04

2K 321 34
                                    

"Sakura, aku butuh pernikahan. Setahuku kau juga butuh pernikahan karena terdesak ibumu. Jadi aku ingin memintamu menjadi istriku."

Sakura terdiam memikirkan permintaan Sasuke, jika Sasuke membutuhkan pernikahan, seharusnya meminang adiknya, sebelum Ino dilamar Sai.

"Sakura ..., bagaimana?" tanya Sasuke.

"Maaf, aku tidak bisa. Aku yakin ibuku tidak akan merestui aku menikah denganmu." Tolak Sakura. Sakura tidak bermaksud sangat pemilih dalam memilih suami, tetapi kriteria ibunya dan dirinya jauh berbeda. Jadi tipe Sakura begini, tipe ibunya begitu. Agak sulit bagi mereka bisa menikah, terlebih orang tuanya mengenal Sasuke sebagai mantan anaknya yang kedua.

Dari awal Sasuke sudah bisa menebak, terlalu sulit mendapatkan Sakura yang memang sangat berprinsip. Ditolak bukan berarti harus menyerah! Sasuke masih punya banyak cara untuk mengikat Sakura, kecuali cara menghamili Sakura. Sasuke tidak akan menggunakan cara itu, karena pasti yang akan sangat dirugikan adalah Sakura. Sakura akan semakin sering sakit hati mendengar orang julid kepadanya.

"Oke, aku menerima keputusanmu." Tapi bohong. Mana mungkin aku menyerah sebelum menyematkan cincin nikah kita di jarimu, Sakura.

Sakura tersenyum formal, sebenarnya masih ada pertanyaan di benaknya tentang Sasuke didesak menikah.

"Kamu mengajakku bertemu untuk ini saja, jadi bolehkah sekarang aku pergi? Aku ada urusan."

Sakura akan pergi ke New York untuk mengunjungi adik bungsunya yang ia kuliahkan di sana.

"Ada urusan? Maaf, ternyata kamu sedang sibuk."

"Bukan kesibukan, lebih tepatnya merindukan adikku di New York. Jadi aku ingin melihat keadaannya." Ungkap Sakura jujur.

Sasuke berhasil mengetahui agenda Sakura tanpa menanyakannya dengan terang-terangan. Sasuke sudah mengetahui adik bungsu Sakura, Sakura memiliki dua saudara, adik pertama bernama Ino dan adik keduanya bernama Karin.

"Boleh aku ikut?"

"Ikut?"

"Ya, aku tiba-tiba tertarik ke New York dan melihat situasi restoran di sana, aku juga bisa belajar perkembangan bisnis di sana. Selagi kamu sendiri, aku jadi bisa punya rekan berdiskusi. Tidak bolehkah?"

Sakura cukup terkejut mendengar Sasuke ingin ikut, Sakura ke sana bukan untuk berlibur, apalagi pergi berdua dengan Sasuke yang notabenenya seorang laki-laki. Ya, Sakura akui ia agak kolot, perawan tua yang punya ketakutan berdua saja dengan seorang pria.

"Memangnya kamu tidak sibuk sekarang?" tanya Sakura, serius.

"Sebenarnya sibuk, tapi kesibukanku bisa diundur. Karena responmu begini artinya setuju. Baiklah, aku akan bersiap-siap sebentar. Tunggu, ya." Balas Sasuke yang kemudian segera berdiri dan berlari ke ruanganya untuk bersiap-siap secepat mungkin.

Sakura pasrah, toh orangnya belum juga ditolak sudah main pergi untuk bersiap-siap. Sepertinya Sasuke bukan pria yang suka melecehkan wanita, jadi Sakura tidak perlu merasa takut atau waspada.


MCAI


New York

Di kota New York, Sasuke maupun Sakura langsung menuju apartemen Karin. Karena memang itu tujuan Sakura, jadi Sasuke akan mengikuti saja kemana calon istrinya pergi.

Sesampainya di apartemen Karin, Sakura menekan bel seraya menunggu bersama Sasuke. Seharusnya Karin ada di rumah, karena Sakura selalu memantau jadwal perkuliahan Karin dari jarak jauh. Sakura terus menekan bel, tetap tidak ada pergerakan atau suara dari dalam.

Mantan Calon Adik Ipar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang