Ditinggal menikah oleh sang kekasih 5 tahunnya, membuat Arunika (25) memutuskan untuk menerima pinangan dari seorang editor koran sekaligus majalah bernama Galih (35). Meskipun Galih tampak kaku, kurang modis, dan culun, tidak membuat Arunika merasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depan bangunan yang dikenal sebagai kelab. Seorang laki-laki lantas turun dari kendaraan itu. Sambil mengeratkan jaketnya, ia merajut langkah lebar ke bangunan di hadapannya. Usai memperlihatkan identitas miliknya, ia mulai masuk lebih dalam.
Musik EDM yang memekakkan telinga, aroma rokok yang menyengat, dan pemandangan yang cukup tak senonoh menyambut kedatangan laki-laki itu. Membuatnya bergidik dan mempercepat langkah ke tangga—meski bukan pemandangan yang asing baginya. Ia pun menapaki anak tangga dengan tergesa. Setibanya di lantai dua, atmosfernya cukup berbeda dibandingkan dengan lantai pertama. Lebih tenang dan nyaman. Aroma ruangan ini didominasi oleh wewangian bernuansa bumi, dan samar-samar tercium aroma khas alkohol serta aroma manis buah-buahan.
Laki-laki itu kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Begitu menemukan targetnya, ia kembali melangkah. Ia pun duduk di sebuah kursi di depan meja bartender, di sebelah seorang wanita berambut panjang yang tengah menyesap minumannya. Dapat ia lihat, walau pencahayaan di ruangan ini remang-remang, wanita itu berantakan. Seperti tengah frustrasi habis putus cinta.
"Selama hidup di Malang, baru kali ini gue masuk ke kelab malam," ujar lelaki itu. Ia tergelak kemudian. Merasa udik karena baru pertama kali pergi ke salah satu tempat untuk bersenang-senang.
"Kampungan lo," olok si wanita berambut panjang di sebelahnya.
"Btw, udah berapa gelas yang lo minum?" tanya ia. Sebenarnya ia dapat melihat sebotol minuman keras di sebelah gadis itu. Jack Daniels, whisky terkenal dengan persentase alkohol sebanyak empat puluh persen. Cukup memabukkan meski hanya setenggak untuk orang yang baru mencoba minuman beralkohol.
"Hm...lupa. Lima paling," sahut wanita itu, Anggita, acuh tak acuh seraya memainkan jarinya di mulut gelas.
"Lo kenapa lagi? ada masalah kerjaan? atau putus cinta?" tanya ia kembali dengan beruntun.
Omong-omong, lelaki itu adalah Denis. Ia datang ke kelab gara-gara Anggita meneleponnya dengan suara sengau dan sedikit melantur. Khawatir terjadi sesuatu pada Anggita—dalihnya tidak mau dicurigai sebagai tersangka—secepat kilat ia mendatangi tempat ini. Selain itu, ia juga berpikir akan mendapat petunjuk terkait Anggita. Seperti yang ia tahu, alkohol dapat membuka rahasia seseorang dengan mudah.
Anggita mendengkus. "gue emang lagi patah hati."
Denis langsung mengalihkan pandangannya ke rak besar berisi botol-botol minuman beralkohol di depannya saat Anggita mulai meliriknya. Tidak mau kontak mata untuk sementara karena ia sedang berpura-pura peduli.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.