14

1.1K 167 16
                                    

"Jangan-jangan kamu hamil di luar nikah, Sakura?!"

Semua terkejut mendengar tuduhan Mebuki yang curiga Sakura ingin segera menikah dengan Sasuke karena sudah mengandung anak Sasuke.

"Aku tidak hamil, ibu!" sanggah Sakura cepat, ia tidak menduga akan dicurigai oleh ibunya sendiri.

"Kalau tidak, mengapa terburu-buru menikah!" balas Mebuki dengan mendesis tidak suka.

"Ibu-"

Sasuke menahan Sakura agar tidak berbicara lagi, terlibat percakapan yang berkepanjangan akan membuat waktu mereka dihabiskan dengan perdebatan. Sasuke sedari tadi bersikap tenang bukan berarti tidak terganggu oleh perkataan Mebuki, namun Sasuke menahan dirinya.

"Sakura tidak hamil, kami ingin menikah dan tidak mau menunda terlalu lama." Ucap Sasuke menegaskan. Sasuke menoleh dengan menatap mata Sakura, mengisyaratkan sesuatu yang kemudian mendapat anggukan dari Sakura. Menandakan Sasuke boleh melakukannya sekarang.

Sasuke mengeluarkan sebuah kartu, menaruh di meja dan didorong di hadapan kedua orang tua Sakura. "Kami akan melangsungkan pernikahan secara privat di kuil, ini kartu akses masuk ke tempat tersebut. Kami berharap kalian dapat datang sebagai kedua orang tua Sakura."

"Iya, Sakura harap ibu dan ayah datang sebagai pertanda kalian merestui aku dan Sasuke." Timpal Sakura, menatap keduanya dengan pandangan berharap.

"Ibu, ayah, Sakura hanya membutuhkan pria seperti Sasuke, pria yang dapat diandalkan, pria yang memiliki pandangan yang sama dengan Sakura. Jadi Sakura memohon agar ibu dan ayah tidak menghalangi kami bersatu." Imbuh Sakura kemudian.

《MCAI》


"Apa menurutmu mereka akan datang?" tanya Sakura di saat mereka sudah pergi setelah berbicara dengan kedua orang tuanya. Mereka berada di mobil untuk menuju kediaman kedua orang tua Sasuke yang kebetulan sedang berkumpul keluarga.

"Kita lihat saja, jika mereka tetap tidak datang. Kita kirimkan saja foto-foto prosesi selama pernikahan kita, agar mereka tahu kita benar-benar sudah menikah dan mereka tetap bisa menyaksikan pernikahan kita meski hanya lewat foto."

Sakura tersenyum mendengar ide Sasuke, setidaknya itu salah satu bukti bahwa Sasuke menghargai kedua orang tuanya.

"Terima kasih, kau sudah memikirkan tentang ini dan membuat solusinya." Balas Sakura. Meski umur Sasuke lebih tua dua tahun dari Sakura, Sasuke memang perencana yang handal, seorang pemikir dari segala arah, sehingga terus menciptakan solusi di posisi mereka yang serba salah. Maju ditentang, mundur enggan.

"Tidak perlu berterima kasih, ini untuk kita juga agar bersama." Sasuke menyahuti kembali.

"Aku agak takut respon kedua orang tuamu jika bertemu kedua orang tuaku. Aku takut suasana memanas dan terjadi perdebatan, karena tampaknya mulut ibuku sulit dikendalikan."

"Tenang saja, walaupun perkataan ibumu keterlaluan, aku yakin tidak akan mengubah pandangan keluargaku tentangmu, Sakura. Keluargaku bisa mengerti siapa yang salah."

"Iya, sayang, aku percaya."



《MCAI》



Sasuke dan Sakura memasuki ruang keluarga yang tengah berkumpul, secara otomatis semua mata memperhatikan mereka yang turut bergabung.

"Maaf, sedikit lama, kami mengurus sesuatu dulu." Ucap Sasuke.

Sakura ikut membungkuk hormat kepada semuanya, matanya bertemu pandang dengan Itachi, kemudian Izumi dan keponakan Sasuke yang baru berusia empat tahun.

Mantan Calon Adik Ipar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang