16 - Beruntung Bertemu

552 103 51
                                    


•••••

Terima kasih karena sudah bertahan.

•••••

Gadis dengan pakaian terbuka itu berlarian. Menabrak siapapun yang ada disekitarnya. Dia hanya ingin keluar dari tempat ini. Secepat mungkin.

"Sorry! G-gue nggak sengaja." Senja tergagap meminta maaf.

"Butuh patner?" cowok yang dia rasa berusia tak jauh beda dengannya bertanya. Dia bodoh? Sepertinya iya. Senja bahkan tak mengerti maksud pertanyaan itu.

"Patner?" beonya kebingungan. "Gue anggap iya," mata gadis itu mendelik saat si cowok tiba-tiba menarik pinggangnya, membuat Senja menubruk dada bidang manusia didepannya.

"Nggak! Gue nggak kerja disini." protes Senja sembari berusaha melepaskan diri dari spesies bangsat itu. "Bagus. Gue nggak perlu booking lo lewat mami."

Bau alkohol begitu menyengat saat tubuhnya didekap cowok itu. Senja memberontak tapi tak kunjung dilepaskan. Pelukan itu malah kian erat. "Dasar babi! Najis!"

"ARGHH!" teriakan itu lolos dari bibir cowok tadi. Dia melompat-lompat kesakitan karena kakinya diinjak dengan tidak berperikemanusiaan oleh Senja.

Tapi mau bagaimanapun, dia tidak pernah memakai high heels. Hingga larinya dengan mudah disusul oleh cowok berkemeja hitam tadi.

"Jangan nolak gue. Gue nggak suka."

"Jangan pegang gue. Gue nggak suka."

Cowok itu tersenyum. Lalu tangannya terulur mengusap pipi tembab gadis didepannya. "Kalau gue suka, gimana?"

Senja menepis kasar tangan sang cowok. Bukan hanya ditepis, dia bahkan memutar tangan cowok itu hingga sang empu meringis dibuatnya. Tentu tak menyangka jika gadis itu mampu melakukan perlawanan hingga seperti ini.

"Nggak usah kurang ajar. Tangan lo masih tulang bukan besi. Ada kemungkinan patah sama gue," begitu katanya. Baru saja mulutnya bungkam. Keadaan sudah berbalik, tangannya dikunci kebelakang. Dengan posisi seperti ini, Senja tak mampu berbuat banyak. Pakaiannya terlalu berbahaya untuk melawan.

"Banci lo!"

"Siapa?"

"Lo, bego!"

Lagi-lagi cowok itu tertawa. Dengan cepat memutar tubuh Senja agar menghadapnya, "Mau ngatain gue apalagi, hm?" dibawah remang lampu kelap-kelip dia berusaha menatap mata buaya didepannya. Senja berusaha tak memberikan ekspresi takut meski pada kenyataannya tubuhnya sudah panas dingin.

Mereka saling tatap, cowok itu memandangnya dengan mata sayu. "Lo cantik, tapi galak."

"Bacot lo, cabul!" pekik Senja frustasi. Kakinya melemas saat cowok itu mencium pipinya. Dia menggeram dengan dada yang bergemuruh.p

"BRENGSEK LO ANJINGG!" tangannya panas. Tubuhnya bergetar tak karuan.
Mata gadis itu buram. Air matanya menggenang dipelupuk. Dia berbalik, belum juga melangkah tubuhnya limbung hingga dengan mudah digapai oleh cowok tadi.

"Gue suka yang jual mahal diawal." bisiknya tepat ditelinga Senja. Dari ekor matanya, gadis itu melihat si cowok menjauh lalu kembali dengan sebuah botol berwarna hijau?

Danum SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang