Part 11

1.6K 133 12
                                    

Tandain kalo ada typo

Happy Reading

••••••••••

Hari sudah mulai malam, tapi Aya tidak juga ingin keluar dari dalam kamar. Dan hal tersebut membuat semua orang khawatir, bagaimana caranya agar Aya ingin keluar dari dalam kamar.

"Aya sayang, keluar dulu ya" pinta Fisya sembari mengetuk pintu kamar Aya.

Sedangkan Aya yang berada di dalam kamar. Ia hanya diam dan tidak berniat menjawab panggilan dari bundanya.

"Aya buka pintunya, kalo nggak ayah dobrak!" Teriak Aldo emosi.

"Sabar, yah, jangan marah-marah terus" ucap Fisya menenangkan sang suami.

"Assalammu'alaikum, gimana? Aya udah mau keluar?" Tanya Kayla yang baru saja datang.

"Wa'alaikumsallam, belum, Kay" jawab Fisya.

"Biar aku dobrak pintunya" ucap Aldo yang sudah kepalang kesal.

"Jangan gegabah kamu mas. Gimana kalo Aya nya lagi di deket pintu?" Ucap Fisya pada Aldo.

"Nggak mungkin,"

"Kalo kamu masih gak mau buka pintunya. Ayah dobrok sekarang!"

Lalu Aldo pun bersiap-siap untuk mendobrak pintu kamar Aya. Sedangkan Aya yang berada di dalam kamar. Ia hanya acuh dan tidak peduli, toh walaupun ia membuka pintu juga. Tetap saja semuanya tidak akan ada yang percaya padanya.

Brakkk!

Pintu kamar Aya pun sudah terbuka. Lalu dengan cepat, Fisya pun masuk ke dalam kamar putrinya tersebut. Dan langsung memeluk tubuh putrinya yang sedang meringkuk di atas kasur.

"Sayang maafin bynda, kamu gak boleh kaya gini, hiks" tangis Fisya sembari memeluk tubuh Aya.

Sedangkan Aya hanya diam. Tanpa berniat membalas pelukan sang bunda.

"Aya, bunda tau kamu marah sama bunda. Tapi jangan kaya gini, sayang"

"Alya!" Tegur Aldo karena Aya hanya diam saja.

Sama seperti awal, Aya hanya diam. Persetanan dengan rasa takutnya terhadap Aldo.

"Bang Aldo," tegur Kayla yang merasa Aldo terlalu berlebihan.

Sedangkan Aldo langsung saja keluar dari dalam kamar Aya. Lalu Kayla pun ikut naik ke atas ranjang Aya.

"Aya, jangan kayak gini ya sayang. Kamu gak kasian sama bunda kamu?" Tanya Kayla sembari mengusap kepala keponakannya.

"Aya maafin bunda, sayang"

"Bunda jangan nangis, hiks. Aya gak mau liat bunda nangis. Maafin Aya, bun" ucap Aya yang langsung membalas pelukan sang Bunda. Sungguh ia tidak tahan jika harus mendengar bundanya menangis. Apalagi menangis karena dirinya.

"Maafin bunda, sayang"

"Bunda gak perlu minta maaf, hiks. Yang harusnya minta maaf itu Aya, hiks. Maafin Aya bun, Aya udah egois, hiks"

Menikah dengan Sepupu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang