Chapter 1

7.3K 681 28
                                    

Mark dan Jeno memeluk Taeyong bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark dan Jeno memeluk Taeyong bergantian.

"Mom, hati-hati ya..." Ucap Mark pelan.

"Iya sayang." Balas Taeyong sambil membelai surai Mark. "Kalian belajar yang bener."

"Ah Mommy! Jangan tinggalin aku! Aku ikut aja ya Mom!" Rengek Jeno sambil memeluk erat perut Taeyong.

"Eh, Mommy kan cuma sebentar..."

"Tapi sepi kalo nggak ada Mommy!"

Taeyong tersenyum sambil membalas pelukan Jeno. "Iya sepi, tapi kalian jadi bebas mau ngapa-ngapain kan? Ngaku deh!"

"Huh?"

"Mommy tahu kalian udah punya rencana yang aneh-aneh." Tebak Taeyong.

Jeno buru-buru melepaskan pelukannya.

"Nggak kok!" Protes Jeno.

Taeyong mencibir. "Makanya Mommy nyewa pengasuh buat kalian."

"Hah?!" Mark terkejut. "Mom nggak salah? Kita udah gede lho Mom!"

Taeyong menggeleng. "Nggak salah. Kalian perlu diawasi."

"Eh cantik nggak pengasuhnya Mom?" Sahut Jeno penasaran.

Taeyong terlihat berpikir. "Emang kenapa kalo cantik? Mau kamu kecengin?"

"Halah, pipis aja masih belum lurus sok ngecengin orang." Cibir Mark.

Jeno mendengus.

"Ya udah Mommy berangkat. Kalian baik-baik di rumah." Ucap Taeyong lagi sambil mencium kening kedua putranya.

"Bye Mom." Tukas Mark.

Taeyong mengangguk. Setelahnya, ia menarik koper dan beranjak menuju pintu keberangkatan.

Mark dan Jeno masih menatap Taeyong sampai omega itu menghilang dari pandangan.

...

"Eh permisi Om, itu mobil kita." Sahut Mark ketika menemukan seorang pria sedang menyandar ke pintu kursi kemudi mobilnya.

Sebenarnya Mark dan Jeno agak ketakutan, pasalnya penampilan pria ini sedikit menyeramkan. Celana hitam, jaket kulit hitam ditambah topi hitam dan kaca hitam. Tidak lupa sebuah duffle bag yang berada di atas atap sedan mereka yang juga berwarna hitam. Semua serba hitam.

Mark dan Jeno saling pandang ketika si pria beranjak mendekati mereka. Mereka takut jika pria itu berniat merampok.

"Nggak ada siapa-siapa hyung..." Bisik Jeno pelan.

Mark menggenggam tangan Jeno. Mereka menatap dan memperhatikan gerak gerik si pria. Tak lama pria itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan sepertinya ia akan menelepon seseorang.

"Halo." Tukas si pria dengan suara berat yang khas. Ia lalu mengaktifkan speaker dan mendorongnya ke hadapan dua remaja itu.

"Ah Jaehyun-ssi! Ada apa menelepon? Apa kau belum menemukan anak-anakku?"

Mark dan Jeno mendengar suara Taeyong dari ponsel si pria.

"Mom?!" Seru Jeno tiba-tiba.

"Jeno?! Syukurlah kalian sudah bertemu... Ah maaf saya segera mematikkannya, anak-anak menelepon... Ekhem... Dengarkan Mark, Jeno,  kalian harus baik dengan Jaehyun ya. Dia yang menjadi pengasuh kalian selama Mommy pergi. Jika urusan Mommy selesai, Mommy pasti langsung pulang, okey, love you, babay."

Tut tut tut...

"MOM!!" Pekik Jeno lagi.

Mark menatap si pria tajam. Ia tidak rela diasuh oleh orang seperti ini.

Bener gitu ini pengasuh kita? Mom nggak salah orang kan? Tapi, tadi jelas-jelas suara Mom..."

"Berikan kuncinya." Pinta Jaehyun kepada Mark. "Aku antar kalian pulang."

Mark menelan ludah kasar sambil merogoh saku dan memberikan kunci mobil yang langsung direbut oleh Jaehyun.

Jaehyun membuka pintu kemudi dan mengambil duffle bagnya yang dilempar ke kursi penumpang.

"Kalian duduk dibelakang."

Dengan itu Jaehyun masuk dan menutup pintu mobil. Ia menunggu sambil memperhatikan Mark dan Jeno yang berjalan cepat memasuki mobil.

Mobil lalu berjalan keluar bandara... Dengan kecepatan tinggi. Jaehyun mengemudikan mobil seperti orang kesetanan.

"OM PELAN-PELAN!!" Pekik Jeno.

GUBRAK! GUBRAK! JDAKK!

"Aduuh!"

"OM!! WOY!!!"

Jaehyun tidak peduli. Ia terus menancapkan gas ke titik paling tinggi. Mobil membelah jalanan dengan gesit tanpa sempat mengerem. Decitan ban bergesekan dengan jalan beraspal dan yang lebih parah lagi, Jaehyun tidak henti-hentinya mengklakson. Padahal kendaraan di hadapannya berada di jalur aman.

Sedangkan nasib dua manusia di jok belakang sudah berantakan. Kepala mereka beberapa kali menabrak kaca mobil atau sandaran jok depan. Bahkan tubuh mereka sudah berkali-kali jatuh dari kursi.

Jaehyun dapat melihat kondisi kedua remaja itu. Namun, ia hanya tersenyum miring dan tetap tidak peduli.

...

Mobil akhirnya berhenti tepat di depan rumah Mark dan Jeno. Tanpa peduli dengan penumpangnya, Jaehyun langsung mengambil duffle bag dan keluar.

"Hyuuuuuuung... Hmmphhh!!!"

Jeno langsung menutup mulut dengan tangannya dan buru-buru membuka pintu mobil.

"Hooeekkkk!!! Hooekkkkk!!!"

Mark hanya bisa diam terlentang di kursi sambil melihat Jeno muntah. Ia sudah lemas untuk melakukan apapun dan malas keluar.

Mimpi apa gue kemaren...

Mark lalu melirik ke arah Jaehyun yang terlihat membuka pintu rumah. Mark mengerutkan keningnya karena heran.

Apa Mommy ngasih kunci ke dia juga?

"Hyuuuuuung..." Lirih Jeno sambil merebahkan diri ke sandaran jok. "Kita punya salah apa ke Mommy sampe dikasih pengasuh model beginian..."

"Tenang Jen, cuma tiga hari sampai Mommy pulang."

Tbc.

The Nanny | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang