Ch. 16: Gempa Bumi

107 20 0
                                    

Disclamair: Mo Dao Zu Shi, The Grandmaster of Demonic Cultivation

Title: "Zhao Clan: Return of the Legendary Patriacrh Yiling"

Sub Title: "Love is Beautiful Pain"

Couple: Lan Wangji X Wei Wuxian

Genre: Fantasy, Action, Adventure, Supernatural, Mpreg, Shounen Ai.

Cetita ini dibuat hanya untuk kesenangan semata. Tidak ada unsur menghasut atau mempengaruhi. Dimohon para pembaca bijak dalam membaca bacaan

...........

Sebuah ruangan dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, lantai kayu dan beratapkan jerami, sangat sederhana dan nyaman namun juga suram. Suasana begitu tenang sehingga bahkan suara nafasmu bisa terdengar jelas. Dengan semua penerangan tertutup, ruangan ini terlihat remang-remang dengan pencahayaan samar.

Diruangan itu, hanya memiliki kasur, sebuah meja dan lilin abadi yang saat ini meredup. Tempat ini rapi dan bersih, tidak memiliki debu atau sarang dinding atau atapnya. Tidak lapuk atau lembab, seperti ruangan baru. Tidak tersentuh, namun telah tersentuh.

Ditengah-tengah ruangan itu, terdapat sesosok yang tengah duduk bersila, bermeditasi. Disekililingnya terdapat untaian-untaian energi gelap yang mengitari seluruh tubuhnya, membentuk dinding transparan hitam berkedip-kedip, menyegel sosoknya dan menolak benda luar masuk.

Sosok itu sangat cantik, bagai makhluk surgawi yang turun ke bumi, menakjubkan dan mengguncang seluruh semesta. Rambut hitam sekelam malam itu selembut sutra, menjuntai tersebar di lantai kayu yang dingin. Kulitnya putih hampir transparan, lembut mulus tak ternoda. Kelopak phoenix itu tertutup, menyatukan bulu mata yang panjang dan lentik. Alisnya membentuk kurva yang indah dengan ketebalan yang pas tidak berlebihan. Hidungnya kecil namun mancung. Bibir merah cherry itu kecil dan tipis, terlihat manis dan menggoda.

Wajahnya tenang, sangat tenang hingga kau tidak akan menemukan apakah sosok itu masih bernafas atau tidak. Sosok itu itu seperti patung, tegak dan tegap, tidak akan terguncang walau langit telah runtuh, walau bumi telah hancur kuluh lantak, seolah-olah sosok itu memang adalah sebuah benda mati. Namun, rona samar di pipi sosok itu membuktikan bahwa sosok itu adalah makhluk hidup.

Sayangnya, untaian-untaian energi gelap yang mengelilinginya membuat makhluk duniawi meragukan sosok surgawi ini. Setiap untaian energi gelap itu sangat ganas dan agresive, seolah-olah mereka adalah pelindung sosok itu, tidak membiarkan sosok itu terganggu apalagi tersakiti.

Tiba-tiba, bibir merah cherry itu mengeluarkan lenguhan kecil nan lirih, namun di ruangan yang sepi dan sunyi ini, lenguhan itu terdengar jelas. Bibir itu bergetar dan sedikit terbuka, sangat sedikit hingga celahnya hampair tak terlihat. Belahan bibir merah itu semakin merah, bahkan terlihat gelap karena darah yang tiba-tiba keluar dari bibir itu, menodai pakaian biru pudarnya dengan warna merah gelap.

Dinding energi gelap perlahan tapi pasti retak lalu pecah, mengeluarkan suara pecahan memekakkan telinga, snagt keras dan tajam. Namun, ini tidak berakhir seperti itu. Energi gelap yang lebih merusak mengamuk menghancurkan kasur, sebuah meja dan lilin abadi yang merupakan satu-satunya benda yang ada di ruangan itu.

Bersamaan dengan itu, seluruh dinding, lantai maupun atap, memancarkan cahaya menyilaukan. Tulisan-tulisan ilahi samar-samar mulai muncul, memancarkan cahaya biru perak yang menakjubkan, indah nan elegan, lembut dan tangguh. Berpendar tenang dan sabar, menahan setiap energi gelap yang sombong dan tirani itu ingin menerobos keluar.

Zhao Clan: Return of the Legendary Patriacrh YilingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang