Seseorang membuka pintu rooftop. Mencari seseorang yang di kenal. Terlihat seseorang yang menghisap rokok di sana.
"Rencana lo berhasil?"
"Berhasil dong"
"Gila lo. Bisa dibully lo kalau kayak gini" ucap Ello santai.
Nada bicara Ello santai namun tidak dengan wajahnya. Terpampang jelas wajah khawatirnya.
"Gak papa, demi kebaikan dia juga. Gak baik dia suka sama gue"
"Kan lo bisa bicara baik-baik sama dia"
"Hah. Gue malas dikasihani. Gue bicara sama dia bukan menjauh malah posesif dia ke gue"
Ello mendekat ke arah Win. Win menatap langit biru itu. Namun Ello tahu, pandangan Win kosong. Ello menunggu Win melanjutkan ceritanya.
"Gak sia-sia gue bersikap seperti jalang. Gonta-ganti pacar. Post foto club di Instagram. Godain dia, cium-cium lah. Akhirnya dia menjauh sekarang"
"Gue cuma takut, nanti kalau gue pergi dia semakin terpuruk. Gue gak mau dia makin cinta sama gue"
"Bocil gue ternyata peka"
"Hahaha gue sudah peka dari 8 tahun lalu. Tapi gue sadar, suatu saat gue bakal ninggalin dia. Gue gak mau dia makin jatuh. Sekarang dia jatuh tapi dia masih bisa bangkit. Lah kalau gue terima? Bisa-bisa dia ikut gue ke kuburan"
"Lo gak sakit lihat dia sama yang lain?"
"Sakit dikit sih. Tapi gak papa. Gue malah senang. Ada yang gandeng dia waktu dia jatuh. Pengganti gue tuh"
Win menunjukkan senyumnya pada Ello. Ello sadar senyum itu. Senyum yang dari awal ditunjukan Win kepadanya. Bukan senyum tertarik, namun senyum untuk berbasa-basi.
"Kapan check up lo?" tanya Ello
"Gue bakal lebih sering check up. Kata dokter jantung gue makin parah. Heran mau mati harus banget ya gini. Sakit dulu"
"Omongan lo. Lo harus sembuh"
"Iya kalau ada pendonor ya gue sembuh. Kalau gak ya gue di samping Tuhan" canda Win.
"Candaan lo serem anjir"
Sebelum menjawab pernyataan Ello, seseorang masuk dan langsung memeluk Win. Win mengelus kepalanya.
"Lo kenapa?"
"Lo kenapa kayak gitu? Gue gak mau lo jelek dimata orang-orang"
"Sudahlah gue gak papa. Lagian paling bentar lagi mereka juga gak bakal lihat gue. Jadi biarin aja sekarang kayak gini"
Win melepaskan pelukan orang itu.
"Yah lo nangisin gue?"
Win menghapus air mata orang itu.
"Nik dengerin gue ya. Gue gak papa. Jangan pikirin gue. Sekarang tugas gue sudah selesai. Gue titip Bright. Cuma dia sama Bunda yang gue punya. Sekarang tugas lo yang jagain Bright"
"Tapi gue gak mau lo pergi. Lo harus janji sama gue. Lo harus bertahan"
Win menatap Ello. Meminta bantuan untuk menenangkan Nika. Namun Ello tak kunjung peka.
"El, adik lo nangisin gue nih. Bantuin tenangin kenapa sih"
Barulah Ello mendekat ke arah Win dan Nika. Ello menarik adiknya hingga sang adik memeluk tubuh Ello.
"Bang, usahain ya cari pendonor buat Win. Jangan sampai Win pergi"
"Lah seharusnya lo kan seneng Win pergi. Lo bisa deketin Bright"
KAMU SEDANG MEMBACA
2920 Days [ Bright x Win ] ✓
FanficLucu ya kehidupan ini. Aku yang berusaha agar kamu cinta sama aku tapi banyak orang yang menangin hati kamu. Sebenarnya aku yang bodoh atau kamu yang buta sama semua perhatian aku? gak adil banget ya tuhan kasih perasaan ini. Cerita tentang persahab...