Jihoon benar-benar berpegang pada kata-katanya saat dia bilang akan banyak membuat merepotkan Yoshi. Karena Jihoon sering terlambat menjemput Doyoung. Jihoon tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja walaupun ia juga tidak akan kena marah jika melakukannya.
Alhasil, Yoshi selalu pulang lebih lambat. Memastikan bahwa Doyoung sudah dijemput oleh Jihoon, baru setelahnya Yoshi bisa pulang. Jihoon hanya bisa menjemput Doyoung tepat waktu saat restoran sedang sepi pelanggan. Jihoon juga sudah sering meminta maaf akan hal itu pada Yoshi.
Sebenarnya Yoshi tidak masalah jikapun ia diminta untuk menemani Doyoung selama apapun. Doyoung adalah anak yang baik, dia juga banyak bicara. Yoshi selalu senang saat dia bisa bermain lebih lama bersama Doyoung. Karena setelahnya, ia juga bisa bertemu dengan Jihoon walau sebentar.
Seperti saat ini, Yoshi tengah bersama dengan Doyoung. Duduk di bangku yang sengaja disediakan di dekat gerbang sekolah. Mereka selalu menunggu di sana karena Doyoung yang menolak menunggu di dalam. Katanya, dia ingin langsung bertemu papanya begitu sang papa sampai.
Sejak tadi Doyoung selalu bercerita mengenai banyak hal. Tanpa diminta, Doyoung akan mulai bercerita mengenai hari-harinya yang terdengar menyenangkan bersama sang papa. Terkadang Doyoung juga bercerita mengenai temannya yang juga merupakan tetangganya yang selalu mengatainya.
Terkadang Yoshi berpikir, kenapa Doyoung tidak pernah bercerita tentang ibunya. Namun Yoshi cukup tahu diri untuk tidak menanyakan hal semacam itu pada Doyoung. Ia tidak akan tahu bagaimana reaksi Doyoung jika ditanya tentang sang ibu.
"Haahh, papa kok lama banget sih." Doyoung mengeluh begitu ia selesai dengan ceritanya tentang sang papa yang semalam ikut menonton film bersamanya dengan teman-temannya, dan Jihoon yang berhenti menonton di tengah film karena merasa bosan.
Yoshi terkekeh pelan. Dielusnya surai Doyoung yang sudah berantakan karena terus bermain sambil berlari selama hampir seharian. "Mungkin jalannya macet." Yoshi mencoba memberi pengertian pada Doyoung yang sudah cemberut dengan pipinya yang ia gembungkan.
Yoshi menoleh saat dilihatnya sebuah mobil yang berhenti. Itu bukan mobil Jihoon, tapi Yoshi mengenal siapa pemilik mobil itu. Dapat dilihatnya si pemilik mobil yang keluar dengan senyum lebar terpatri di wajahnya.
"Doyoungie!"
Doyoung tersenyum cerah. Melmabaikan tangannya seraya berlari menghampiri orang itu dan berteriak keras. "Paman Junkyu!"
Junkyu berjongkok, menangkap Doyoung yang berlari kearahnya. Segera dipeluknya tubuh kecil itu seraya menciumi seluruh wajah Doyoung. "Doyoung kangen paman gak?"
"Eung!" Doyoung mengangguk semangat, membuat rambutnya ikut bergoyang.
"Wah, Junkyu. Kamu kenal Doyoung?" Yoshi berdiri dan menghampiri dua orang beda generasi yang asik bercengkrama sendiri mengabaikan kehadirannya.
"Eh, Yoshi? Wah, aku gak tahu kalau kamu ngajar di sini." Junkyu berdiri dari jongkoknya. Cukup terkejut dengan kehadiran sang teman yang ternyata merupakan salah satu tenang ajar di TK tempat Doyoung belajar.
"Yah, kamu gak pernah nanya juga. Kamu kok bisa kenal Doyoung?" Yoshi kembali mengulang pertanyaannya.
"Oh, papanya Doyoung kan temen aku juga. Aku ke sini buat jemput Doyoung." Junkyu menoleh ke bawah, pada Doyoung yang sudah menatapnya sejak tadi. "Doyoung pulang sama paman Junkyu, mau kan? Soalnya papa masih sibuk. Kita ke restoran, gimana?"
Doyoung mengangguk.
"Mau. Ayo!" Doyoung langsung menarik tangan Junkyu untuk segera beranjak dari sana. "Hahaha. Bentar Dong." Junkyu menoleh pada Yoshi. "Mau ikut sekalian? Sekalian makan siang di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA [ yoshihoon ]
FanfictionB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Kehadirannya memang untuk mengisi kekosongan di dalam relung hatinya. Kebahagiaannya hanya sederhana, sesederhana terbitnya sang mentari di pagi hari. "Dobby bakal punya banyak papa?" ⚠️ boy x boy Yoshi; dom/top Jiho...