warning: mature content (21+)
Hubungan Mitsuya dan Aiya berjalan membaik sampai satu bulan lebih, mereka setuju untuk membuat hubungan mereka menjadi privasi saja dan hanya sekelibat orang-orang dekat dengan mereka yang mengetahuinya, selebihnya hanya dibuat untuk menganggap mereka sebagai teman klub biasa.
Selama sebulan terakhir, hubungan mereka berjalan baik dan belum sama sekali muncul masalah, hanya seperti pasangan pada umumnya yang pulang sekolah bersama, mengerjakan tugas bersama, makan malam bersama dan juga menghabiskan waktu berdua pada malam minggu.
Keduanya terlihat bahagia bersama, tetapi walau bagaimanapun, sebenarnya Mitsuya tetap khawatir akan keadaan Aiya. Rasa takut akan kehilangan Aiya seolah menjadikannya mimpi buruk yang terus menghantuinya.
Walaupun beberapa waktu ini ia selalu bersama dengan Aiya, bagaimana jika perempuan tersebut hilang kesadaran lagi seperti demam saat itu?
Mitsuya selalu memikirkan hal tersebut bahkan mencari-cari resiko yang dapat terjadi akibat cedera berat di kepala, namun semua penjelasaan yang ia baca membuatnya semakin khawatir dan cemas.
Bahkan terkadang ia terbangun di tengah malam karena mendapatkan mimpi buruk yang sangat tidak diharapkannya untuk terjadi.
Tak jarang ia kehilangan fokusnya akibat terlalu memikirkan hal tersebut.
Seperti saat ini, keduanya berada di dalam ruang seni yang kosong karena tidak ada kegiatan klub pada hari ini, dan juga sudah terlalu sore sebenarnya untuk berada di sekolah.
Aiya terduduk di meja panjang nan lebar yang ada di bagian depan, sembari memegang pensil dan sketch booknya, tatapan terfokus pada Mitsuya sebab ia tengah membuat sketsa lelaki berambut perak itu.
Sedangkan Mitsuya, lelaki itu malah jadi termenung diam sembari menatap ke arah luar jendela ruang seni, alisnya berkerut memperlihatkan bahwa lelaki berambut perak itu tengah memikirkan sesuatu.
"Hei, Taka-chan! Aku berbicara padamu." Ucap Aiya dengan nada yang kesal, membuat Mitsuya kembali tersadar dan menoleh pada Aiya yang posisinya berada di samping kirinya.
Ia menampilkan cengiran lebarnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal, "Iya, Aya-chan? Maaf, sepertinya aku melamun tadi." Ujarnya sembari tertawa pelan.
Aiya mendengus, "Kau ini, apa yang sebenarnya kau pikirkan? Ini bukan sekali atau dua kali kau melamun dengan dahi berkerut, Taka-chan." Ujar Aiya, kembali melanjutkan sketsanya.
Mitsuya menatap Aiya yang tengah tertunduk fokus pada sketch book perempuan itu, "Aku tengah memikirkan, desain apa yang akan cocok untuk baju baru adikku ya, kira-kira? Ibuku belum sempat untuk membelikan mereka baju baru." Ucap Mitsuya, berusaha menutupi apa yang sebenarnya ia pikirkan.
"Mau aku buatkan desain bajunya?" Tanya Aiya dengan suara yang antusias, membuat Mitsuya tersenyum tipis bahkan saking tipisnya hampir saja tak terlihat.
Ia mengangguk pelan, "Boleh, kalau kau merasa aktivitasmu tak terganggu." Jawab Mitsuya.
"Aku akan membuatkannya yang sangat cantik!" Ujar Aiya membuat Mitsuya terkekeh pelan, "Aku menyelesaikan sketsaku!" Lanjut Aiya, memperlihatkan sketch book miliknya ke arah Mitsuya yang hanya berjarak beberapa meter saja darinya.
Mata Mitsuya melebar seketika setelah melihat sketsa yang Aiya buat, "Apakah itu aku?" Tanya Mitsuya dengan tidak percaya.
Aiya melihat sketsa buatannya sendiri sembari mengangguk sebagai respon atas pertanyaan Mitsuya, "Ya, mungkin ini pandanganku setiap aku melihatmu." Ujar Aiya, tersenyum sembari menatap sketsa Mitsuya yang ia buat dengan tatapan dalam. "Tapi..., bukankah dalam sketsaku kau terlihat jauh lebih tampan?" Lanjut Aiya, bertanya dengan dahi berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain | 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐲𝐚 𝐓𝐚𝐤𝐚𝐬𝐡𝐢 ✓
FanficMitsuya Takashi from; Tokyo Revengers. - "Kembalilah." Ucap Mitsuya dengan sorot mata sendu. "Aku tau, kau sangat mendambakan Universitas Tokyo dan berencana untuk mengikuti ujian masuknya tahun ini, jadi kembalilah. Ujian masuk akan diselenggarakan...