Bukan Menyerah

1.4K 255 14
                                    

Setelah mengantar Doyoung ke TK seperti biasa Jihoon langsung kembali bekerja di restoran, seperti yang memang selalu ia lakukan setiap harinya. Tidak ada yang berubah dalam kesehariannya, karena yang berubah adalah suasana hatinya juga perasaannya.

Jihoon keluar dari restoran dengan membawa sebuah tangga lipat dan sebuah plang tanda yang baru untuk mengganti tanda nama restoran Junkyu yang lama, mereka masih bersiap sebelum membuka restoran.

"Nah, emang harusnya udah diganti dari dulu." Jihoon berujar puas begitu plang nama itu sudah berhasil ia ganti dengan susah payah. Jihoon menepuk-nepuk kedua tangannya. "Aakh—

Saat Jihoon akan turun dari tangga kakinya salah menginjak anak tangga dan membuatnya hampir saja terjatuh. Hampir karena sebelum sempat Jihoon benar-benar terjatuh ada seseorang yang menahan punggungnya agar tidak jatuh.

"Hati-hati, Jihoon."

Jihoon terkejut saat mendengar suara itu. Jihoon tahu jelas siapa pemilik suara lembut itu. Jihoon menoleh ke samping, punggungnya masih terus dipegangi walau Jihoon sudah berdiri dengan benar, Jihoon hampir saja terlonjak karena wajahnya yang berjarak sangat dekat dengan wajah Yoshi yang juga tengah menatap Jihoon.

Keduanya diam dengan pandangan mata yang saling terkunci pada satu sama lain.

"Masih pagi loh."

Suara Junkyu yang tiba-tiba itu membuat keduanya tersadar dan saling menjauhkan diri. Yoshi melirik pada Jihoon yang membereskan tangga yang tadi ia gunakan dan membawa serta plang nama restoran yang lama bersamanya.

"Tumben ke sini pagi pagi." Jihoon sebenarnya mengatakannya pada Junkyu tapi sepertinya pertanyaan itu memang cocok disampaikan pada keduanya.

"Iya, pengen aja." 

Jihoon melirik Yoshi yang malah menjawab pertanyaannya. Jihoon memalingkan wajah dan segera beranjak masuk ke dalam restoran lebih dulu.

"Ayo masuk. Bisa lepas itu mata kalau dipake mandangin orang terus sampe gak kedip."

Yoshi mengedipkan matanya dengan cepat begitu ditegur Junkyu, ia lalu segera mengikuti langkah Junkyu memasuki restoran.

"Mau makan?" Mashiho yang baru saja keluar dari dapur bertanya pada Junkyu yang masih berdiri tanpa niat ingin duduk.

"Enggak, cuman mampir aja. Oh, Jihoon!" Junkyu memanggil Jihoon yang baru keluar dari gudang penyimpanan untuk menyimpan tangganya barusan. "Ikut aku yuk, cek makanan."

  

— ✭

  

Sebenarnya Jihoon setuju ikut dengan Junkyu karena ia kira hanya dirinya dan Junkyu saja yang pergi, dia tidak tahu jika Junkyu juga mengajak Yoshi, jika tahu Jihoon pasti sudah menolak ajakan Junkyu

"Karena selera kamu di makanan itu bagus."  Itu adalah jawaban yang Junkyu berikan saat Jihoon bertanya kenapa Junkyu mengajaknya, jawaban itu tidak masuk akal bagi Jihoon.

"Kalau cari yang seleranya bagus ya, harusnya kamu aja Mashiho bukan aku."

"Nanti gak ada yang kontrol dong di restoran."

Jihoon kehabisan alasan. Alhasil yang bisa dia lakukan hanya menurut saja dan mencoba setiap makanan yang disajikan di sana. Junkyu akan menikah dengan tunangannya dalam waktu dekat, Jihoon belum tahu kapan pastinya karena Junkyu tidak memberitahunya.

"Dia kemana? Gak ikut ke sini?" Jihoon mempertanyakan keberadaan tunangan Junkyu yang belum juga menampakkan diri hingga kini.

Junkyu menggeleng lalu mengangguk dan kembali menggeleng. "Makanannya enak semua deh perasaan. Oh, iya, dia ke sini nanti, masih sibuk."

PAPA [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang