Part 6

1.7K 161 6
                                    

Tandain kalo ada typo

HAPPY READING

••••••••••

Saat ini Aya bersama Syera sedang duduk di bawah pohon yang berada di taman sekolahan. Dan sedari tadi juga. Aya hanya diam tanpa membuka suara ataupun menanggapi ocehan Syera.

"Woiii! Yak, lu kenapa sih?" Tanya Syera yang merasa heran. Karena sedari tadi Aya hanya diam saja.

Sedangkan Aya yang sedang bengong merasa terkejut. Karena Syera yang tiba-tiba berteriak tepat di telinganya.

"Astagfirullah Syer! Gak usah teriak-teriak ngapa?!" Bentak Aya yang membuat Syera seketika diam. Sumpah demi apapun. Selama keduanya bersahabat, baru sekali ini Syera di bentak oleh Aya.

"So-sorry," ucap Syera dengan gugup. Lalu setelah itu keadaan pun menjadi hening.

"Hmm, lo kenapa?" Tanya Syera yang memberanikan diri untuk bertanya.

Hening, keadaan pun masih hening. Tidak ada jawaban dari Aya. Yang membuat Syera merasa kesal. Dan memilih untuk pergi meninggalkan Aya sendirian. Sedangkan Aya yang melihat Syera pergi. Ia hanya acuh, karena saat ini ia benar-benar pusing dengan masalah tadi pagi yang menimpahnya.

"Ekhm!" Dehem seorang pria, yang berhasil membuyarkan lamunan Aya.

"Boleh gue duduk di sini?" Tanya pria tersebut pada Aya.

"Lima meter"

Lalu pria tersebut pun duduk di bangku yang di duduki Aya. Dengan jarak sekitar 5 meter, sesuai dengan perintah Aya.

"Tumben sendirian aja?" Tanyak pria yang bernama Bara.

"Lagi pengen sendiri"

"Ohh, Syera kemana?" Tanya Bara, yang malah membuat Aya kesal sendiri, karena terus mendapatkan pertanyaan.

"Gak tau" jawab Aya tanpa minat.

"Hmm, gak ke kantin?"

"Lo punya matakan? Bisa liat gue ada di sinikan?" Kesal Aya yang langsung berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?"

"Kepo!" Ketus Aya yang membuat pria tersebut tersenyum tipis. Sumpah dasar pria edan, di ketusin malah senyum, pikir Aya.

••••••••••

Sedangkan dilain tempat tepatnya di kampus Fahmi. Ia saat ini sedang duduk di dalam kelasnya. Dan sama halnya seperti yang di lakukan oleh Aya di sekolah. Yaitu melamun, tapi bedanya. Kalau Fahmi melamunnya dengan senyum-senyum sendiri. Membuat Elgi yang duduk di sampingnya bergidik ngeri.

"Istigfar, Mik!" Ucap Elgi yang berhasil membuyarkan lamunan Fahmi.

Lalu Fahmi pun menatap Elgi dengan tatapan kesal. Karena Elgi yang sudah menghancurkan lamunannya tentang gadisnya. Apa tadi gadisnya? Sejak kapan Aya menjadi gadisnya.

"Ke-kenapa lo natap gue kayak gitu? Jangan bilang lo su-,"

"Najis gue suka sama lo!" Sewot Fahmi yang membuat Elgi langsung kicep.

Menikah dengan Sepupu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang