Seminggu. Hanya tinggal seminggu sampai hari di mana Jihoon akan memulai kembali lembaran cerita hidupnya bersama orang yang kini mengisi kekosongan hatinya, Yoshi. Pernikahannya diadakan sebulan setelah kejadian di pernikahan Junkyu malam itu.
Dan ini adalah kali pertamanya mendatangi makam kedua orang tuanya untuk meminta izin. Jihoon tidak pernah datang lagi kemari setelah Lia yang hamil putranya, Jihoon merasa bersalah pada orang tuanya sehingga membuatnya tidak berani datang berkunjung lagi. Tetapi setelah dipaksa Junkyu dan dibujuk Yoshi, Jihoon memutuskan datang untuk meminta izin sekaligus meminta maaf.
"Maafin Jihoon."
Jihoon duduk sendirian di samping makam kedua orang tuanya, tadinya Yoshi juga di sini dengan Doyoung juga. Tapi sepertinya Doyoung tidak suka berada di sini terlalu lama jadi Yoshi pamit pergi lebih dulu bersama Doyoung agar Doyoung tidak rewel terus.
"Maaf karena Jihoon udah bikin kalian kecewa."
Yoshi pernah bilang padanya bahwa Jihoon tidak sepenuhnya salah, setidaknya Jihoon masih mau bertanggungjawab. Lia juga pernah bilang bahwa dia baik-baik saja dan sudah bahagia sekarang, jadi Jihoon tidak punya alasan untuk terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Sekarang Jihoon udah baik-baik aja. Tolong kasih Jihoon izin untuk sekali lagi mencoba kesempatan bahagia bersama orang yang Jihoon sayang."
Jihoon bangkit. Dia memperhatikan makam kedua orang tuanya sekali lagi sebelum tersenyum pada angin lalu dan beranjak pergi dari sana. Mungkin sudah seharusnya dia datang kemari sejak dulu untuk setidaknya mendapat ketenangan dalam hatinya.
— Day
Jihoon terdiam seraya memandang pantulan dirinya di cermin. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan mengenakan pakaian formal ini untuk sebuah pernikahan, itu karena Jihoon yang sudah sempat menyerah pada keadaan dan berpikir tidak akan menikah sampai kapanpun. Tapi lihat dia sekarang, mematut dirinya sendiri di depan cermin demi sebuah penampilan yang sempurna untuk pernikahannya sendiri.
"Jihoon."
Jihoon berbalik. Dia tersenyum lega saat melihat Junkyu yang berdiri di ambang pintu. Junkyu masuk dan mendekati sang sahabat.
"Haah, tau gitu kita nikahnya bareng aja kemaren. Biar keliatan kompak banget jadi sahabat."
Jihoon hanya bisa tertawa pelan mendengar penuturan Junkyu. Memang siapa yang menyuruhnya malah mengajukan jadwal pernikahannya? Pastinya jadwal Renjun yang memaksa diajukannya pernikahan mereka.
"Kamu nanti sama siapa ke altarnya?" Junkyu bertanya bingung. Ayah Jihoon sudah tidak ada, jadi siapa yang akan mengantar Jihoon nanti?
Jihoon tersenyum teduh. "Ada lah,"
"Siapa? Harusnya kamu bilang sama aku, biar aku minta ayah aku yang anterin kamu." Junkyu mengajukan saran yang sudah tidak berlaku lagi. "Atau sama aku aja?"
Jihoon memandang terkejut pada Junkyu. Sungguh dia tak pernah terbayang jika Junkyu yang mengantarnya. "Masih ada tetangga aku, ayahnya Yedam mau kok. Dia udah setuju."
Ayah Yedam sudah seperti ayahnya sendiri di saat-saat tertentu, beliau banyak membantu Jihoon. Sama seperti ibu Yedam yang senantiasa membantu Jihoon dalam berbagai kesulitan.
Jihoon benar-benar bersyukur karena telah dipertemukan dengan begitu banyak orang baik dalam hidupnya.
Tidak lama setelahnya ayah Yedam datang menjemput Jihoon, dan Junkyu segera beranjak kembali ke ruang pernikahan bersama tamu lainnya, tentunya sebelum dia kena amuk Renjun karena pergi terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA [ yoshihoon ]
Fiksi PenggemarB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Kehadirannya memang untuk mengisi kekosongan di dalam relung hatinya. Kebahagiaannya hanya sederhana, sesederhana terbitnya sang mentari di pagi hari. "Dobby bakal punya banyak papa?" ⚠️ boy x boy Yoshi; dom/top Jiho...