happy reading 😁
•••
Hari sabtu ini Liana masih bergulung selimut ia sangat lelah.
Karena tadi malam ia menonton drakor happiness dan yang lainnya, mumpung hari sabtu libur pikirnya kemarin malam.
Bundanya pun sedari jam delapan tadi sudah berusaha membangun putrinya tapi tetap saja Liana tidak bangun.
Larissa yang sudah lelah membangunkan Liana memiliki membiarkan saja, toh anaknya tidak sekolah hari ini.
Liana mengambil handphonenya, mengecek jam yang menunjukkan pukul setengah sepuluh.
Setelahnya kembali tidur lagi, sepuluh menit lagi bangun pikirnya.
Tring tring
Suara nada dering handphone nya mengusik ketenangan Liana, menggeliat mengakat tubuhnya dengan susah.
Reno is calling
Liana yang kelimpungan langsung berjalan cepat masuk ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan mencepol rambutnya asal.
Mana mungkin ia menunjukkan wajah pucat nya.
Suara handphone terus terdengar, dengan cepat Liana mengolesi bibirnya sedikit dengan pelembab bibir agar tidak terlalu keliatan kering.
Begini lah seorang Liana jika menyukai seseorang, saat belum memendam rasa ia malah biasa saja saat ditelepon oleh Reno.
"Hai Ren!"
"Kenapa lama?" ujar Reno singkat, ketara sekali tengah kesal.
"Habis dari kamar mandi Ren ehehe"sambil menunjuk cengiran khasnya.
"Nggak percaya"
"Rius"ujarnya menunjukkan wajah seriusnya. "Dua rius Ren"
Diseberang sana malahan Reno tertawa kecil, melihat keseriusan Liana. Sangat imut.
Liana tersenyum, tau sekali ini trik yang ampuh untuk membuang rasa kesal Reno.
"Jalan-jalan mau?""Mau!!"
Saking antusiasnya Liana berteriak kencang, sampai-sampai Reno otomatis menutup telinganya.
"Lia!"
"Ehehe maaf"
"Inget jam empat sore!"
"Iya iya"
🛒🎨🛒🎨🛒🎨
Sejak sejam tadi Liana masih mengobrak-abrik isi lemarinya, memiliki pakaian mana yang cocok untuk dipakai nanti sore.
Sekarang masih jam 2 lebih, berarti ia masih mempunyai beberapa jam lagi untuk berdandan.
Satu persatu baju diambil dan dibuang ke kasur, bertumpuk sampai hampir menyerupai bentuk gunung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ( S 1 )
FanfictionDimana ada Reno, pasti disitu juga ada Liana. Mereka bagaikan perangko.Reno yang senang akan kehadiran Liana, dan Liana yang tidak bisa jauh dari Reno. Tapi tiba-tiba salah satunya memendam rasa yang lebih. "Ren, aku sayang kamu" "Aku juga" Sedetik...