21.Affection

1.3K 195 128
                                    

Selamat Membaca









Dengerin abang baik baik karena abang nggak akan ngulangi ini lagi." Pinta Sagara dengan suara nya yang lebih lembut.



Menghela nafas berat mencoba mempersiapkan dirinya untuk mengatakan ketakutan nya yang terus menghantui nya setiap melihat raut tidur Alvino yang begitu tenang. Ia dihantui ketakutan saat melihat wajah tenang itu, ia takut bungsu mereka terlalu nyaman dalam tidur nya dan tak ingin kembali.




Sekilas pikiran nya juga kembali mengingat kata kata pedas Daniel beberapa waktu lalu. Bagaimana bocah berandal itu mengatakan kata kata nasehat dengan nada nya yang selalu menyebalkan di telinga nya. Walau begitu entah mengapa ia membiarkan bocah berandal itu terus mencaci nya dengan kata kata pedas nya. Bahkan Daniel juga satu satunya orang yang berani mengatai nya saat semua orang di sekitarnya terus memujinya karena kekuasaannya.



"Abang mau marahin aku?? " Tanya Alvino pelan. Tubuh nya refleks menjauh dari Sagara, sinyal dalam tubuhnya seakan menyuruhnya menjauh agar abang nya tak mampu menyakitinya.



Demi Tuhan Alvino sangat ketakutan sekarang ini, melihat abang nya yang tiba tiba mengatakan dengan nada tinggi dan menatapnya dengan tatapan yang tak bisa terbaca namun satu yang ia sadari, wajah abang nya terlihat begitu tegang. Menatap nya dengan tatapan tajam nya yang bahkan tak juga berniat mengalihkan tatapan nya. Sungguh ia belum siap jika sampai hal buruk terjadi pada nya, tidak maksud nya ia tak siap jika sampai abang nya memberikan satu pukulan atau tamparan.




Padahal niatnya tadi hanya mengajak abang nya bercanda namun kenapa sekarang ruangan itu terasa begitu mengintimidasi nya. Membuat nya ketakutan setengah mati hanya untuk terus menatap wajah abang nya yang terkenal dengan sikap keras nya sejak ia masih kecil. Dulu mungkin ia baik baik saja dengan setiap cacian atau pukulan abang nya namun entah kenapa kini tubuh nya bereaksi sebegini takut nya.



Dulu memang ia terbiasa mendapatkan perlakuan kasar dari abang nya tapi semenjak bersama Daniel ia bahkan selalu di jaga dengan begitu hati hati. Bahkan kakak galaknya itu tak membiarkan nya terluka barang sekecil apapun. Walau itu hanya tak sengaja ia tertusuk jarum saat bermain sendiri sekalipun pasti kakaknya itu langsung meminta maaf karena tak bisa menjaga nya.




"Abang nggak bakalan mukul aku kan?? " Cecar Alvino kembali.




"Apa abang seburuk itu di mata kamu Alvino?? " Tanya Sagara wajah nya menyendu melihat Alvino yang seakan menghindari nya.



"Dulu abang suka pukul Alvino kalo Alvino salah___" Lirih nya. Tubuh nya sedikit bergetar merasa beberapa ingatan buruk kembali ke pikiran nya. Menyerang hingga tubuh nya bereaksi seperti ini tanpa ia sadari.



Sagara menatap raut Alvino dengan tatapan sendu nya merasa begitu bersalah atas semua rasa sakit yang ia berikan ke adik bungsu nya.






Sreetttt.......







Dengan tiba tiba Sagara menarik tubuh Alvino agar mendekat pada nya dan mendudukkan tubuh gembul kesayangan nya itu ke pangkuan nya. Menatap penuh sayang raut Alvino yang tampak begitu terkejut bahkan anak itu meronta ingin segera turun dari pangkuan nya. Tapi Sagara tak menyerah, di dekap nya tubuh gembul milik kesayangan ini. Mengusapnya lembut demi memberikan sebuah kenyamanan. Dan berhasil, bungsu mereka itu lalu memilih diam dan menatap nya penuh tanya walau tangan Alvino enggan menyentuh nya.




"Adek bakal dengerin abang?? " Tanya Sagara sembari mengusap lembut pipi berisi milik setan kecil ralat adik nya di pangkuan nya ini.





Sweet Story 2 (Discontinued) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang