7🎨

18 4 14
                                    

hola pren❤️
happy reading !!

••••

Liana yang sudah tidak kuat dengan semuanya, ia terduduk lemas dilantai dan terus menutup mulutnya untuk menahan isak tangis nya.

Berharap tidak didengar oleh kedua manusia yang tengah asik berpelukan tersebut.

"Ya udah yuk ke kelas kamu"ujar Claudia lembut.

Dan Reno hanya mengangguk saja sambil tersenyum hangat. Keduanya pun pergi dari sana.

Menyisakan Liana yang tengah menangis sesenggukan di balik tembok sana. Sungguh yang dirasakan Liana sekarang sangat sesak.

"Kenapa sakit gini ya tuhan"ujarnya sambil memukul-mukul dadanya.

"Memang sejak awal lia udah salah, untuk mencintai sahabat sendiri hiks"ujarnya terus terisak.

Liana menegakkan tubuhnya berusaha tegar atau semuanya. Memang keputusan untuk mencintai sahabat sendiri sudah sangat salah.

Karena sangat sakit Liana memutuskan untuk bolos sekarang dan lebih memilih menenangkan dirinya di rooftop.

Berjalan dengan cepat ke sana, agar tidak ada yang melihatnya. Akan sangat malu jika ia ketahuan sedang menangis.

Tapi saat melewati kelas Levi, Liana tak sengaja melakukan kontak mata dengannya sekilas.

Levi yang melihat tingkah aneh dan air mata di pipi Liana langsung khawatir kepada adiknya itu.

Ia berfikir apakah yang membuat Liana menangis.

Sedangkan dilain tempat Liana yang sudah sampai disana, langsung berjalan ke sisi rooftop yang sepi dan sunyi seperti hatinya sekarang.

Memandang ke depan berusaha menghentikan tangisnya. Sekejap melamun kan banyak hal.

"Hai"panggil seseorang sambil menepuk pundaknya.

Dengan cepat Liana langsung mengelap air mata yang tersisa di pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan cepat Liana langsung mengelap air mata yang tersisa di pipinya. Menoleh melihat siapa yang datang.

"Levi"ujar Liana kembali menitihkan air mata karena melihat raut kahwatir dari wajah Levi.

Ia merasa bersalah karena sudah membuat orang lain kahwatir.

"Sini"ujar Levi sambil merentangkan tangannya.

Liana memang sekarang butuh pelukan dari seseorang, jadi ia menghampiri Levi dan memeluknya erat.

"Hiks"

"Nangis aja ga papa"ujar Levi menenangkan. Sambil menepuk-nepuk pelan rambut panjang Liana.

"Tapi janji nanti cerita ya!"Dan dibalas anggukan kecil dari Liana.

Levi yang melihat tersenyum kecil, Liana sekarang bagaikan anak kecil dimatanya.

Beberapa menit kemudian, setelah merasa Liana sudah tenang barulah Levi mengajak duduk di kursi yang ada di sana.

Friendzone ( S 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang