20. Hilang

600 81 24
                                    

Naruto masih mencoba berfikir positif meski hatinya terus bergemuruh. Bayangkan mengerikan terus terputar di kepalanya hingga membuatnya pening luar biasa.

Naruto tidak siap jika dia harus kehilangan Hinata.

"Gak, Hinata pasti di masih di sana. Mungkin hapenya lowbat jadi dia gabisa di hubungi.." gumam pemuda itu, dia mengendarai mobilnya dengan gursar, Naruto berulang kali mengumpat tatkala mendapati lampu merah padahal dia sedang sangat terburu-buru.

"Brengs*k," kesalnya sambil memukul setir mobil. "Nat, tungguin gue pliss.."

***
Hinata berjalan-jalan di sekitar taman yang ada di dekat apartemennya, gadis itu terlihat santai dengan setelan celana jeans dan sweeter yang membungkus tubuh mungilnya.

Pagi ini Hinata ingin menikmati sejuk udara yang tenang seorang diri. Sudah sangat lama sekali rasanya Hinata tidak menghabiskan waktu sendiri, selama ini Hinata selalu di sibukkan dengan Naruto dan Naruto. Dia tidak pernah memanjakan dirinya sendiri.

Hinata mengerutkan keningnya saat melihat seseorang sedang sibuk berlarian bersama anak-anak. Pemuda tampan yang juga merupakan tetangga Hinata. Sasori sedang bercanda ria dengan anak-anak di sana, dari yang terlihat sepertinya anak-anak itu sangat menyukai Sasori.

Sudut bibir Hinata tertarik ke samping, rasanya sudah sangat lama Hinata tidak melihat anak-anak tertawa bahagia seperti itu. Selama ini Hinata tidak begitu menghiraukan anak-anak di sekelilingnya.

Kaki mungilnya melangkah menyusul pemuda itu, siapa sangka wajahnya yang menurut Hinata agak menjengkelkan itu bisa terlihat begitu ramah dan hangat di antara anak-anak.

"Bang.." panggil Hinata pelan.

Sontak kegiatan Sasori dan anak-anak itu terhenti. Mereka semua menatap Hinata dengan tatapan mata beranekaragam yang membuat Hinata sendiri kikuk.

"S-sori kalau aku ganggu," gugup Hinata, dia berbalik dan ingin langsung pergi namun sebuah suara cempreng membuat langkah Hinata terhenti.

"Kakak cantik mau kemana? Gak jadi ikut main?" Tanya salah satu anak di sana.

Hinata menarik nafasnya panjang sebelum akhirnya berbalik. Sasori tersenyum tipis pada Hinata lalu memberi isyarat agar gadis itu duduk di sebelahnya. Dengan ragu-ragu dia menurutinya. "Gapapa santai aja, mereka suka temen baru.." ujar Sasori.

"Kak aku punya permen, kakak mau?" Seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun berlari menghampiri Hinata, matanya berbinar dan terlihat sangat jernih. Hinata hendak menolak namun Sasori menyenggol lengan gadis itu pelan.

"Terima aja kalau dia emang niat berbagi sama kamu, itu bagus karena anak kecil juga harus di ajari tentang berbagi.."

Hinata mengurungkan niatnya menolak, dia menerima permen itu sambil tersenyum ramah. "Makasih ya, lain kali kakak yang belanjain kamu makanan. Oke?"

"Janji ya kak?" Anak berusia lima tahun itu tersenyum lebar sambil mengacungkan kelingkingnya.

"Janji!!" Sahut Hinata, dia menerima janji kelingking dengan anak itu.

"Aku boleh ajak mereka kan?"

Hinata terdiam sejenak lalu menatap anak-anak yang juga sedang menatapnya. Jumlah mereka sekitar 6 orang dan mereka semua menatap Hinata dengan penuh harap.

Hinata tertawa lepas begitu melihat wajah-wajah polos itu seperti cemas. "Iya-iya, Kakak ajak kalian semua besok jangan takut.."

"YEAY!!!!"

Sorak mereka semua kompak, dan Hinata tidak bisa tidak tertawa melihat tingkah mereka.

Hatinya menghangat, ada perasaan aneh yang merayap di dalamnya.

Another Life | Namikaze Naruto✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang