01. Meet You Again

760 63 6
                                    

"Dari dua orang yang saling melupakan, akan ada satu yang gagal melakukannya"
-@Puisisenja.id-


Flashback 1 tahun yang lalu..

"Belum sembuh bukan berarti ga bisa sembuh, gimana kamu bisa sembuh kalo kamu sendiri ngejauhin aku yang mau nyembuhin kamu" Yere berucap itu sambil menatap Lea yang duduk disampingnya.

"Kamu mau aku mundur dari sekarang Lea? Kamu mau aku nyerah karena kamu yang masih terus bertahan di hati yang lama?" Sambung Yere lirih, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menatap lurus ke arah jalanan.

"Bukan itu Yere-" Lea menyangkal, ada rasa takut tersendiri dalam hatinya mendengar Yere yang ingin menyerah.

"Terus apa? Kenapa disaat aku mau memulai langkah kayak gini kamu malah memaksa aku mundur Lea? Pastiin aja dari sekarang, biar aku ga harus lelah berjuag untuk kamu yang ga tau hatinya buat siapa"-

Perdebatan antara Lea dan Yere satu tahun yang lalu, Yere yang lelah jatuh hati sendirian, dan Lea yang masih terus saja berdiam di 'rumah luka' hatinya.

Hal itu berlalu begitu cepat, Lea dan Yere masih berjalan bersama sampai hari ini, meskipun tidak terikat dalam hubungan apapun, iya tidak terikat dalam komitmen apa-apa setelah setahun berjalan dan menghabiskan hari-hari bersama.

Hari ini, mereka berdua akan menuju ke Rumah Sakit untuk mengunjungi Kiara yang telah melahirkan putra pertamanya dengan Kevin, Kiavino Sanjaya Sukamuljo.

Yere menjemput Lea di rumahnya, ketika masuk Lea tersenyum menatap Yere yang ikut tersenyum, Lea merapihkan rambut Yere.

"Hai" Sapa Lea sambil memasang sabuk pengaman.

"Hai, apa kabar?" Tanya Yere, keduanya berpisah sebulan terakhir karena Yere yang harus mengikuti turnamen dan Lea yang mengikuti program KKN.

"Baik, kamu?" Balas Lea, Yere mengangguk dan menepuk pelan puncak kepala Lea.

Keduanya berangkat menuju Rumah Sakit, sebelum itu mereka mampir terlebih dahulu untuk membeli buah-buahan, meskipun sudah membawa kado untuk putra pertama Kevin dan Kiara, tetap saja Lea dan Yere memutuskan membawa buah dan bunga untuk Kiara.

Bagaikan Deja Vu, disaat mengantri Yere memberikan kartu debitnya pada Lea.

"Nih"

"Udah diem, gue yang bayar ga terima protes!"

"Besok-besok lo hafalin deh pin gue, biar kalo mau bayar ga perlu nunggu gue gerak, males gue"

Kenangan masa lalu itu kembali menarik Lea mundur, dia terdiam seketika mengingat Leo, pria yang sampai detik ini masih berada didalam hatinya.

"Lea" Yere menggoyangkan lengan Lea, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Eh iya, maaf" Lea memasukkan nomor pin dari kartu debit Yere, sedangkan Yere menatap Lea dengan tatapan bingung.

"Makasih ya mba" Ucap Lea, dia dan Yere berjalan keluar dari supermarket menuju mobil.

Sesampainya di mobil Yere melayangkan pertanyaan pada Lea, ada hal yang menyentil hatinya.

"Kamu kenapa tadi ngelamun?" Tanya Yere, Lea menatapnya sambil tersenyum tipis.

"Gapapa, aku lagi ngantuk aja gara-gara nyelesain laporan tadi" Bohong, bukan pertama kalinya Lea membohongi Yere untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya yang masih saja terus ditarik mundur ke masa lalu.

Sayangnya Yere adalah korban, korban pelampiasan Lea yang masih terus terikat dengan masa lalunya, tapi hati Yere sudah terlanjur jatuh meskipun kadang ia merutuki kebodohannya yang jatuh hati sendirian seperti ini.

Yere mengangguk, tidak bukan berarti Yere tidak sadar dibohongi, Yere sadar dan paham, karena ini bukan yang pertama kalinya Lea terdiam dengan bayangan masa lalunya, tapi Yere begitu tulus, hatinya berusaha lapang meskipun terkadang merasa sakit.

Tidak menunggu waktu lama, mereka sampai di Rumah Sakit tempat Kiara dirawat, keduanya masuk bersama sambil membawa hadiah untuk Kiara dan Kiavino.

Yere dan Lea masuk ke dalam ruangan Kiara, sebelum itu mereka di beri semprotan desinfektan yang sengaja Kevin siapkan.

Langkah Lea terhenti melihat ke arah seorang pria yang berdiri disamping ranjang Kiara, Leo.

Yere menyadari perubahan ekspresi Lea, setelah satu tahun tidak pernah berjumpa dengan Leo, ini adalah kali pertamanya, iya setahun sudah baik Lea dan Leo menjauhi garis hidup antara keduanya dengan Yere sebagai penengah.

Lea yang enggan menginjakkan kakinya di Pelatnas selama setahun ini dan meninggalkan segala hal yang berhubungan dengan Leo, sedangkan Leo yang menutup diri dari banyak orang menjadikan atmosfir didalam ruangan Kiara menjadi asing bagi keduanya.

Yere menggenggam tangan Lea, meyakinkan gadis itu kemudian melangkah masuk, benar saja kedatangan Lea dan Yere membuat suasana menjadi canggung.

"Hai Kiara, Kevin selamat yaa" Lea menaruh keranjang buah beserta paperbag berisi  kado dari dirinya dan juga Yere diatas nakas, Lea menatap bayi kecil yang digendong Kiara.

"Welcome to the fam little Kiavino" Lea mengelus sayang kepala Kiavino yang tertutup bedong, sedangkan Leo berdehem.

"Makasih onti Lea, Om Yere kadonya, makasih juga Om Leo" Kiara tersenyum menatap Yere, Lea dan Leo yang berdiri canggung.

"Ka Ala, Ko Kevin, Leo balik-"

"Kok cepet banget yo, ada urusan?" Tanya Kevin, Leo mengangguk.

"Iya Ko, mau hangout sama temen, sekali lagi selamat ya Ko, Ka Ala, Semoga Kiavino tumbuh sehat dan jadi anak yang bisa memberi berkat buat keluarga, terus bisa jadi atlet keren kayak Papanya" Kevin terkekeh sambil mengaminkan doa Leo, ia merangkul pundak Leo sambil mengantar Leo menuju ke depan pintu.

"Ehm Kiara bentar ya gue mau jawab telepon, Yere sebentar ya?" Yere mengangguk ia menatap punggung Lea yang berjalan keluar dari ruangan Kiara.

"Namanya kok persis Mas, kalo di jersey jadinya K.S. Sukamuljo ga ada bedanya dong" Kiara dan Kevin terkekeh.

"Iya, dia kan nanti bawa nama besar papa ya sayang? doain ya om Yere" Yere mengangguk sambil tersenyum.

"Arti namanya apa nih Mas?" Tanya Yere ke Kevin.

"Singkatan nama aja Yer, Kia diambil dari Kiara, Vin diambil dari nama gue, ditambahin O dibelakang soalnya cowo, kalo cewe diganti A, tapi kalo menurut buku yang dibaca sama Kiara, Kiavino artinya ganteng kayak gue" Yere tertawa mendengar jawaban Kevin.

"Iyain aja Yer, emang gitu over PD dia" Sahut Kiara.

Beralih keluar, tidak ada yang menelpon Lea sebenarnya, Lea hanya ingin menyusul Leo dan bertanya kabarnya.

Langkah Lea terhenti ketika mendengar suara Leo, yang membuat hatinya hancur.

"Jauhin gue Lea, berhenti ganggu hidup gue" Air matanya luruh seketika mendengar ucapan itu, ucapan yang sekali lagi menggores hatinya.

"Semudah itu lo ngelupain gue Leo?" Balas Lea lirih, dulu memang benar Lea sendiri yang meminta Leo menjauhinya, tapi perkataan yang dia utarakan tidak sejalan dengan apa yang hatinya rasakan.


Philotimo
"Berjuang untuk mencari kesempurnaan/Keluar dari Zona Nyaman untuk menyembuhkan orang lain"

Haii bestie!
Lanjutan Kisah Cinta Lea/Leo/Yere akan dibuat rangkum di cerita Philotimo ini yaaa!

Jangan lupa vote dan komentarnyaa!

See u di part selanjutnya
❤❤

Philotimo || Leo Rolly Carnando & Yeremia RambitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang