Hari sudah menunjukan jam empat sore. Gulf akhirnya terbangun dari tidurnya. Dia tersenyum melihat orang yang memeluknya dari belakang. Gulf mencium pipi Mew dan beranjak dari kasur.
Ketika keluar kamar Gulf melihat para pengawal masih berada di sana, Gulf merona malu takut desahannya tadi siang terdengar oleh para bodyguard ini.
"Kau sudah bangun sayang" Gulf melihat sang ibu yang sedang asik menonton televisi.
"Dimana baby twins Bu?" Tanya Gulf karna belum melihat baby twins seharian ini.
"Mereka sedang tidur di kamarnya, mereka kelelahan menangis" balas sang ibu.
"Maaf kan aku merepotkan ibu" Gulf merasa bersalah pada ibunya. Semenjak Mew di rawat Gulf jarang menghabiskan waktu dengan baby twins.
"Tidak apa-apa sayang, mereka sangat rewel ketika tidak ada papanya" lanjut ibu.
"Kalian sudah makan?" Gulf bertanya pada para pengawal yang dari tadi berjaga. Dan di jawab oleh gelengan para pengawal itu.
"Makan lah dulu, phi Mew masih tidur" Gulf menyuruh para pengawal itu makan.
Tak lama terdengar suara tangisan baby twins dari kamarnya. Sudah waktunya mereka mandi pikir Gulf. Gulf segera menghampiri kamar baby twins yang ada di sebelah kamarnya.
"Sore sayang, kangen papa na?" Gulf mencium pipi kedua baby kembarnya itu. Menyiapkan air mandi selagi dia menyiapkan baju untuk baby twins.
.
.
.
Gulf keluar dengan membawa baby twins yang sudah mandi, dia juga melihat calon suaminya duduk bersama sang ibu di ruang tengah.Mew menatap baby twins dengan wajah sedih, Mew sangat ingin mengendong baby twins tapi begitu takut. Gulf yang melihat itu langsung tersenyum. Dan menyerahkan baby Alex kepada Mew, baby Alex lebih ramah ke orang lain di bandingkan baby Rain.
"Coba dulu boo, aku ada disini" Gulf menguatkan.
"Sayang ini Daddy nya Alex dan Rain, panggil Daddy" Gulf mengajarkan baby twins.
"Dda dda" ucap Alex dan langsung di hadiahi ciuman oleh Mew dan di sambut tawa oleh baby Alex.
.
.
.
Bright terdiam di bandara. Niat nya untuk pergi ke Belanda menyusul sang kekasih terhenti seketika.'itu Art' Bright melihat seseorang yang di kenalnya. Art di dampingi beberapa pengawal dan seorang laki-laki di sebelahnya.
Bright diam-diam mengikuti kemana Art pergi. Setelah sampai di mobilnya dia buru-buru menelpon Win sang kekasih.
'Smile, segera pulang ke Thailand. Art sudah berada di Thailand'
Hanya itu yang di ucapkan Bright dan segera mematikan telponnya. Dia harus menghubungi seseorang lagi.
'Zee ada berapa orang yang kau punya?'
'sisa empat orang, sepuluh masih berada di rumah phi Mew'
'lacak posisi ku dan kirim mereka kesini'
'hei, ada apa?'
'Art sudah berada di Thailand, aku sedang mengikuti ya'
'baiklah, jangan gegabah Bright'
'aku mengerti'.
.
.
."Yakin mau berangkat kerja?" Gulf bertanya pada Mew sambil memasang dasi Mew.
"Tentu saja, aku harus menghidupi anak dan istriku" Mew tertawa melihat Gulf mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa hmm?" Mew memeluk Gulf
"Aku masih ingin menghabiskan waktu bersama mu" Gulf merajuk
"Percayalah aku juga ingin sayang, ini cuma sampai siang, setelah itu aku akan segera pulang" Mew mencium kening Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVORCE END
Fanfictionkaget, itulah yang di alami oleh Gulf kanawut ketika menerima surat cerai itu di rumahnya, suaminya Mew suppasit Jongcheveevat yang telah pergi selama satu bulan itu mengiriminya surat cerai dalam keadaan dirinya sudah hamil 6 bulan. bagaimana kehi...