Mitsuya memutar-mutar pensilnya dengan dahi berkerut dan pandangan fokus pada kertas yang ada diatas mejanya. Ia membuat gambar untuk desain kemeja, hanya sekedar untuk mengisi kekosongannya saja namun beralih jadi pikirannya saat ini.
Ia menghela napas panjang, menaruh pensil yang tadi ia mainkan ke daun telinganya. Punggungnya ia sandarkan pada kursi dengan kepala yang menengadah ke atas dan mata terpejam.
Berusaha menikmati angin yang masuk dari jendela di sampingnya dan menenangkan pikirannya agar mendapatkan ide yang bagus untuk desainnya ini.
Saat sedang menikmati kedamaian itu, panggilan keras dari arah pintu kelasnya mampu membuat ia terusik, terlebih lagi memanggil namanya.
"Oi! Mitsuya, ada yang mencarimu!" Panggil salah satu teman kelasnya.
Mitsuya membuka matanya masih dalam posisi yang sama, ia akhirnya mau tak mau beranjak dari posisi duduknya dengan pensil yang masih bertengger pada daun telinganya, berjalan menuju keluar kelas.
Saat sampai di pintu kelasnya, ia menangkap sosok Aiya yang berdiri sembari tersenyum canggung membuat dirinya yang terasa suntuk jadi semangat seketika.
"Aya-chan! Aku pikir Peh-yan yang memanggil, ada apa Aya-chan?" Tanya Mitsuya.
Aiya tersenyum simpul, "Maaf jika aku menganggumu—" ucapannya itu terpotong begitu saja oleh gelengan kepala Mitsuya.
"Tidak, tidak. Sama sekali tidak mengganggu." Ucap Mitsuya.
"Ah, itu... Aku sudah berbicara pada Oba-sensei mengenai ketertarikanku pada klub menjahit dan aku diperbolehkan untuk bergabung dengan syarat fokus antara kegiatan melukis den menjahit tidak tercampur." Ucap Aiya, memperlihatkan cengirannya yang lebar.
Mitsuya ikut tersenyum lebar menampilkan deretan giginya, "Itu bagus sekali, Aya-chan! Hari ini ada kegiatan klub, jangan lupa untuk datang dan aku akan memperkenalkanmu kembali sebagai anggota." Ucap Mitsuya.
Aiya mengangguk pelan, "Baiklah, aku akan pergi ke ruang klub nanti sore." Ujar Aiya.
Seolah mengingat sesuatu, Mitsuya merogoh saku celananya dan merasa tidak menemukan apa yang ia cari. "Ah, tunggu sebentar Aya-chan. Sepertinya ada di kolong mejaku." Ucap Mitsuya, kembali masuk ke dalam kelas.
Setelahnya, ia kembali ke hadapan Aiya dengan membawa sebuah gelang berasal dari benang yang berwarna hitam dan ungu muda, "Ini adalah gelang tanda keanggotaan, aku sendiri yang membuatnya. Kau harus memakainya saat memasuki ruang klub, tetapi kau juga boleh memakainya di luar klub. Untung saja masih ada yang tersisa." Jelas Mitsuya.
Aiya menerima gelang tersebut dan memperhatikannya sejenak, lalu segera memakainya pada pergelangan tangan kirinya. "Ini sangat manis." Ujar Aiya.
Mitsuya terkekeh pelan, "Syukurlah kalian menyukai itu, aku sempat berpikir bahwa membuat hal-hal seperti ini akan terasa konyol." Ucap Mitsuya, memandang pada pergelangan tangan Aiya.
Aiya menggeleng tegas, "Tentu ini sangat manis, Taka-chan. Dengan memakainya, aku merasa bahwa ini menjadikanku sebagai orang yang sangat berharga di klub menjahit dan itu menyentuh hatiku." Ungkap Aiya dengan jujur.
Mitsuya menyandarkan dirinya pada tembok samping pintu kelasnya, "Aku membuatnya karena aku sangat berterimakasih kepada semua orang yang menyerahkan dirinya untuk belajar menjahit bersama, aku sangat menghargai itu. Satu orang saja terasa amat berhaga di klub menjahit." Jelas Mitsuya dengan tatapan dalam, menatap mata Aiya.
Aiya tersenyum simpul, "Klubmu sangat keren untuk dilewatkan, Kapten." Ucapnya, membuat Mitsuya melebarkan matanya kala mendengar dirinya disebut Kapten oleh Aiya.
"Hey, jangan menyebutku dengan sebutan itu." Ucap Mitsuya dengan mengalihkan wajahnya karena wajahnya terlihat sedikit merona.
Aiya tertawa pelan, "Kenapa? Bukankah memang benar kau kapten dari klubmu?" Tanya Aiya.
Mitsuya berdeham pelan sebagai upaya untuk menetralkan ekspresinya, "Klub menjahit bukan klub olahraga, jadi tidak ada kapten disana. Padahal aku pun sudah memperingatinya kepada yang lain untuk tidak memanggilku dengan sebutan itu." Dengus Mitsuya, masih enggan menatap wajah Aiya.
Aiya terkekeh pelan melihat Mitsuya uang terlihat merona setelah ia panggil dengan sebutan Kapten, "Baiklah aku tidak akan memanggilmu dengan sebutan itu lagi." Ujar Aiya, "Ah iya, aku harus ke kelas sekarang." Lanjutnya yang kemudian pamit pergi kepada Mitsuya untuk kembali ke kelasnya.
Mitsuya menatap punggung Aiya yang kian menjauh darinya, ia jadi menghela napas pelan dan kembali ke dalam kelasnya.
+×÷
Aiya yang baru saja duduk di kursinya bahkan belum ada lima detik, terdengar pertanyaan dari arah brlakangnya yang tak lain adalah Miya. "Bertemu dengan Mitsuya, hm?" Tanya Miya membuat Aiya menoleh ke belakang kursinya dengan cepat dan melihat Miya yang tengah membaca manga di tangan perempuan itu tanpa ekspresi sama sekali.
"Iya, aku bertemu dengan Mitsuya untuk memberitahunya kalau aku akan masuk ke klub menjahit." Ujar Aiya, mampu membuat Miya mengalihkan tatapannya sebentar untuk menatap wajah Aiya.
"Lalu? Bagaimana?" Tanya Miya yang tentunya Aiya tahu bahwa perempuan ini meminta penjelasan lebih detail mengenai dirinya dan Mitsuya sampai pada klub menjahit itu.
Aiya menarik napas sejenak sebelum menceritakannya pada Miya, "Saat kau pulang lebih dulu karena part time mu itu, aku melewati ruangan klub menjahit sehabis dari klub seni. Lalu tanpa alasan aku memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh klub menjahit, sampai aku tak sadar bahwa Mitsuya Takashi sudah berada di brlakangku." Jelas Aiya.
Miya menutup manganya dan menaruhnya di atas mejanya, tatapannya serius menatap ke dalam mata Aiya. "Kau tertarik pada kegiatan klubnya atau kau tengah mencari sosok Mitsuya disana?" Tanya Miya tepat mengenai sasaran.
Aiya tercengir lebar dengan kikuk, terasa seperti baru saja kebohongannya terungkap. "Ya... Aku memang mencarinya tapi setelah memandang ke dalam isi ruangan dan tidak menemukannya, aku jadi memperhatikan kegiatan di dalam ruangan klub menjahit." Ungkap Aiya, berujar dengan jujur.
Miya menghela napas pelan, "Kau ini ada-ada saja, apa yang kau lihat dari Mitsuya? Bukankah dia hanya berandal yang suka berkelahi dengan gengnya itu?" Tanya Miya, terdengar tak setuju.
"Miya-chan, kau tidak akan mengerti seseorang jika kau tidak mengenalnya." Ucap Aiya dengan tersenyum simpul penuh makna.
"Memangnya, kau kenal Mitsuya sudah sejauh apa, Aya-chan?" Tanya Miya membuat Aiya tersadar dari pikirannya yang sempat berkelana pada hal lain.
Aiya menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuk yang padahal tak terasa gatal, ia menampilkan senyuman tanggung pada Miya. "Ah, aku tak dapat menganggap bahwa aku sudah mengenalnya sejauh itu... Tapi, aku melihat apa yang tak kau lihat pada diri Mitsuya." Ujar Aiya, berusaha meyakinkan Miya.
Miya menganggukkan kepalanya pelan, "Ya, ya. Terserah kau saja. Memang sedikit sulit memberikan perspektif pada seseorang yang tengah jatuh cinta." Ujar Miya, sudah lelah memberikan bantahan.
Captain to be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain | 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐲𝐚 𝐓𝐚𝐤𝐚𝐬𝐡𝐢 ✓
FanficMitsuya Takashi from; Tokyo Revengers. - "Kembalilah." Ucap Mitsuya dengan sorot mata sendu. "Aku tau, kau sangat mendambakan Universitas Tokyo dan berencana untuk mengikuti ujian masuknya tahun ini, jadi kembalilah. Ujian masuk akan diselenggarakan...