02. Bleeding Love

380 57 4
                                    

"Semudah itu lo ngelupain gue Leo?" Lirih Lea meneteskan air mata menatap punggung Leo yang membelakanginya.

"Cukup Lea, maju aja kedepan jangan stuck di masa lalu, kasihan Yere dia juga pasti capek ngadepin lo yang terus aja stay di gue yang bahkan udah ngehapus semua tentang lo" Menohok, balasan Leo sangat menyakiti Lea.

"Maafin gue Lea" Monolog Leo dalam hati ia menyadari perkataanya sangat menyakiti Lea, dan tentu saja ucapannya itu tidak benar, Lea belum hilang dari hatinya sampai hari ini.

"Kalo emang lo udah ngehapus semua tentang gue, kenapa lo masih pake kalung itu?" Skakmat. Kalung pemberian Lea masih melingkar di leher Leo.

"Gue cuma menghargai pemberian lo" Leo menarik kalung itu hingga terlepas, membuat sekali lagi pertahanan Lea runtuh, air matanya luruh begitu saja.

"Nih, makasih dan stop ganggu hidup gue" Leo membuka tangan Lea dan meletakan kalung itu, ia kemudian berbalik meninggalkan Lea yang tersungkur ke bawah sambil menatap kalung itu dengan tatapan penuh luka.

Leo berjalan menunduk, rasanya sakit mengingat semua hal tentang Lea menghilang darinya, kalung itu kembali ke Lea, dan tidak akan mungkin berbalik kepadanya.

"Lo bener-bener hilang dari gue sekarang Lea, lo hilang dari gue dan gue ga tau apakah masih bisa gue menemukan lo lagi setelah ini" Lirih Leo dalam hatinya sesaat setelah masuk ke dalam mobil, ia menyandarkan keningnya pada stir mobil.

Kembali lagi ke Lea, Yere berdiri dibelakangnya, ia mendengar semuanya setelah setahun ini menemani Lea, ternyata posisinya tetap sama ia sampai hari ini belum berhasil masuk ke dalam hati Lea.

Ingin menjauh tapi sulit, ingin melepas tapi tak bisa dan saat bertahan pun hanya luka yang Yere dapatkan, bukan cinta yang selama ini ia harapkan.

Yere memegang pundak Lea dan mengangkatnya berdiri, Lea menangis menatap Yere dan memeluk pria itu, Lea mencengkram ujung kaus yang digunakan Yere.

"Its okay, luapin aja semuanya" Bisik Yere lembut, ia terluka tapi harus tetap berusaha menyembuhkan sang pemberi luka.

"Maafin aku Yere" Lirih Lea, Yere melepas tangan Lea yang mencengkram ujung kausnya.

"Gapapa, mungkin lo butuh waktu" Lea terdiam mendengar pengucapan kata Aku-Kamu berubah menjadi "Lo-Gue", ia menatap Yere dengan tatapan penuh tanya.

"Gue anter lo balik" Yere berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Lea yang menatap dengan tidak percaya, dia akan kehilangan Yere?

Yere menitikan air mata disaat melangkah, saatnya bagi Yere mundur, karena sampai detik ini ia hanya menemukan kegelapan didalam hati Lea, ia bagaikan lilin yang mencoba menerangi, tapi selayaknya lilin sumbunya hampir habis, semuanya meleleh, hatinya hancur dan ini saatnya berhenti menjadi cahaya untuk manusia yang enggan memiliki cahaya dalam hatinya.

"Gue nyerah Lea, lo terlalu jauh untuk gue gapai" Yere menyerah, paling tidak untuk hari ini.

Lea berlari mengejar Yere yang melangkah begitu cepat dihadapannya ia menghapus air matanya dan menahan lengan Yere tepat disaat keduanya berada di lahan parkir.

"Yere! Stop!" Yere menghela nafas panjang.

"K-kamu kenapa?" Lea melihat tatapan berbeda dari mata Yere, ada kilat luka terpancar dari sana.

"Ga, ayo gue anter lo balik" Yere ingin melangkah sekali lagi ditahan oleh Lea.

"Jelasin kamu kenapa Yere?!"

"Gue gapapa, lo mau balik atau ga?" Ajak Yere sekali lagi, Lea terdiam.

"Kalo kamu gapapa, kenapa sekarang lo-gue?" Tanya Lea, Yere tersenyum miris.

"Semuanya balik lagi ke lo Lea, gue pergi dulu" Lagi tangan Yere ditahan oleh gadis itu.

"Mau lo tuh apa sih?!" Yere tidak lagi dapat menahan dirinya.

"Kamu yang kenapa Yere?!" Lea berteriak, air matanya luruh lagi.

"LO NAHAN GUE TAPI NANTI LO USIR GUE LAGI LEA! LO PIKIR ENAK JADI PENYEMBUH LUKA DISAAT GUE IKUT TERLUKA JUGA? LO PIKIR ENAK BERJUANG BUAT LO YANG MASIH TERUS TERIKAT SAMA MASA LALU SIALAN LO ITU?! HAH?! GUE CAPEK! BUKAN CUMA LO YANG PUNYA HATI DAN SAKIT HATI DISINI, GUE LEBIH TERLUKA LAGI LEA, GUE LEBIH TERLUKA LAGI, PAHAM GA LO?!" Yere akhirnya mengeluarkan segala isi hati yang setahun ini dia pendam, jenuh dengan semua tarik ulur yang dilakukan Lea.

"Gue milih untuk nyerah perjuangin lo Lea, ternyata sampai hari ini cuma rasa sakit yang gue dapat, bukan cinta, dan gue pilih untuk mencintai lo dari jauh aja, gue pamit" Yere melangkah meninggalkan Lea yang terdiam.

"Aku nyakitin kamu banget ya Yere?" Lirih Lea menatap punggung tegap Yere yang semakin menjauh darinya.

Helloooow
Jangan lupa vote dan komentarnya manteman!❤❤🤘🏻

See u di part selanjutnya.

Philotimo || Leo Rolly Carnando & Yeremia RambitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang