Setelah beberapa minggu yang lalu Jihani dan Davide datang untuk memberikan oleh-oleh dari New York, sekarang mereka menjadi lebih sering datang ke rumah keluarga Suh. Jihani datang saat weekdays untuk sekedar bermain dengan L twins dan meminta berbagai banyak tips kepada Ale terutama dalam hal masak memasak.
Lalu ketika weekend barulah Jihan datang bersama dengan Davide, suami dari Jihani itu datang selain untuk menemani istrinya juga karena untuk memberikan bimbingan tambahan kepada Yuno yang sudah mulai pusing dengan isi skripsinya.
Biasanya ketika weekdays Yuno lah yang akan menghampiri Davide ke rumah keluarga Hwang namun ketika weekend ganti Davide yang menghampiri Yuno di rumah keluarga Suh sekaligus untuk mengantar sang istri.
Dan karena sekarang baru hari Rabu yang mana itu adalah weekdays jadi Jihani datang seorang diri ke rumah Jonas dan Ale dengan mengendarai mobil karena Davide masih mengajar di kampus.
"Jena mau?" tanya Jihani yang sekarang sedang mengaduk segelas teh manis yang baru saja diberi es batu.
"Mau mau."
Anak 2 tahun itu segera berjalan mendekati Jihani yang sudah duduk di karpet bawah sofa.
"Seneng dia kalo dikasih es." kata Ale yang sekarang sedang memangku Will.
"Jangan banyak-banyak ya Kak Na, biar gak batuk." ujar Jihani saat Jena sudah mendapatkan sedotannya sendiri.
"Iya Ma." jawabnya dengan lucu.
"Ngerasa gak sih Al akhir-akhir ini cuacanya gak bisa diprediksi?" tanya Jihani.
Beberapa hari terakhir memang cuaca sedang ekstrem, benar-benar panas yang sampai menyengat. Butuh perlindungan ekstra jika ingin keluar rumah seperti menggunakan payung atau topi, sedia sunscreen serta body lotion agar kulit tidak iritasi, dan yang terpenting adalah sedia air minum agar tidak dehidrasi.
"Siang bisa panas banget tapi malamnya hujan deres, kalo nggak ya bisa seharian panas tapi besoknya hujan terus." ujar Ale.
"Sampai kadang aku was-was kalo jemur baju di balkon, hujannya gak pakai gerimis tapi langsung deres, bisa basah lagi bajunya." timpal Jihani.
"Hujan aja sih gak masalah ya Ji, kadang kalo sama hujan petir tuh anak-anak jadi rewel." kata Ale.
"Iya kah?"
Alecya mengangguk.
"Kakak Na takut petir?" tanya Jihani pada Jena.
"Akut." jawab Jena.
"Kenapa takut?"
"Uwalanya kelas, Nana aget." katanya.
"Lucu banget sih kamu ngomongnya, jadi anaknya Mama Jihan aja mau nggak?" tanya Jihani.
"Anak Bunda Aye." katanya.
"Bundanya Nana namanya siapa sih?" tanya Jihani.
"Bunda Ayesia." Jawabnya.
"Kalo Ayahnya siapa?"
"Ayah Jonas." jawab Jena sambil tersenyum manis.
"Pinternya." puji Jihan sambil mengelus rambut Jena yang dibiarkan tergerai.
"Kalo adik namanya siapa Kak?" kini ganti Ale yang bertanya.
"Adik Will ama adik Ilo." jawab Jena.
"Ilo?" bingung Jihan
"Dia susah nyebut nama Lona jadi dibuang belakangnya tapi depannya ditambahi huruf i, jadi ilo." jelas Ale.
"Astaga, ada aja cara manggilnya." kata Jihani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Journey -JNS-✔️
FanfictionBOOK II Perjalanan kehidupan yang masih sangat jauh, apakah semuanya akan selamanya baik-baik saja?