Operasi akan dilaksanakan. Win sudah dibawa menuju ruang operasi. Sedangkan Ello dan Nika berada di depan ruang operasi. Ello dan Nika merasa ketakutan. Takut akan kegagalan dari operasi ini.
"Bang, habis ini Win sembuh kan?"
"Iya Win sembuh"
"Bang siapa yang donorin jantungnya?"
Ello hanya diam. Nika menatap curiga Ello.
"Kenapa abang diam?"
"Bunda Win kemana bang?"
"Bang, tadi Win teriak jangan ambil Bunda. Bukan Bunda kan bang?"
Ello lagi-lagi tak menjawab. Namun tiba-tiba Bunda Win berlari menuju ke arah Ello dan Nika. Nika yang melihat itu segera memeluk Bunda Win.
"Bunda"
"Kenapa Win bisa operasi? Jadwal operasi besok"
"Ada yang donorin jantung ke Win tante"
"Siapa?"
Ello menyerahkan handphone yang diberikan dokter. Bunda Win menatap tak percaya handphone itu. Ada noda darah di handphone itu.
"Gak, gak mungkin"
"Gak mungkin Bright yang mendonorkan jantungnya. Gak mungkin. Saya sudah suruh Bright jaga Win. Gak, gak mungkin Bright pergi"
"Tante, tenang tante" ucap Ello.
Nika memeluk tubuh Bunda Win yang sudah terduduk di lantai.
"Bagaimana sama Win? Win gak mungkin terima semua ini. Win sayang sama Bright. Gak, Bright gak boleh pergi"
"Bun tenang" ucap Nika.
"Bunda bingung Nik. Bunda takut. Gimana nanti Bunda jelasin ke Win? Gimana Bunda nanti nenangin Win? Win sayang banget sama Bright Nik. Bunda gak tahu harus gimana"
"Nanti kalau Win sudah sadar kita jelaskan pelan-pelan Bun" ucap Nika.
"Bunda gak mau Win stres karena ditinggal Bright Nik. Bunda gak mau Win menderita lagi. Kalian gak tahu betapa sayangnya Win sama Bright. Win lebih butuh Bright daripada Bunda"
"Tante tenang ya. Terpenting sekarang kita berdoa semoga operasinya lancar. Jika tidak kita bisa kehilangan mereka berdua"
"Gak, gak boleh. Mereka harus selamat"
Ello menghela nafas. Ello sangat tahu jika akan ada salah satu dari mereka yang meninggal jika berhasil. Atau keduanya akan pergi bersama.
Hampir 9 jam Ello menemani Bunda Win. Nika masih setia memeluk tubuh Bunda Win. Bunda Win bahkan tak berhenti menangis. Mulutnya terus mengucapkan kata gak mungkin.
"Gak, gak mungkin ini Bright. Ini pasti mimpi"
"Gak mungkin, mereka akan bersama"
"Gak, gak mungkin"
"Mereka harus bersama nanti. Harusnya aku yang pergi"
"Gak, mereka harus bersama"
"Bun tenang ya"
"Mereka harus bersama Nik. Mereka saling cinta. Seharusnya Bunda yang pergi"
Kepala Ello semakin pusing. Dirinya pun ketakutan sekarang. Takut akan operasi yang gagal. Keringat dingin mulai membasahi tubuh Ello. Nika yang melihat Bunda Win dan Ello pun ikut menangis.
"Bright masih hidup kan El? Bright masih bisa sama Win kan?"
"Bright gak ninggalin Win kan Nik? El?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2920 Days [ Bright x Win ] ✓
FanficLucu ya kehidupan ini. Aku yang berusaha agar kamu cinta sama aku tapi banyak orang yang menangin hati kamu. Sebenarnya aku yang bodoh atau kamu yang buta sama semua perhatian aku? gak adil banget ya tuhan kasih perasaan ini. Cerita tentang persahab...