 1.2K 26
                                    

Cahaya matahari perlahan masuk mengusik tidur nyenyak dari omega manis ini.

"Mm.." dia mencoba menghalau cahaya matahari tapi suara anaknya berhasil membangunkan omega bernama Aris.

"Papa, bangun .. papa!" Tya naik ke atas kasur lalu menggoyang tubuh Aris.

Aris membuka matanya melihat putri kecilnya terlihat sangat ceria.
"Kamu bangun lebih awal dari papa" Aris duduk dari posisi berbaringnya.

"Hm ! Ayo.. sarapan!" Tya menarik tangan Aris.

"Iya.. iya.. papa buatkan makanan untuk kita" Aris mengikuti langkah kaki Tya.

Saat Tya dan Aris keluar kamar, Aris bisa melihat seseorang memasak di dapur apartemen yang ternyata Bram.

"Mas.. " Aris diam melihat Bram, pria alpha ini baru pernah tinggal hingga pagi di apartemen yang Tya dan Aris tempati.

"Kalian sudah bangun" Bram tersenyum.

"Paman! Paman masak apa ?!" Tya berlari kearah Bram.

Bram berjongkok lalu mengusap pucuk kepala Tya.
"Paman tidak bisa masak makanan berat tapi paman sudah memanggang roti juga mendadar telur untuk kita"

"Yey! Telur !!" Tya terlihat senang.

"Duduk di kursi ya, kita sarapan"

"Hm!" Tya menuruti apa yang Bram katakan, dia duduk menunggu Bram mendadar telur.

Aris meremas celananya.
Entah kenapa, dia merasa seperti ini lah seharusnya kehidupan pernikahan tanpa campur tangan keluarga.

Melihat Tya tersenyum senang dan Bram membantu pekerjaan rumah, dia merasa tersentuh karena selama menikah Aris tidak pernah di perlakukan sebaik ini.

Bram menaruh tiga piring di atas meja, dia melihat Aris yang masih diam menatap kearah Bram dan Tya.

"Dek Aris.. " Bram menepuk-nepuk pelan kursi di dekatnya.
".. mari sarapan bersama" kata Bram.

Aris mendekat kemudian duduk di dekat Bram. Bram melirik wajah Aris, dia tidak tau apa yang sekarang omega ini pikirkan.

"Mari bicara setelah ini" kata Bram setengah berbisik.

"Hm ? Bicara tentang apa mas ?" Tanya Aris.

Bram menaruh sendok juga garpu di tangan Aris lalu tersenyum kecil.
"Masalah orang dewasa tidak boleh di bicarakan di hadapan anak-anak" bisik Bram.

"Masalah dewas-"

Deg!
Aris baru ingat kalau tadi malam heatnya datang.

"Ma-mas Bram.. aku! Aku-"

"Ssstt... " Bram menaruh jari telunjuknya di depan bibir Aris.
".. nanti ya, ada Tya disini"

Blush!
Rona merah muda menghiasi kedua pipi Aris.

"I-iya mas" Aris menunduk malu.

Selesai makan, Aris mencuci piring dan di saat itulah Bram mengajaknya bicara sementara Tya asik menonton kartun kesukaannya.

"Tadi malam-" belum selesai Bram bicara, Aris sudah memotong kalimat Bram.

"Maaf mas.. aku benar-benar minta maaf, aku memang tidak ingat kejadiannya tapi pasti ada sesuatu yang terjadi di antara kita" kata Aris, wajahnya sudah full merah.

Bram merendahkan tubuhnya menatap wajah Aris.
"Kalau kamu tidak merasakan nyeri atau denyutan di belakang sana.. artinya tidak ada yang terjadi dan lagi kamu sudah menelan obat mu"

Blush!
Mendengar apa yang Bram katakan, wajah hingga telinga Aris memerah.

"Te-terima kasih mas Bram, ak-aku tidak tau harus bereaksi seperti apa.. aku benar-benar malu.. tingkah ku pasti membuat mas Bram merasa tidak nyaman !" Aris terus menunduk.

Bram menarik pelan dagu Aris, senyum terlihat di bibir pria alpha ini.
"Apapun yang terjadi malam tadi menjadi rahasia aku dan diri mu saat heat mu mengambil alih.. selebihnya aku masih melihat kamu sebagai Aris yang baik hati dan penyabar.. Sudah ya, jangan terlalu di pikirkan"

Aris menyentuh tangan Bram.
"Mas, kalau nanti bukan aku yang berhasil mengisi hati mu.. ku harap kamu menemukan orang yang mencintai mu dengan tulus"

Bram diam sesaat tapi setelahnya dia terkekeh pelan.
"Sudah ku katakan, simpan dulu jawaban mu.. aku belum mau mendengarnya sekarang.. "

Bram melepas tangan Aris.
".. Ah, kartun yang Tya tonton sepertinya seru juga" Bram melangkah pergi menemui Tya.

"Mas Bram" Aris menatap Bram yang terlihat bercanda tawa dengan Tya.

Aris hanya merasa takut.
Aris tidak mau berharap lebih pada Bram karena Aris pernah gagal, hal itu menjadi trauma tersendiri baginya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Second Choice (ABO 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang