四 | Bertemu Mama Hasni

741 230 19
                                    

Aku mau double update, tapi votenya juseyo :D

Aku mau double update, tapi votenya juseyo :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Mature Content

Waktu praktikum di laboratorium telah berakhir. Saatnya aku keluar dari ruangan itu dan bergegas menemui mama Hasni—beliau sudah tiba di depan kampus. Sambil melipat jas laboratorium, aku melangkah santai di sepanjang koridor kampus. Hingga akhirnya tiba di area luar kampus.

Mobil Alphard hitam yang terparkir di dekat pohon palem menjadi tujuanku saat ini. Setelah berada di dekat mobil, aku mengetuk pintu jendela bagian depan. Kulakukan ini supaya penumpangnya sadar akan kehadiranku. Baru dua kali mengetuk, pintu bagian tengah terbuka. Aku tanpa ragu langsung masuk kedalamnya.

Di dalam mobil, aku mendapati mama Hasni duduk santai di kursi penumpang, dan seorang laki-laki di kursi kemudi. Lelaki itu adalah mas Dimas, kakak dari mas Rangga. Keduanya tersenyum dan menyapaku dengan antusias. Seolah-olah aku adalah adik kecil yang baru keluar dari sekolah. Namun, aku hanya membalasnya dengan senyum canggung.

"Gimana kabar kamu, Runi? Sudah lama enggak ketemu," tanya mama Hasni. Seperti biasa, beliau memanggilku dengan "Runi".

"Kabar baik, Ma. Mama sendiri bagaimana?" tanyaku balik.

"Baik, dong. Mama sehat. Semenjak Dimas pulang dari Korea dan bawain mama skincare dan herbal Korea, mama jadi sehat," balasnya antusias.

Aku mengangguk.

Omong-omong soal mas Dimas, selain dia kakaknya mas Rangga, dia adalah seorang pengusaha makanan Indonesia di Korea. Tidak hanya itu, ia seorang magister ilmu ekonomi di Seoul National University—lulusan tahun kemarin. Menurutku, mas Dimas itu tampan. Mirip Jang Dong Yoon, pemeran Nokdu pada drama Korea The Tale of Nokdu. Sayang, ia masih jomblo. Padahal usianya sudah kepala 4.

"Kamu udah makan?" tanya mama.

Aku menggeleng. "Belum. Baru keluar dari kampus, Ma."

"Kalau begitu, kita makan siang bareng, ya?"

"Iya," aku mengiyakan.

"Dim, kita makan siang dulu. Terserah kamu mau makan dimana, tapi yang enak," ucap mama pada anak sulungnya.

Mas Dimas sedikit menoleh. "iya, Ma."

Mama Hasni kemudian menatapku lagi. Tatapannya tersirat macam-macam perasaan. Rindu, prihatin dan sedih. Rindu, mungkin karena aku tidak lagi menemuinya dan menghubunginya. Prihatin, mungkin karena aku belum move on dari anaknya. Sedih, mungkin karena tidak jadi memiliki aku sebagai menantu.

Mungkin.

Siapa yang tahu isi hati manusia kalau bukan si pemilik hati dan Tuhan?

"Mama dengar dari Denis, kamu belum punya pacar atau menikah karena belum move on dari Rangga. Kamu masih cinta sama dia?" tanya mama Hasni. Beliau tampaknya langsung menuju ke inti pembicaraan pada pertemuan ini.

Lembayung Senja ft Lee KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang