Bunda Win masuk ke dalam ruangan Win. Terlihat Ello yang sedang tertidur di samping ranjang Win dengan menggenggam tangan Win. Sedangkan Win sedang terdiam menatap jendela kamar rawatnya. Win yang melihat Bundanya langsung tersenyum.
"Bun" panggil Win tanpa suara.
Bunda Win berjalan mendekat ke ranjang Win. Tangan Bunda Win mengelus rambut Ello. Ello yang merasa ada yang menyentuhnya segera bangun.
"Eh tante"
"Kamu kayaknya capek. Pulang ya"
"Gak kok te. Tadi cuma agak ngantuk aja"
"Kamu belum makan kan?"
"Belum te"
"Makan sekalian ya. Tante bawa banyak ini"
"Gak usah te. Saya makan di rumah aja. Kasian adik saya makan sendiri"
"Lo mau pulang?" tanya Win.
"Iya kasian Nika"
"Salam ya buat Nika. Gue kangen tuh anak kecil"
"Iya nanti gue salamin"
Ello mengambil tasnya lalu menyalami Bunda Win.
"Te saya pulang dulu. Besok saya kesini lagi"
"Jangan sering kesini. Nanti kamu capek El. Kamu harus istirahat"
"Gak capek kok te. Kan sudah istirahat malamnya"
"Ya sudah terserah kamu saja El"
"Saya pamit te"
Ello keluar dari ruang rawat Win. Bunda Win segera menyiapkan makanan untuk Win.
"Bunda masak apa?"
"Sayur sop aja gak papa kan? Kamu belum boleh makan yang keras-keras"
"Gak papa Bun. Yang penting masakan Bunda"
Bunda Win segera duduk di samping ranjang Win. Menyuapi anaknya.
"Bun, Win kapan boleh duduk lagi?"
Ekspresi Bunda Win berubah menjadi sendu.
"Kita tunggu dokter dulu ya. Nanti kalau dokter sudah bilang Win bisa duduk, baru Win duduk"
"Win gak cacat kan Bun?"
"Gak lah Win. Kamu itu aneh-aneh aja"
Bunda Win kembali menyuapi Win. Sedikit repot dengan posisi Win sekarang. Win menatap Bundanya.
"Bunda kenapa nangis lagi?"
"Bunda gak papa. Cuma terharu, anak Bunda kuat banget. Anak Bunda bisa bertahan sampai sekarang"
Win menghapus air mata Bundanya.
"Iya dong, Win kan anak Bunda. Bunda aja kuat apalagi Win. Win bertahan buat Bunda. Win gak mau lihat Bunda sedih. Apalagi sampai nangis kayak gini"
"Kalaupun Win cacat, Win gak papa kok Bun. Yang penting ada Bunda di samping Win"
"Kamu gak cacat Win. Kamu masih bisa duduk. Kamu cuma butuh terapi habis operasi. Kamu tenang saja ya. Bunda akan usahakan semuanya buat kamu"
"Terima kasih malaikat tanpa sayap Win"
Bunda Win hanya tersenyum. Namun matanya masih mengeluarkan air mata.
"Bunda mau gak turutin permintaan Win? 1 aja gak banyak kok"
"Kalau aneh-aneh, Bunda gak mau"
"Gak aneh bun"
"Ya sudah, apa?"
"Bunda cari pendamping ya. Win gak mau Bunda kesepian nanti kalau Win pergi. Bunda juga butuh penguat. Win sakit lihat Bunda sok kuat di depan Win. Bunda juga butuh bahu buah bersandar. Bunda kalau mau nangis boleh kok. Jangan senyum palsu Bun"
Tangisan Bunda Win semakin menjadi. Bunda Win meletakkan piring diatas meja. Tangannya menggenggam tangan Win.
"Bunda gak butuh pendamping Win. Bunda cuma butuh kamu bertahan sama Bunda. Bunda cuma mau kamu selalu ada di samping Bunda. Bunda cuma mau lihat senyum kamu setiap Bunda bangun. Bunda cuma mau anak Bunda ini kembali sehat. Bunda gak butuh yang lain"
"Bunda jangan nangis"
Win menghapus air mata Bundanya.
"Jangan bicara kayak gitu lagi. Bunda aja yakin kamu sembuh. Kenapa kamu harus berpikiran buruk terus"
"Iya Bun"
"Mau lanjut makan?"
"Win sudah kenyang Bun"
"Ya sudah Bunda beresin ini dulu"
Bunda Win segera membersihkan sisa dari makanan Win. Setelah selesai membereskan piring, Bunda Win segera duduk kembali di samping Win.
"Bun, Win gendutan ya?"
"Gak kok, kata siapa? Win masih kayak dulu"
Win menatap perutnya yang sedikit membesar. Bunda Win juga menatap perut Win.
"Gak papa itu, nanti kalau kamu sudah dapat pendonor pasti perut kamu kecil lagi"
"Jadi Win gak gendut ya Bun?"
"Gak dong"
"Bun, Win mau dielus dong kepalanya. Win mau tidur"
Tanpa berbicara, Bunda Win segera mengelus kepala Win. Perlahan mata Win tertutup. Semenjak selesai operasi. Win lebih sering mengantuk.
🤍🖤
Yang aku baca di google, gejala orang gagal jantung itu, sering sesak nafas. Perut/kaki membengkak. Jadi maklum Win ngerasa dirinya gendutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2920 Days [ Bright x Win ] ✓
FanfictionLucu ya kehidupan ini. Aku yang berusaha agar kamu cinta sama aku tapi banyak orang yang menangin hati kamu. Sebenarnya aku yang bodoh atau kamu yang buta sama semua perhatian aku? gak adil banget ya tuhan kasih perasaan ini. Cerita tentang persahab...