20.Abang

1.2K 211 80
                                    

Selamat Membaca












Sagara menarik tangan Alvino menuju ruang pribadinya. Sesekali berdecak kesal karena bocah di belakang nya terus mengumpat karena di tarik. Bukan salahnya, salahkan saja bocah itu yang terlalu lambat melangkah. Sudah baik ia mau menjaga anak setan jadi jadian seperti Alvino.

"Lepasin ihhh, " Kesal Alvino.

Sedikit meronta agar pegangan abang nya di lengan nya terlepas. Lama lama ia tangan nya bisa memanjang seperti kaki jerapah. Lagipula tanpa ia di tarik juga ia akan berjalan mengikuti abang nya yang super galak itu.


Sagara bergeming mengabaikan tatapan para pengawal di mansion nya yang terlihat heran melihat aksi tarik menarik nya. Sesampainya di pintu ruang pribadinya ia segera memencet beberapa angka untuk passcode agar dapat masuk ke ruangan nya. Sengaja pintu ruangan pribadinya ia beri password karena tak ingin seseorang masuk sembarangan ke ruangan ini.

Tapi fokus Alvino bukan ke pintu nya namun ke beberapa angka yang di masukan ke sebagai passcode tadi. Ia memang tak melihat dengan jelas tapi walau begitu ia tau pasti jemari abang nya bergerak ke angka berapa saja. Jika benar begitu maka......

"Masuk" Ajak Sagara cepat.


Alvino membulatkan netranya kalau
melihat ruangan pribadi abang nya. Sebenarnya ia beberapa kali ke ruangan ini apalagi jika ia melakukan kesalahan entah kesalahan kecil maupun kesalahan besar sekalipun, namun sekarang semua nampak berbeda. Sangat berbeda.

Ruangan itu kini terlihat lebih hidup. seingatnya dulu ruang pribadi abang nya tak seperti ini. Dulu hanya ada meja dan kursi kerja dengan rak buku di belakang meja kerja abang nya jangan lupakan CCTV di sudut sudut ruangan. Suasana nya pun sangat gelap dan membuat dirinya terintimidasi.

Kini ruangan itu tampak begitu terang rak buku besar di sisi kanan ruangan, sofa mahal di sebelah kiri dan beberapa ornamen antik peninggalan kedua orang tua mereka. Aroma ruangan ini juga sangat menyegarkan membuat ia merasa begitu nyaman berada di ruangan ini. Jangan lupakan warna cat yang kini terlihat lebih berwarna.

"Duduk disitu jangan banyak tingkah kayak komodo liar." Titah Sagara.

Alvino mendudukkan dirinya di sofa empuk itu memilih menurut. "Abang pake tanggal lahir aku buat passcode?? " Tanya nya mencoba memastikan hal yang sejak tadi mengganjal di pikiran nya. Ditatap nya abang nya yang duduk di meja kerja nya.

Sagara yang baru saja duduk tentu saja tersentak menatap adik bungsu nya dengan gugup. "Abang nggak paham." Elak nya.

Sagara lupa jika adik bungsu nya ini begitu jeli. Salahnya juga ceroboh membiarkan Alvino mengetahui passcode ruangan nya. Sekarang apa yang ia harus lakukan. Tak mungkin ia mengaku jika ia memang sengaja memasang tanggal ulang tahun Alvino sebagai passcode nya.

Alvino meyeringai kecil merasa menang kali ini. Jika dugaan nya benar maka ia akan sangat senang setidaknya abang nya banyak berubah dari dulu. "Terus kenapa ruangan abang beda dari dulu."

Skakmat, Sagara benar benar lupa jika Alvino pasti mengingat jelas ruangan nya dulu. Apalagi mengingat sesering apa dulu ia menghukum Alvino di ruangan ini. Sebenarnya ia memang sengaja melakukan renovasi total di ruangan ini. Karena bagaimanapun ruangan ini salah satu tempat yang membuat Alvino trauma hingga enggan kembali ke sini selepas dari rumah sakit dulu. Banyak kenangan buruk di ruangan ini yang pasti melekat di ingatan bungsu mereka.

Sweet Story 2 (Discontinued) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang