02 - PANGERAN ROTI SOBEK

1.4K 210 249
                                    

Harap dimaklumi jika terdapat kesamaan nama tokoh, tempat, alur, atau peristiwa. Udah mirip disinetron sinetron ngga?

This is my first story, sedikit spill aja kalau cerita ini udah aku keep sekitar 2 tahun sebelum akhirnya aku publish. Silahkan bersikap netral dan open minded dalam membaca.

™Enjoy

•••••


Bahu Senja ditepuk pelan, gadis itu menoleh.

"Lo dipanggil sama Pak Ponco," mendengar itu dia menaikan kedua alisnya bersamaan.

"Udah kangen aja?" Shendy tak bisa menahan sudut bibirnya, cowok itu tersenyum geli.

Raden Ponco Erlangga, laki-laki berusia 22 tahun dengan pesona maskulin yang menjabat sebagai guru olahraga disekolah mereka adalah manusia yang sering sekali dijodoh-jodohkan oleh Senja. Pesona pria matang nya begitu ketara, meski sebenarnya Ponco masih tergolong sangat muda.

"Gila lo?"

"Loh, beneran! Pak Ponco cuma alesan doang, dia tuh pengin ketemu aja sama gue sebenernya." kepala Shendy menggeleng tak percaya dengan apa yang dia dengar. Temannya sudah gila?

"Sadar!Sadar, Ja... "

"Nanti kalau suka beneran, lo sendiri yang repot!" cowo itu memekik sambil mengguncang tubuh gadis didepannya. Yang sontak membuat Senja tertawa keras dengan kedua mata menyipit nyaris menutup sempurna.

"Kalau Pak Ponco yang suka gue, gimana?" pertanyaan itu sukses membuat Shendy tak bisa berkata-kata, dia bergidik ngeri melihat Senja yang makin tak waras.

"Lo belum beneran gila 'kan? Ngaku ke gue, sekarang!" cowok itu mengguncang tubuh Senja kesetanan, sungguh belum pernah dia melihat Senja seperti ini. Shendy takut sendiri.

"Stop! Rambut gue berantakan. Nggak sopan, 'kan mau ketemu pangeran roti sobek." sekali lagi gadis didepannya benar-benar membuat Shendy merinding. Dia menurunkan kedua tanganya dari bahu Senja. Memberikan tatapan menyelidik setengah jijik. Pikirannya jadi kemana-mana.

"Roti sobek?" gadis didepannya mengangguk, dia menunjuk perut Shendy. "Itu 'kan? Kotak-kotak diperut?"

"Lo udah ngapain aja sama Pak Ponco? Kok bocah polos kayak lo tau roti sobek?"

Bibir Senja sedikit mencebik kedepan, dengan tatapan menerawang dia terlihat seeprti sedang berpikir. "Dari Mega. Katanya kalau cowok tuh harus punya perut kotak-kotak. Pak Ponco 'kan guru olahraga disini, jadi roti sobeknya paling bagus harusnya." papar Senja yang kini lansung kehilangan image cewek badasnya.
Siapapun dikelas ini tau, kalau sebenarnya Senja itu kadang terlihat begitu bodoh karena sering cengo. Bahkan suka lemot juga, budek, dan masih tergolong polos untuk ukuran anak gadis seusianya.

"Salah bergaul sama Mega."

Shendy menatap gadis didepannya serius, "Lo mau melakukan pembuktian nggak?"

"Apa?" sahut Senja penasaran, "Buktikan predikat 'Pangeran Roti Sobek' punya Pak Ponco."

Dia berkedip pelan, masih tak mengerti maksud ucapan temannya ini. "Lo harus observasi langsung. Gini, gini, lihat punya gue."

Senja masih saja serius, bahkan saat cowok itu sedikit mengangkat seragam dan kaos putih tipis didalamnya. "Punya gue kayak gini, jadi punya Pak Ponco harus lebih bagus. Ngerti?"

Gadis itu bahkan tak menaruh prasangka apapun saat seharusnya dia sadar sedang dikerjai oleh Shendy.

•••••

Danum SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang