Mama

1.9K 273 18
                                    

Doyoung hanya sakit sebentar. Pagi harinya setelah semalaman Jihoon bergadang karena demam Doyoung yang belum juga mereda, Doyoung justru sudah terlihat kembali sehat. Tidak tampak seperti baru saja semalam demamnya naik tinggi. Bahkan Doyoung menolak permintaan Jihoon yang memintanya untuk tidak perlu datang ke sekolah. Jihoon ingin Doyoung beristirahat dulu hari ini agar kondisinya benar-benar sudah membaik.

Pada akhirnya Jihoon juga yang harus mengalah dan setuju membiarkan Doyoung tetap berangkat ke sekolah. Jihoon mengantar Doyoung seperti biasa. Meminta tolong pada Yoshi untuk memastikan bahwa Doyoung benar-benar akan baik-baik saja. Tentu saja Yoshi tidak keberatan.

Hari itu tidak ada masalah dengan kesehatan Doyoung. Doyoung juga masih penuh energi saat pulang sekolah. Jihoon akhirnya bisa bernafas lega melihat putranya yang sudah kembali ceria.

Yang jadi masalah adalah hari esok. Mungkin besok justru akan menjadi hari penuh kebahagiaan bagi Doyoung. Tetapi besok adalah hari yang entah mengapa ingin sekali Jihoon hindari untuk saat ini.

Esok harinya Jihoon kembali mengantar Doyoung dan melakukan kegiatan hariannya seperti biasa. Pergi ke restoran untuk bekerja, meskipun dia harus ijin pulang lebih awal karena ada seseorang yang harus dia temui sebelum menjemput Doyoung.

Jam makan siang sudah lewat. Jam pulang Doyoung juga sudah lewat sejak lima belas menit yang lalu, tapi Jihoon belum juga nampak kehadirannya untuk menjemput Doyoung.

Doyoung menunggu Jihoon di depan gerbang sekolah ditemani Yoshi. "Papa kok lama sih." Doyoung sudah cemberut sejak tadi. Siap memarahi Jihoon jika sampai papanya itu tidak segera tiba.

"Doyoung duduk sini aja dulu, nanti juga papa pasti dateng."

Doyoung menurut dan ikut duduk di sebelah Yoshi. Wajahnya masih cemberut dengan bibirnya yang sudah mengerucut maju dan berjalan dengan kakinya yang ia hentakkan keras. "Kak Yoshi punya hp gak? Panggilin papa pake hp aja, biar cepet."

Yoshi sempat bingung dengan kalimat Doyoung, namun setelah mengerti Yoshi hanya bisa mengangguk seraya terkekeh pelan. "Iya, kak Yoshi ada hp kok. Bentar ya."

Baru Yoshi berniat mengambil ponselnya untuk menghubungi Jihoon, sebuah mobil silver yang sudah pasti adalah milik Jihoon berhenti di pinggir jalan. Di belakang mobil Jihoon ada mobil lain berwarna merah yang juga ikut berhenti. Jihoon segera turun dari mobil dan berjalan cepat menghampiri putranya yang sudah terlihat sangat kesal.

"Papa kok lama sih, Dobby capek tau nunggunya."

Jihoon berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Doyoung yang sudah berdiri dari duduknya tadi. "Maaf ya, tadi papa harus ngurus sesuatu dulu. Tapi papa punya sesuatu buat Dobby, Dobby pasti suka."

Doyoung kembali tersenyum ketika mendengar Jihoon bilang punya sesuatu untuknya. "Apa? Papa beliin Dobby mainan lagi?"

Jihoon meringis pelan seraya menggeleng. "Bukan... Tapi mungkin nanti kamu bakal dapet mainan baru. Ini yang lain, yang lebih keren."

Doyoung nampak berpikir karena bingung. Bahkan Yoshi yang sejak tadi hanya mendengarkan juga jadi ikut penasaran dengan apa yang Jihoon maksud. "Apa sih pa? Dobby gak tahu."

"Tunggu di sini." Jihoon segera beranjak. Pergi menghampiri mobil merah yang tadi parkir di belakang mobil Jihoon. Jihoon membuka pintu penumpang mobil itu. Dia nampak berbicara sebentar dengan seseorang di dalam mobil itu sebelum akhirnya Jihoon sedikit menyingkir agar orang di dalam mobil itu bisa keluar.

Seorang wanita berparas menawan keluar dari mobil itu dengan sebuah senyum manis yang semakin memperelok parasnya. Jihoon juga ikut tersenyum pada Doyoung. Sementara Doyoung sendiri sudah membuka mulutnya lebar karena terkejut.

PAPA [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang